+bonus

5.6K 948 88
                                    

Yerim dengan cepat berlari ke studio Yoongi. Yoongi pasti marah.

Dibukanya pintu itu perlahan sambil mengintip isi studio tersebut. Aura studio ini benar-benar mengerikan. Kalau sudah begini, rasanya Yerim ingin membalikkan tubuhnya dan kabur dari sana.

Tapi tidak mungkin.

Ia lalu duduk di sofa yang terdapat di studio itu. Yoongi masih terus menatap komputernya. Ia bahkan tidak melirik Yerim saat ia masuk.

Yerim lalu berdehem pelan, mencoba membuat Yoongi membalikkan badannya.

Dan ya, Yoongi tidak bergerak sedikitpun.

Yerim menghela nafasnya. Memang dia yang salah. Kemarin, dia pergi reuni dengan teman sekolahnya dulu dan meninggalkan ponselnya.

Bahkan saat pulang ia terlalu lelah dan langsung tidur tanpa menyentuh ponselnya. Dia bergegas kesini begitu menyalakan ponselnya dan melihat banyak pesan dan misscall dari Yoongi.

Merasa tidak tahan terus didiamkan, Yerim beranjak dari duduknya dan berdiri di samping Yoongi yang masih bekerja.

Ia lalu berlutut agar tingginya sejajar dengan Yoongi yang sedang duduk itu.

Ia melipat tangannya di atas meja dan menaruh kepalanya disana, mencoba merayu Yoongi dengan wajah kasihannya.

Dan masih, melirik pun tidak.

Ia lalu dengan jari telunjuknya, menekan-nekan bahu Yoongi. Berhasil. Yoongi melirik bahunya dan langsung menuliskan sesuatu pada sticky notes yang berada di atas meja.

"Don't touch me."

Yoongi lalu menempelkan sticky notes itu pada bahunya. Yerim langsung menatap Yoongi kesal.

Dasar.

"Ya sudah, aku pulang." Yerim lalu mengambil tas kecilnya yang ia taruh di atas sofa dan berjalan ke arah pintu.

Yoongi lalu melirik ke arahnya diam-diam, Yerim benar-benar pulang.

"Dia tidak berusaha membujukku?" Yoongi menghebuskan nafasnya keras. Ia lalu berdiri dan berusaha mengintip dari balik pintu.

Ada Yerim yang memainkan ponselnya di sebelah pintu.

Yoongi tersenyum kecil, Yerim tidak benar-benar meninggalkannya.

Ia lalu memasang wajah datarnya lagi dan mengetuk-ngetukkan pintunya. Membuat Yerim melirik ke arahnya.

Yerim lalu tersenyum lebar dan mengekori Yoongi yang masuk ke dalam.

"Masih marah?" tanya Yerim.

"Hm." Yoongi menjawab hanya dengan gumaman, membuat Yerim memanyunkan bibirnya.

Ia lalu menghampiri Yoongi yang berada di depan komputernya dan membalik kursinya, agar dia berhadapan dengan Yerim.

Yerim berlutut di depannya dan menangkup pipinya, "Maafkan aku."

Ia menatap Yoongi dalam. Wajah Yoongi memanas, ia terus menghindari tatapan Yerim.

Ia lalu beranjak dari duduknya dan menarik Yerim ke arah sofa.

"Perlakuanmu tadi, itu yang dilakukan laki-laki. Kau seharusnya diam saja," ucap Yoongi sambil memainkan ujung lengan baju Yerim.

Yerim tertawa kecil melihat tingkahnya itu. "Kalau aku tidak begitu, kau akan terus mengabaikanku."

Yoongi menatapnya sebentar lalu menarik Yerim ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku, ya?" Yerim bicara di antara pelukan mereka.

Yoongi hanya bergumam dan terus memeluk gadisnya itu.















a/n
lagi mood
kangen Yoongi-Yerim :(

Aku masih gatau pengen bikin sequel atau biarin gini aja atau bikin bonchapt lagi.

Aku juga ada rencana pengen ngeprivate ini, kalo kalian pembaca lama yaaa gausah follow jg gapapa.

dan bonchapt ini, 60% di delsoon EHEHHE soalnya bikin karena kangen doang, ntar kalo ada waktu bikin yang lebih bagus daripada ini:)

thank u♡




Edited: 11 November 2017

fansign | myg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang