Author's POV
Mereka bertiga pun menghabiskan waktu mereka dengan bercerita dan bergosip seputar hal perempuan, namun tak seperti biasanya.
Hari ini suasananya terasa sedikit berbeda, dimana dua hari kedepan mereka tak lagi bertiga, tak lagi ada Myesha bagi Adel dan Salsa, dan tak ada lagi Adel dan Salsa bagi Myesha.
Hal ini sangat menyedihkan mengingat dimana mereka bertiga sudah berteman dari SD dan berlangsung sampai sekarang. Akan tetapi Myesha masih tetap berusaha meyakinkan kedua sahabatnya itu bahwa dia akan sering-sering pulang kesini.
"Kalian tenang aja, gue pasti akan sering-sering berkunjung kesini. Percaya deh sama gue. Dan gue harap kalian nggak lupa sama gue, kalo kalian lupa gue bakal sedih banget dah." Kata Myesha sambil memaparkan tampang melas nya, diikuti dengan kedua sahabatnya itu
"Kita pasti nggak bakal lupa ama lo Sha, lo kan sahabat kita mulai dari kita masih pake bedak belepotan dimuka, sampe sekarang. Nggak mungkin lah kita lupa sama lo gara-gara lo ada di Jakarta. Lagian kan kalo libur lo bisa jalan-jalan kesini, dan nginap dirumah gue. Dan sampe kita masuk ke Universitas harapan kita bertiga Universitas Indonesia. Gue janji bakal belajar yang bener, biar bisa masuk kesana. Kan Del?" kata Salsa dengan tatapan tanya kepada sahabatnya Adel. Adel hanya diam, menampakkan wajah melas, lalu tangannya mengusap wajahnya gusar.
"Iya Sha, lo juga jangan sampe lupa ama kita" katanya, yang tanpa tersadar matanya yang cantik itu menitikkan air yang mengenai pipinya yang chubby itu.
Mereka bertiga pun berpelukan tanpa ada yang tahu, bahwa Myesha sangat sakit mendengar perkataan kedua sahabatnya itu. "Duh udah, cup cup cup. Jangan nangis Adel ku Sayang." Kataku dan tanpa sadar air mataku entah apa yang membuatnya terjatuh dengan sangat deras.
Salsa tak mungkin diam saja melihat hal ini, dia juga merasa sangat terpukul dengan kepindahan Myesha. Mengingat tak ada Myesha pasti akan membuat mereka tak seseru dulu, saat Myesha masih di sini. Sama halnya dengan Adel.
"Aku ada ide." Ucap Salsa sambil menatap kedua sahabatnya dengan tatapan yang sungguh sangat tidak meyakinkan. "ayo kita perang bantal" ucapnya sambil memukulkan bantal kepada kedua sahabatnya itu. Keduanya pun tak mau kalah, lalu mengambil sebuah guling dan melemparkan kepada Salsa yang tengah tertawa. "Udah, yang besok-besok nggak usah dipikirin, mending kita habiskan waktu kita ini untuk membuat kenangan yang akan kita kenang sepanjang masa." Kata Salsa yang sangat dewasa, tanpa ada yang tahu, hatinya sangat tercabik.
Mereka pun bermain perang bantal sampai tak ada lagi yang bisa bergerak. Myesha tampaknya sedang mencari sesuatu dalam tasnya. Lalu ia mendapatkan benda yang sedari tadi dicarinya. "Nih, buat lo pada" katanya sambil memberikan sebuah bingkai foto yang terdapat foto mereka bertiga yang sudah diedit sedemikian rupa sehingga bagaikan berada di atas awan." Lalu mereka bertiga terkekeh bersama.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Waktu berlalu tanpa mereka sadari. Mereka sudah mulai merasakan serangan kantuk, dan mengingat besok juga adalah hari senin dan mereka harus berangkat kesekolah lebih pagi dibandingkan hari lainnya. Mereka pun tertidur dengan pulas.
Mereka terbangun pada pukul 4 subuh, lalu beranjak dari tempat tidur, lalu bersiap siap menunggu adzan Subuh lalu setelah shalat mereka bergegas untuk menyegarkan badan dengan mandi. Lalu berangkat kesekolah seperti biasanya.
Mereka menjalani hari senin seperti biasanya, dan mengingat Myesha akan dijemput oleh ayahnya saat jam pelajaran pertama, maka Adel dan Salsa membuat rencana akan bolos untuk menemani Myesha ke bandara.
Disinilah mereka, di bandara Sultan Hasanuddin. Myesha akan berangkat setengah jam lagi, dan mereka saling memberikan pelukan perpisahan. "Nanti gue kabarin kalo udah sampe. Udah jangan sedih terus dah. Kalian ini kayak aku mau kemana aja dah, sedih amat." Kata Myesha sambil terkekeh pelan. "Gak, biasa aja." Kata Adel dan Salsa yang tengah tertawa akan tetapi terpaksa. "Biasa aja kok nangis, Hahaha. Udah gue berangkat dulu dah, doain yak. Siapa tau dapat cogan buat kalian disana " katanya sambil terkekeh, lalu beranjak dari tempatnya berdiri tadi berjalan meninggalkan kedua sahabatnya itu, meninggalkan kenangan mereka.
Sampai punggungnya benar-benar tidak terlihat lagi, Adel dan Salsa pun berniat untuk pulang, akan tetapi satu teriakan yang membuat keduanya kaget "SALSAAA ADEEL AKU SAYANG KALIAN, JANGAN LUPA AMA GUE YAH" katanya sambil tersedu. Yang diteriaki pun hanya terkekeh melihat kelakuan sahabatnya satu itu yang benar-benar seperti anak-anak TK.
Author's Note
Hai, ada yang nungguin update an ceritaku gak? humm, kayaknya nggak ada deh. maafkan lah ke absurd-an ceritaku ini. Gaje? iya lah, orang yang buat aja ga jelas. apalagi hubungan dengan si dia yang selalu gak jelas *eh? maaf maaf, bukan itu maksudnya.
Keep Vote and Coment Guys :*
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Teen FictionMasalah percintaan? Itu sama sekali tidak pernah terfikirkan lagi oleh seorang yang bernama Adeeva Putri Myesha. Seorang kutu buku yang selalu jadi bahan bullyan siswa siswi di sekolah lamanya. Namun, karena mutasi orang tuanya, ia terpaksa untuk ik...