Mikoto mendengus kesal setelah mendengar perkembangan Itachi dengan Izumi. Merasa bahwa keputusan Shisui untuk menjauhkan Itachi dengan adiknya adalah hal yang paling tak masuk akal. Mikoto yakin, jika Izumi tak ingin berada jauh dari putra kesayangannya.
"Karin, apa menurutmu aku harus ikut campur urusan mereka?" Mikoto meminum teh yang baru saja di tuang oleh Karin dari teko bermotif bunga bunga.
"Aku rasa tidak perlu nyonya." Karin menunduk.
"Kenapa?" Mikoto memperhatikan wajah Karin.
"Dari pada anda sibuk memikirkan hubungan Izumi sama dengan Itachi sama. Ada baiknya anda memikirkan tentang cucu anda. Selama ini anda kurang dekat dengan cucu anda bukan. Apa anda tidak khawatir jika Sarada sama lebih menyayangi keluarga yang lainnya??"
"Maksudmu Keluarga Haruno??" Mikoto meletakkan cangkirnya di meja.
"Iya Mikoto Sama."
"Aku tidak khawatir soal itu. Karena sebentar lagi Sasuke dengan Sakura akan menikah." Mikoto menatap mata merah Karin tegas.
"Sumimasen, mungkin saya memiliki pandangan lain. Di kondisi rumah tangga Tuan Itachi yang sedang di landa masalah, apa sebaiknya rencana pernikahan Tuan Sasuke di undur sampai kondisi keluarga Uchiha lebih baik? Saya takut jika pandangan publik akan terbelah, karena selama ini Uchiha begitu terkendali. Dan pernikahan disaat Nyonya Izumi sedang terpuruk akan membuat citra dan nama baik keluarga Uchiha terusik."
"Begitu??" Mikoto menganalisa tiap kata dan kalimat yang di lontar kan oleh Karin. Karin memang benar soal itu, tapi Mikoto juga tak bisa mengabaikan kepentingan Sasuke.
"Iya Mikoto Sama." Karin menunduk dalam.
"Apa Sakura pantas menjadi Istri Sasuke, Karin??" Pertanyaan Mikoto membelok jauh dari topik.
"Saya rasa mereka sangat cocok dan serasi sekali Nyonya. Hanya saja, melihat latar belakang dari cerita mereka berdua, saya merasa Nona Haruno belum pantas menyandang nama Uchiha." Karin duduk di depan Mikoto tanpa ijin.
"Kenapa begitu??" Mikoto melipat kedua tangannya di dada. Matanya awas mencoba menembus kepala Karin.
"Selama ini Nona Haruno telah menyembunyikan kebenaran. Kemudian persoalan akhir akhir ini membuat keluarga Uchiha menjadi sorotan Publik. Jika mereka mengetahui rumor Sasuke sama menikah dengan Nona Haruno, sudah pasti publik akan beranggapan bahwa keluarga Uchiha buruk. Terlebih jika hubungan Itachi sama dengan nona Konan terbongkar juga."
"Apa kau menyukai Sasuke??" Pertanyaan Mikoto yang lagi lagi membelok membuat mata Karin membulat. Dari apa yang telah Karin sampaikan Mikoto merasa ada sesuatu antara Karin dengan Sakura.
"Benar rupanya." Mikoto beranjak dan pergi begitu saja. Karin masih terdiam. Karin memang mencintai Sasuke tetapi perasaan yang tak bisa dia miliki membuat Karin ingin membenci semua orang yang bisa memiliki Sasuke.
Sarada menikmati sekali waktunya di kebun anggur milik kakeknya. Sarada tak pernah memimpikan mempunyai keluarga yang begitu lengkap dengan banyak kasih sayang dan cinta seperti ini. Dan sekarang dia ingin merasakan bagaimana rasanya berinteraksi dengan kakeknya, seperti halnya Chocho.
"Kakek, bagaimana kakek bisa menanam semua ini??" Sarada menggerutkan dahinya heran.
"Ah, kakek mempunyai banyak teman disini. Kau lihat itu??? Mereka semua membantu kita." Kizashi Haruno menunjuk beberapa orang di sekitarnya.
"Bukankah mereka pegawai??" Sarada menaikkan alisnya.
"Hahaha... mereka pegawai yang bukan sekedar pegawai. Kakek memulai ini semua dengan meminta bantuan mereka. Awalnya mereka hanyalah petani kecil dengan lahan kecil, kemudian Pamanmu Sasori membelinyam dan kakek mengajak mereka untuk membantu kita. Apa kakek sudah bisa disebut pahlawan, hm??" Kizashi mencolek hidung cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS
FanfictionCOMPLETE Melahirkan seorang diri tanpa mempunyai suami adalah hal yang paling mengerikan di dunia ini. Seperti Halnya Sakura Haruno. Memiliki bayi dari seorang paling di cintainya, Uchiha Sasuke. Disaat usiany masih remaja. Akankah putrinya terlahir...