Author's POV
Hari ini adalah hari pertama Myesha disekolah barunya. Ayahnya sudah mengurus kepindahannya ke Jakarta karena pemilik sekolah ini adalah teman dekat ayahnya, Gilllbert.
Jam weker Myesha berbunyi dengan nyaring, membuat Myesha terbangun sambil mengerjapkan matanya untuk membiasakan dirinya dengan cahaya lampu dikamarnya. Ia belum sempat berkemas-kemas, akan tetapi peralatan sekolah nya sudah dipisah sejak awal, mengingat Myesha akan masuk sekolah lebih cepat disbanding perkiraan. Dengan baju piyama tidurnya iya melangkahkan kaki untuk menuju tempat wudhu, lalu mulai berwudhu untuk melakukan ibadah Shalat Subuh. Setelah itu dia menyegarkan badannya dengan mandi, lalu bersiap siap untuk pergi kesekolah.
Sebuah pintu kamar perlahan terbuka, membuat Adi dan Diana mengeluarkan senyumannya kepada perempuan itu. Ia pun membalas dengan sebuah cengiran khas nya. "sini, sarapan dulu, mama udah siapin sarapan buat kamu" Ucap mama Diana kepada Myesha, anak perempuannya. Dibalas dengan anggukan dari Myesha kepada ibunya "iya mah, ini udah mau turun".
Ia pun segera mencomot sarapannya karena ia tidak sabar untuk melihat sekolah barunya itu. Ia berfikir apakah ia masih akan tetap dibully oleh teman sekelasnya atau tidak. "Duh, anak mamah yang sau ini senyum-senyum aja, makan aja sampe belepotan gitu. " ucap Diana karena melihat anaknya tanpa henti tersenyum sampai-sampai cokelat belepotan di bibirnya.
Bibir Myesha mengerucut "Nggak ah, mah. Biasa aja " dilanjutkan dengan cengiran nya yang khas itu. "yaudah, mah. Myesha pergi dulu yah. Assalamualaikum" katanya sambil menyalami tangan ibunya, lalu mengikuti ayahnya yang sedang berjalan menuju pintu.
Sepanjang perjalanan Myesha hanya diam, ia berfikir bagaimana jika dia tidak bisa mendapatkan teman, bagaimana jika dia hanya terus-terusan dibully seperti disekolah lamanya, namun kali ini tak ada Salsa ataupun Adel yang membelanya. Ia hanya berharap, kehidupan SMA nya di sini berjalan biasa-biasa saja. "Masih pagi kok udah murung gitu sih anak papah" ucap seorang lelaki paruh baya yang kini tengah berada disampingnya. "udah sampai nih, mau disini terus aja kamu?" ucapnya lagi. "Oh, udah sampai pah. Kalo gitu ayo masuk, temenin Myesha menghadap dulu lah Pah." Ucap Myesha dengan senyuman manisnya. "yaudah ayo"
Disinilah Myesha, di ruang kepala sekolah. Bersama ayahnya yang tengah sedang meemperbincangkan sesuatu bersama seorang lelaki paruh baya yang umurnya mungkin seumuran dengan ayahnya. "Jadi bagaimana anak saya ini? Sudah bisa masuk sekarang?" ucap Adi dengan tatapan tanya kepada lelaki tersebut. Yah, siapa lagi kalau bukan kerabatnya yang menjabat sebagai kepala sekolah sekaligus pemilik SMA Nusa Bakti Jakarta. "Dia sudah boleh masuk sekarang, kelasnya itu kelas 10 IPA 1, itu berada di lantai 3. Kamu silahkan bertemu dulu dengan Ibu Mila, wali kelas kamu." Ucapnya kepada Myesha sambil mendekatkan sebuah benda persegi ke daun telinganya. "Assalamualaikum, Bu Mila. Murid baru yang pernah saya sampaikan sudah datang. Sekarang ada di ruang kepala sekolah, bisa anda kesini sebentar? " ucapnya kepala sekolah yang tengah berbicara dengan seseorang ditelepon yang diyakini Myesha adalah Ibu Mila, wali kelasnya.
