Tetes Keempatbelas

8.3K 576 30
                                    

"Jidaaaaaaattt!!!" Suara teriakan familiar terdengar di telinga Sakura. Sakura menoleh arah sumber suara, kemudian menjatuhkan gunting yang di pegangnya.

"Ino gendut." Gumam lirih Sakura. Sebenarnya Sakura telah mendengar kabar Ino yang akan datang mengunjungi keluarganya. Tapi setelah sekian lama, bibirnya bergetar dengan pandangan tak percaya. Wanita yang Sakura panggil Ino adalah adik perempuan dari Deidara, juga sahabat Sakura. Wanita cantik dengan tubuh sempurna dan dengan rambut yang lebih terang dari kakaknya.

Sakura berlari kecil mendekati Ino yang merentangkan kedua tangannya.

"Pig." Bisik Sakura, tak kuasa menahan air mata terharunya.

"Telah lama sekali." Ino memeluk erat Sakura.

"Bagaimana bisa kau secantik ini, sialan." Sakura memukul bahu Ino.

"Kau tahu, Sasori selalu memujiku cantik sejak aku lahir." Ino mengusap air matanya.

"Bagaimana kabarmu?" Suara serak Sakura membuat keadaan yang begitu haru, menjadi semakin sendu.

"Kau tahu, aku hancur tanpamu! Brengsek!" Ino memukul kepala Sakura keras.

"Aku minta maaf, sangat minta maaf." Sakura memeluk kembali Ino, dengan senyum penuh permohonan.

"Jangan lagi, Sakura."

Sakura dan Ino memutuskan untuk duduk di taman belakang. Menikmati rasanya wine putih sulingan keluarga Haruno.

"Jadi siapa suami mu??" Sakura menyesap wine-nya disela pertanyaan yang telah dilontarkannya.

"Kau sudah tahu, kenapa bertanya." Ino mengambil kue.

"Aku benar benar tidak tahu, pig." Sakura menggidikkan bahunya jujur.

"Benarkah??" Ino menelan kuenya dengan pandangan tak percaya.

"Dia seniman terkenal." Lanjutnya.

"Siapa?" Jawab Sakura santai.

"Kau benar benar tidak tahu??" Sakura hanya menggeleng. Ino mengedipkan kedua matanya, sebelum Sasuke dengan pria berambut hitam klimis datang.

"Apa dia suamimu??" Sakura melirik pria di samping suaminya.

"Tentu Saja." Jawab Ino bangga.

"Ah, aku Sakura Haruno. Senang berkenalan denganmu." Sakura mengulurkan tangannya dengan senyum tanda persahabatan.

"Ya, Aku Shimura Sai." Pria yang berkulit pucat itu menjabat hangat tangan Sakura, dan juga menyunggingkan senyum memuakkan dari awal. Yaitu senyum palsu tanpa cela.

"Sasuke, istrimu jelek sekali." Puji Sai dengan senyum yang benar benar menyebalkan. Ino menyikut pinggang suaminya. Sakura yang merasa pujian yang terlontar bukanlah sebuah candaan, Sakura tersenyum dengan cara yang sama dengan milik Sai.

Plak...

Tanpa diduga Sasuke memukul kepala Sai dengan keras dari arah belakangnya.

"Ingatkan aku untuk membunuhmu, lain kali." Gumam Sasuke dingin. Sasuke duduk di tempat dimana Sakura duduk. Dan dengan santai menatap Sai yang masih menyunggingkan senyum anehnya.

"Aku rasa kita perlu minuman dingin. Sapporo selalu membuat tenggorokanku bermasalah." Sai duduk di samping Sasuke.

"Apa kalian sudah kenal??" Sakura hanya mematung menatap mereka bertiga.

"Sasuke ternyata rekan bisnis Sai." Ino yang memeluk leher Sai dengan mesra, menjawab cepat pertanyaan Sakura.










TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang