Jugo menyamar sebagai awak kapal yang bekerja di perusahaan perikanan milik Inuzuka Kiba. Setelah mencekik dan mengambil seragam milik awak kapal lainnya. Tugasnya sekarang adalah mengambil ikan yang salah dari kapal induk milik perusahaan Inuzuka. Jugo menyiapkan box besar dimana atasnya sudah dilapisi papan untuk memberi ruang di dalamnya.
Dengan kapal boat, Jugo menyusul kapal induk dengan kecepatan diluar rata rata. Yang terpenting sekarang adalah keselamatan Tuan Putri nya. Melihat Kapal Induk yang telah menurunkan jangkarnya untuk berhenti dan menunggunya di tengah laut, membuatnya sedikit puas. Jugo menghampiri Kapal Induk, awak kapal lain memberinya jalan, untuk berpindah kapal, dan mengangkut box.
"Cepat sekali kau??" Sapa salah satu awak kapal induk.
"Ya, kapalnya lumayan." Jugo memberinya beberapa lembar dokumen.
"Ambil secepatnya, kami harus cepat cepat berlayar." Awak kapal berseragam sama dengan Jugo menandatangani dokumen dan memberikannga lagi.
"Dimana penyimpanan??" Jugo berpura pura tolol dengan senyum yang sebenarnya mengerikan.
"Jangan bercanda, pergilah kebawah."
Sarada mengetuk ngetukkan kakinya. Memikirkan keajaiban apa yang bisa dia lakukan. Kedua kaki dan tangannya terikat, tubuhnya menggigil karena hawa dingin dari lemari penyimpanan ikan. Tak ada jalan keluar dan apapun yang bisa dia perbuat untuk membebaskan dirinya sendiri. Sarada terpejam, berharap agar ada seseorang yang telah dikirim orang tuanya untuk menolongnya. Dalam pikirannya, Jugo akan datang. Ya, derap langka di dek kapal, membuat hatinya sedikit membesar karena instingnya mengenali langka jugo. Langka yang begitu gesit dengan tekanan kaki yang menghantam dalam. Sarada selalu peka akan hal hal kecil.
Mendengar derap langka yang semakin dekat. Sarada memejamkan matanya kembali. Menganalisa pergerakan. Pintu yang terbuat dari besi itu terbuka. Seseorang mendorong sesuatu, dan pintu tertutup kembali.
"Ojou sama." Panggil Jugo.
"Kemana saja kau Jugo. Aku akan mati sebentar lagi jika kau terlambat." Sarada membuka matanya.
"Gomenasai, Ojou sama." Jugo melepas ikatan di tubuh Sarada.
"Ya, harusnya aku lebih cerdas dari pada ini." Gumam Sarada.
Jugo membuka box, membuka lagi papan penahannya dan mengambil manekin anak kecil seukuran dengan Sarada.
"Ojou sama, pakailah ini segera." Jugo memberikan bungkusan baju yang dia simpan di dalam dasar box. Tanpa pikir panjang, Sarada melepas baju dan menggantinya dengan yang baru. Dengan sigap, Jugo mengambil baju yang dilemparkan Sarada kepadanya untuk dipakaikan ke manekin seukuran Tuan Putrinya.
Jugo membalik kursi, dan mendudukkan manekin. Membuatnya se-mirip mungkin dengan Sarada.
"Kau hebat Jugo." Jugo hanya menanggapi dengan sedikit senyum pujian Sarada. Kemudian mengangkat tubuh kecil Sarada, untuk dimasukkan kedalam box ikan. Jugo menutup dasar boxnya dengan papan dan mulai memasukkan ikan. Untuk menutupinya.
Dengan sikap yang tenang luar biasa, seolah ini adalah pekerjaan kesehariannya. Jugo mendorong box yang berisi Sarada dan Ikan ke arah penjaga kapal untuk ditimbang.
"Ah, kau cepat sekali." Sapa awak kapal yang menyambutnya sejak awal.
"Ya, aku harus cekatan bukan, untuk bisa terus dipekerjakan." Jawab Jugo enteng.
"Ya, kadang kadang Tuan Inuzuka memang sedikit keras." Awak kapal berambut hitam itu mengaitkan box untuk diangkat ke atas penimbang.
"Woah, ini tepat, tanpa harus mengurangi ikan. Kau memang pekerja keras." Si awak kapal menepuk nepuk bahu Jugo. Jugo hanya terdiam dan sedikit menarik bibirnya. Tentu saja, Jugo sudah memperkirakan beratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS
FanfictionCOMPLETE Melahirkan seorang diri tanpa mempunyai suami adalah hal yang paling mengerikan di dunia ini. Seperti Halnya Sakura Haruno. Memiliki bayi dari seorang paling di cintainya, Uchiha Sasuke. Disaat usiany masih remaja. Akankah putrinya terlahir...