Tok tok tok
"Assalamualaikum, pak" ucap seorang wanita cantik yang berseragam layaknya seorang guru,atau mungkin memang seorang guru? Ia terlihat sedang menyunggingkan senyumannya kepada Myesha. "Ini anaknya pak?" ucap wanita tersebut sambil melihat kearah Myesha dengan tatapan bahagia. Entah karena apa. "Iya, bu Mila. Silahkan antar dia ke kelas anda" ucap pak kepala sekolah. Dan dibalas anggukan oleh bu Mila "Iya pak, kalau begitu saya permisi dulu. Mari nak Myesha" ucapnya yang membuat Myesha langsung mengikuti nya dari belakang.
Kriiiiingggggg Kriiiiiiiiiiingg Kriiiiiinnnnggg
Bunyi bel masuk pun terdengar, lorong yang tadinya ramai kini mulai sepi, hanya ada satu dua anak yang berlalu lalang berniat baru masuk ke kelas. Myesha berjalan lurus menatap kedepan, yang hanya terlihat sebuah punggung milik seorang wanita yang notabene nya adalah wali kelas Myesha.
Dia terlihat masuk ke sebuah kelas, lalu membuat Myesha menunggu diluar. "Anak-anak kita kedatangan murid baru dari Makassar, silahkan masuk nak Myesha" ucapnya samar-samar tapi masih dapat terdengar oleh Myesha.
Ia pun melangkahkan kaki nya masuk, kedalam kelas itu. Kedalam dunia SMA barunya. "Silahkan memperkenalkan diri, nak Myesha" ucap ibu Mila sang wali kelas kepada Myesha. "Perkenalkan nama saya Adeeva Myesha Putri, biasa dipanggil Myesha. Senang bertemu dengan kalian. Semoga kita bisa berteman dengan baik" ucap Myesha dengan percaya diri, lalu menyunggingkan sebuah senyuman kepada teman-temanku.
"Myesha duduk disini deh" Ucap seorang teman kelas nya yang entah siapa namanya. Yang langsung disambut ledekan oleh teman-temannya "Dasar tukang modus lo. Mana bisa dia duduk disamping lo bego, orang meja disamping elo udah terisi, satu-satunya kursi kosong dikelas ini hanya disitu" ucap seorang wanita yang menunjuk sebuah kursi kosong yang disampingnya terdapat seorang laki-laki yang tampak tak peduli dengan keberadaan murid baru.
'dih sok sekali anak itu' Batinku. "Yasudah, kamu duduk disamping Justin saja Myesha" ucap ibu Mila yang membuat Myesha hanya tersenyum dan mengangguk mengerti "Iya bu, makasih" lalu berjalan menuju tempat duduk yang dimaksud gurunya tadi itu. Lalu langsung menempatkan dirinya disamping lelaki tersebut sempat memberikan senyum tipis kepada Myesha hanya sepersekian detik, dan dibalas dengan senyuman oleh Myesha.
Banyak tatapan tidak suka yang tentunya dari perempuan di kelasnya. Tapi Myesha tidak menyadarinya karena dia kembali kedunia nya 'membaca buku' yang diyakini merupakan hobinya itu. Sementara orang disebelahnya sibuk memainkan sebuah benda persegi panjang yang diutak atik dan terlihat sebuah ruang chat yang entah apa itu, Myesha juga tidak peduli.
Author's Note
Hai Hai. kira-kira bagaimana kelanjutan cerita Justin dan Myesha yah? Hummm, maafkan ceritaku yang sangat-sangat absurd ini *nangis bombai
Keep reading, don't forget to comment and vote my Story :*
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Teen FictionMasalah percintaan? Itu sama sekali tidak pernah terfikirkan lagi oleh seorang yang bernama Adeeva Putri Myesha. Seorang kutu buku yang selalu jadi bahan bullyan siswa siswi di sekolah lamanya. Namun, karena mutasi orang tuanya, ia terpaksa untuk ik...