Gadis kecil berambut sebahu, sedang memakai Penny boardnya didalam rumah sakit Senju Medical Center. Rumah sakit milik keluarga senju.
"Hey, kau!!! Saradaaaaa... berapa kali nenek bilang. Jangan pernah memakainya jika didalam gedung. Kau mengerti??" Tegur Wanita paruh baya yang tampak masih sexy.
"Nenek Tsunade, dimana mama??" Gadis kecil yang bernama sarada itu mengaitkan penny board nya ke tas punggungnya.
"Sakura sedang melakukan operasi-" Tsunade menutup berkas yang dibawanya.
"-ikut aku." Lanjutnya.
Sarada kecil mengekori Tsunade. Wanita yang dipanggil nenek membawa Sarada kedalam ruangan megahnya. Ruangan ini tak asing untuk sarada, karena Tsunade sering membawanya kesini. Bahkan sejak sarada masih kecil.
"Bagaimana sekolahmu??" Tsunade memandang Sarada.
"Biasa saja." Untuk ukuran gadis kecil berusia Tujuh tahun. Sarada sangat cerdas. Terutama saat diajak mengobrol oleh orang dewasa.
"Mamamu mungkin akan selesai dalam waktu tiga jam lagi. Jadi ikut nenek jalan jalan, ya." Pinta Tsunade. Sarada tampak menimbang apa yang akan dia lakukan. Mengikuti wanita di depannya yang sudah dianggap neneknya. Atau menunggu mamanya selama tiga jam, di dalam ruangannya.
"Hn" gumam sarada. Sarada mengambil ponselnya, kemudian mengetik pesan untuk ibunya. Selama ini apa yang sarada lakukan, harus selalu memberi kabar pada sakura. Tidak peduli apapun yang terjadi, sakura akan menelfonya setiap setengah jam sekali jika sarada tidak memberinya kabar.
Tsunade mengemudikan mobilnya menuju Coffee House. Kedai kopi yang selalu menjadi favoritnya jika dirinya mengadakan meeting dengan klient-nya.
"Sarada, kau mau minum apa??" Tsunade memberikan buku menu pada sarada. Sarada membolak baliknya dengan malas.
"Aku ingin es krim rasa vanilla dengan banyak saus strawberry diatasnya, juga ekstra topping strawberry." Sarada memandang datar pelayan disampingnya. Tsunade tampak terkesima melihat tingkah sarada.
"Kau tak ingin makan??" Tsunade menaikkan alisnya.
"Kau punya salad??" Sarada lagi lagi, tak menggubris perkataan Tsunade. Dan langsung berbicara pada Pelayan.
"Ada, nona. Ini menunya." Pelayan berambut coklat menunjukkan halaman dimana banyak menu salad yang ditawarkan.
"Aku ingin salad original ekstra tomat, dan hanya memakai minyak zaitun sebagai bumbunya." Sarada memerintah. Pelayan, menarik bibirnya sedikit, untuk menghormati tamunya. Dan Tsunade, hanya memesan kopi.
Tsunade selalu penasaran dengan tingkah putri dari muritnya. Tsunade tahu penderitaan sakura, sejak sakura mendatanginya dengan perut yang membesar.
Sakura mengetuk pintu sebuah rumah kecil tapi terlihat asri dari luar. Cat dindingnya berwarna beige dengan perpaduan kuning yang cerah. Banyak tanaman yang terlihat tak sekedar sebagi hiasan rumah. Karena ada beberapa nama ditiap potnya. Pintu berwarna coklat, itu terbuka setelah tiga kali ketukan. Tampak wanita cantik berambut pirang menampakkan dirinya.
"Guru Tsunade." Sakura menyapa Tsunade dengan senyum kecilnya.
"Kau Sakura??" Tanya Tsunade tak percaya.
Tsunade Senju adalah Guru biologinya saat sakura masih duduk di bangku Junior High. Tsunade pergi dari tokyo ke osaka untuk mengurus rumah sakit milik keluarganya. Sakura sangat dekat dengan Tsunade. Tapi selama Tsunade pergi, hanya kabar simpang siur yang selalu di dengar sakura.
"Apa yang kau lakukan disini???" Tsunade memandang sakura tak percaya. Sakura hanya mengelus perutnya dan tersenyum.
"Masuklah." Sakura masuk kedalam ruang tamu yang berwarna hijau pastel. Dan duduk di sofa coklat empuk milik Tsunade.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS
FanfictionCOMPLETE Melahirkan seorang diri tanpa mempunyai suami adalah hal yang paling mengerikan di dunia ini. Seperti Halnya Sakura Haruno. Memiliki bayi dari seorang paling di cintainya, Uchiha Sasuke. Disaat usiany masih remaja. Akankah putrinya terlahir...