Truth

6.9K 1.2K 71
                                    

Dan disinilah Yerim sekarang. Di studio milik Yoongi. Yoongi mengundangnya kesini.

Sudah 20 menit sejak Yerim berada disini, dan tidak ada dari mereka berdua yang berniat untuk membuka percakapan.

Mereka berkali-kali bertatapan lalu mengalihkan pandangan mereka.

"Jadi...apa?" Yerim memutuskan untuk bicara terlebih dahulu.

"Um, tidak tahu."

Yerim menatap Yoongi bingung. "Kau yang mengajakku kesini 'kan?"

"Hanya ingin bertemu."

"Untuk?"

"Tidak tahu."

Mereka lalu tidak ada yang membuka suara lagi. Yerim menatap Yoongi sejak tadi, bertanya-tanya kenapa ia mengajaknya kesini.

Yoongi yang sejak tadi hanya memainkan ponselnya lalu menatap Yerim yang menontonnya sejak tadi.

"Wanita itu, dia sahabatku sejak kecil." Yoongi tiba-tiba bicara.

Yerim hanya diam mendengarkan.

"Dia, benar-benar dekat denganku. Dia yang pertama kali mendukungku saat aku memutuskan untuk menjadi seorang idol. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya,"

"Dan entah kenapa, hari itu ia tiba-tiba meneleponku dan mengajakku pergi. Dia bilang ingin menghabiskan waktunya bersamaku. Sudah pasti aku menurutinya 'kan?"

"Aku tidak tahu apa-apa sampai akhirnya ibunya meneleponku sepulang kami pergi bersama waktu itu. Ibunya mengatakan kalau ia berkali-kali mencoba bunuh diri."

"Ia memiliki masalah dan sedang di masa sulit. Dan dia masih menunjukkan wajah sumringahnya saat pergi bersamaku. Hatiku semakin sakit setiap mengingat senyumnya setiap kami bersama."

"Aku hanya ingin membalas semua perbuatannya padaku. Dia benar-benar seperi adikku sendiri. Melihatnya seperti itu membuatku merasa jahat dan seperti tidak peduli."

Yoongi bercerita sambil menatap ke arah lantai. Bukan, ini bukan Yoongi yang biasa Yerim lihat. Ia terlihat begitu rapuh.

Yerim yang bingung harus berbuat apa lalu tanpa disadari malah menarik Yoongi dalam pelukannya dan menepuk-nepuk punggungnya pelan.

"Tidak apa, ini bukan salahmu. Kau melakukan hal yang benar, Yoongi."

Setelah beberapa menit, Yoongi lalu dengan pelan melepas pelukan mereka.

Canggung, tentu saja.

Yerim menjauhkan jarak duduknya dan menunduk. Mereka sama-sama malu sekarang.

"Maaf, karena aku sudah menuduhmu yang tidak-tidak." Yerim menunduk sambil memainkan jari-jarinya.

"Tak apa, lagipula aku juga salah karena tidak mengkonfirmasi apapun."

"Tapi kenapa kau malah menceritakannya kepadaku?"

"Karena, kita dekat?" Yoongi balik bertanya.

"Sejak kapan?"

"Yasudah. Kalau kita belum dekat, maka detik ini juga, kita resmi telah dekat."

"Terus?"

"Ya, itu berarti levelmu sudah lebih tinggi dari penggemar favoritku, tahu."

"Sekarang aku apa?"

"Teman, mungkin?" jawabnya tak yakin.

"Kau saja tidak yakin," Yerim menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil.

"Berhenti menggunakan banmal. Aku ini 'Oppa'."

"Aku menyesal pernah menyebutmu itu dulu. Karena itu benar-benar menggelikan."

"Semua hal selalu menggelikan bagimu."

"Sebenarnya kau juga, tapi karena kau biasku maka aku memakluminya."

"Yah!"


a/n
aye im back. tebak deh ada yang beda loh. iya, dialognya ga dibold. lupa dan males ngedit hehehehheheheheh.

dan chapt ini khusus buat meluruskan itu si cewe siapa jadi tenang habis ini gaada sedih-sedihan lagi.

/karena jujur aja kalo ff ini gacocok banget ada sedih-sedih gitu. ew:')/

thank u♡

p.s typo atau apapun mohon diingatkan. jempol aq gede qq:(




Edited: 8 November 2017.

fansign | myg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang