Dan setelah perkataan Yoongi tadi, mereka secara otomatis langsung salah tingkah. Yerim langsung pergi menjauh dan duduk di sofa sambil menyembunyikan wajahnya.
Yoongi merasa cangung, lagi. Ia lalu memutar kursinya sambil menunduk dan mencoba untuk menatap Yerim.
Dan tentu saja anak itu, Yerim. Dia menunduk juga.
Yoongi menggaruk-garuk tenggorokannya. "Um, yang tadi itu... tidak usah dipikirkan,"
Yerim langsung mendongak dan menatap Yoongi sambil mengerutkan keningnya.
"Bukannya aku bohong kok. K-kau benar-benar menggemaskan, kok! Tapi, anu, ah, lupakan." Yoongi dengan cepat membalikkan kursinya menghadap monitor komputernya.
Menyembunyikan ekspresi salah tingkahnya.
"Sojin, apa kabarnya?" Yerim tiba-tiba bertanya. Mencoba melupakan hal tadi.
"Baik, sepertinya. Aku sudah lama tidak bertemunya." Yoongi menjawab tanpa membalik kursinya. Belum berani.
"Oh..."
"Terakhir aku bertemu dengannya, dia terlihat senang. Mungkin masalahnya sudah selesai."
Kejadian tahun lalu. Bighit sudah mengkonfirmasinya. Mereka hanya mengatakan bahwa ia teman dekat Yoongi yang sudah seperti adiknya sendiri.
Dan lambat laun orang-orang mulai melupakan masalah itu.
"Oh..."
"Ya Tuhan. Ini canggung sekali." Yoongi tiba-tiba bicara pada dirinya sendiri.
Yerim menoleh ke arahnya dan terkekeh kecil. "Tadi kau bilang lupakan saja. Nyatanya kau memikirkan itu daritadi."
"Kau penyebabnya, tahu."
"Kenapa jadi aku?"
"Tidak tahu," Yoongi lalu membalik kursinya kembali menghadap Yerim yang tersenyum menatapnya.
"Hey, Seo Yerim. Berhenti tersenyum. Kau mau kita jadi canggung lagi, hah?" Yoongi berkata sambil menunjukkan ekspresi kesalnya.
Yerim malah tertawa setelah mendengarnya. "Apa yang lucu?" tanya Yoongi mempertahankan ekspresi sok kesalnya.
"Kau. Kau yang lucu, dan menggemaskan." Yerim menatap Yoongi dengan tatapan menggodanya.
Perkataan Yerim tadi sukses membuat pipi Yoongi memerah. "Y-ya!"
Yerim tertawa keras. Mengejek Yoongi. Dasar tidak tahu diri.
Ia lalu mengecek jam tangan yang ada di pergelangan tangannya. Ia lalu menatap Yoongi sedih.
"Ah, Yoongi mian. Aku harus pulang. Ibuku menyuruhku pulang cepat hari ini."
Ekspresi kecewa langsung tercetak jelas pada wajah Yoongi. "Kan tadi aku bilang jangan pulang," ucap Yoongi sambil memajukan bibir bagian bawahnya.
"Mau bagaimana lagi. Aku pulang, ya." jawab Yerim sambil memakai tasnya.
Yoongi memanyunkan bibirnya. Ia lalu membukakan pintu untuk Yerim. "Sampai jumpa."
"Sampai jumpa." jawab Yerim sambil menunjukan senyum terbaiknya.
Saat Yerim melewatinya, Yoongi menarik lengannya dan membawa Yerim dalam dekapannya, memeluknya erat. Sepersekian detik kemudian, ia melepaskan pelukan singkat mereka tadi.
"B-baiklah, sana pulang." usir Yoongi tanpa menatap Yerim. Yerim lagi-lagi tersenyum kecil. Walaupun jantungnya rasanya ingin meledak sekarang juga akibat pelukan tadi.
Setelah mengatakan itu, Yoongi langsung menutup pintunya.
Yerim tertawa.
Ia lalu melambaikan tangannya pada Yoongi yang terlihat jelas bersembunyi dan mengintip di balik pintu.
Dasar.
a/n
im back.
sumpah gw selalu gamau ceritanya lebih dari 400 words dan sip. pas 399 words kali ini HAHA. tapi author note nya bikin banyak jd maapkan.tiba-tiba males buat namatin ini masa. gw selalu mikir ini buat selingan kalian abis baca ff atau story yang berat-berat gitu. kali aja seneng baca ini ;;;;)
sumpa ya yang baca udah 12k (alhamdulillah) tapi yang vote seperempat doang astaga ga berkah.
ngambek gw.
gamau update cepet cuih
Edited: 8 November 2017.

KAMU SEDANG MEMBACA
fansign | myg
Fanfictionin which Yerim always go to their fansign event. started: 161108 finished: 171111