Tetes Kedua

13.3K 1K 70
                                    

Sakura berjalan di bawah guyuran deras air hujan. Wajahnya termenung, air matanya kini mulai berlinang. Sorot dari lampu jalan, membuat suasana yang hening karena hujan, semakin suram. Sakura menghapus air mata yang jatuh kepipinya. Tubuhnya bergetar, antara menahan luka dihatinya dengan dinginnya air hujan.

Sakura tak percaya dengan apa yang telah dia lihat di televisi tempatnya bekerja paruh waktu. Kekasihnya yang baru saja mengajaknya berlibur ke hawaii. Kekasih yang baru saja mendapatkan hal paling indah dari dirinya. Kekasih yang selama ini menjadi satu satunya yang ada dihatinya. Telah mengkhianati cintanya dengan bertunangan dengan wanita lain. Wanita yang berumur tak jauh darinya. Wanita yang sederajat dengan keluarganya. Dan wanita yang berada di dunia yang sama dengan dunianya.

Hatinya teriris perih. Seseorang yang selama ini dia percaya, nyatanya tak menjelaskan apapun padanya. Sakura menarik sudut bibirnya. Tersenyum sinis. Menertawakan luka yang dia alami sendiri. Sejak kapan sakura menganggap seseorang yang dia cintai adalah kekasihnya. Bahkan pria itu tak pernah menyatakan cintanya.

Sakura terjatuh ditengah jalan. Limbung menyadari kenyataan yang baru saja disadarinya. Kebahagiaannya pada pria bernama uchiha sasuke telah membuatnya buta. Ya, sangat buta. Selama ini, sakura berfikir, sasuke juga mencintainya. Selama ini, sakura berfikir, sasuke juga sangat menginginkannya. Tapi, kenyataan tak pernah selalu indah layaknya impian.

Menyadari ke tololannya selama ini. Sasuke menungguinya setiap malam ditempatnya bekerja, tak lantas membuat sasuke tertarik. Sasuke mengajaknya jalan jalan, tak lantas bisa diartikan kencan. Sasuke selalu menciumnya, tak lantas berarti cinta. Dan sasuke melakukannya, tak lantas karena benar benar ingin melakukannya.

Sakura menangis sejadinya. Rambut panjangnya terurai berantakan akibat hujan deras yang masih mengguyurnya. Bagaimana bisa, dirinya sebuta ini. Kedua tangannya mengepal erat, mengingat wajah sasuke bersanding bahagia bersama seorang model papan atas. Yang bahkan tak bisa dibandingkan dengan dirinya. Sakura memukuli dadanya yang sesak karena menyadari selama ini dirinya hanya menjadi seorang jalang, penghibur disaat sasuke ingin. Bahkan, sasuke tak pantas untuknya. Sangat tak pantas. Selama ini, sakura menganggap Aktor yang dia idolakan dihatinya adalah miliknya. Tapi ternyata tidak, sakura tak memiliki apapun.

Wajah sakura disinari lampu dari mobil yang mulai memelankan lajunya. Sosok pria yang baru saja sakura lihat keluar dari dalam mobil hitamnya. Sasuke memeluk sakura yang telah terduduk di jalan. Sasuke mengatupkan wajah sakura. Melihat mata yang tampak redup dan memerah. Wajah sakura pucat dan tak ada ekspresi apapun yang bisa dibacanya. Sasuke mengangkat sakura. Membawanya ke dalam mobilnya setelah menyelimuti sakura dengan jaketnya.

"Apa yang kau lakukan, sakura?" Pertanyaan sasuke, tak mendapatkan  reaksi dari sakura.

"Aku mendengar kau kabur dari tempatmu bekerja." Sakura masih tak menampakkan ekspresinya. Pandangannya nanar dan entah melihat apa. Berkedip pun tidak. Sakura terlihat seperti linglung dan mati rasa.

"Apa yang telah terjadi denganmu, sakura." Sasuke menyentuh kedua pipi sakura dengan tangannya. Dan membawa wajah sakura untuk menatapnya.
Sasuke hanya melihat kekosongan di emerald teduhnya. Dan itu, membuat sasuke menyadari sesuatu. Sakura pasti sudah melihat pesta pertunangannya dengan wanita lain di televisi. Sasuke sedih mengetahui kenyataan bahwa, seseorang yang sanggup melukai kekasihnya adalah dirinya sendiri. Kekasih kecilnya. Kekasih yang selama ini selalu menunggunya, untuk bisa bertemu tanpa memberi kabar apapun. Kekasih, yang selalu bisa membuatnya tersenyum di saat dirinya tak punya siapapun. Ya kekasih kecilnya, yang telah memberikan hal paling berharganya beberapa hari yang lalu.

Sakura menepuk kecil pipi sakura. Emerald sakura bergerak memandang onyknya. Tapi yang tersirat hanyalah ketulusan yang terluka. Ya, emerald yang biasanya berbinar cerah. Telah berganti menjadi redup, suram.

TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang