Tettt Tetttt Tetttt
Bel istirahat pertama berbunyi. Semua siswa layaknya keluar dari kelas untuk pergi ke kantin. Tapi tidak untuk Shabilla, Avrilla dan Adilla. Cukup lama memendam amarah membuat Vrilla melangkah menuju meja Shabilla.
"Eh lo! Dasar penghianat! Lo bilang lo sahabat gue, tapi apa? Lo nusuk gue dari belakang!-" Vrilla meledak.
"Maksud lo apaan? Gue gak ngerti deh, sumpah!" jawab Billa yang seraya berdiri seakan melawan Vrilla.
"Lo tadi jalan kan sama Gilang? Baru kemaren gue bilang kalau gue suka' sama Gilang! Dan sehari setelah itu lo langsung ngrebut dia!"
Billa diam tak berkutip. Dia baru tau, ternyata Vrilla bisa semarah itu.
"Kalian apaan sih? Kayak anak kecil deh!" ucap Dilla melerai.
"Lo juga Dill!! Gue kemarin tau lo juga pergi kan sama Zafran?" ucap Billa memojokkan Dilla. Billa yang tadinya diam meluap juga karena menahan amarah.
Semuanya diam. Hening. Vrilla mulai melangkahkan kakinya berniat untuk pergi. Diikuti oleh Billa. Adilla berjalan menuju tempat duduknya.
Adilla memang tak ada hubungan khusus dengan Zafran. Namun karena kejadian kemarin, membuat Billa marah. Marah. Semua ancur. Persahabatan tiada lagi.
Yang katanya janji, semua ingkar.
∆∆∆
Sedikit terbesit rasa bersalah pada diri Adilla. Ia merasa apa yang telah dilakukannya kemarin salah. Sebuah bayangan menuju kelasnya. Ternyata Zafran. Kebetulan hanya ada Adilla didalam kelas.
"Adilla lo kenapa? Kok nangis?" tanya Zafran sembari mengangkat alisnya.
"Shabilla cemburu sama gue," jawab Dilla sengit.
"Maksud lo?"
"Iyaa si Billa tau kemarin pas kita jalan" ucap Dilla sambil mengangkat kepalanya untuk dapat menatap Zafran.
Zafran hanya ber-oh," Yaudah jangan nangis, lo gak salah. Gak ada yang salah," jawab Zafran menenangkan dan mulai duduk disamping Dilla.
"Semuanya ancur Fran. Temen gue ilang semua. Vrilla juga katanya tadi pagi tau Billa jalan sama Gilang, makanya sekarang ngejauh semua," jelas Dilla.
"Gilang sama Billa?"
"Iya kata Vrilla. Dia tadi marah-marah sama Billa, pas gue mau cegah, gue jadi kena marah juga" ucap Dilla.
Zafran terkekeh.
"Malah ketawa! Gak lucu Zafran" ucap Dilla kesal.
"Bercanda Dilla," ucap Zafran tersenyum menahan tawa, "Senyum dong! Jangan manyun aja!" rayu Zafran.
Zafran menghitung, "Satu, dua, tiga,em-
Dilla tersenyum, " Ahh Zafran!"
Semua ketawa, sekejap tangis itu hilang.
"Gue balik ke kelas ya," pamit Zafran.
Dilla mengangguk menunjukkan jawaban 'iya'
∆∆∆
Kakinya melangkah dengan sangat cepat, tak memperdulikan suasana sekitar. Air matanya membasahi kedua pipinya. Mungkin semua orang melihat aneh dan bertanya-tanya.