Author POV
Justin mengernyit heran, kemudian ia membaca ulang pesan dari temannya. Karena terlalu emosi hanya dengan kalimat "dia kembali" jadi dia tidak memperhatikan pesan lainnya. Dan ternyata Justin sadar, kalo 'dia' yang dimaksud temannya adalah orang yang sama dengan yang kemarin bersama Myesha di halaman belakang sekolah.
'Jadi lo yang buat dia menderita? Gabakal gue biarin lo nyakitin orang lagi.' batinnya.
-----
'Krinngg'
Myesha mengernyit pelan sambil mengarahkan tangannya kearah nakas berniat untuk mematikan alarmnya. Ia pun mulai membuka matanya, dan melihat jam. Ternyata sekarang baru jam 5.30.
Ia menghela nafas pelan mengingat kejadian kemarin. Dan ia berharap itu hanyalah sebuah mimpi, tapi sayangnya itu adalah sebuah kenyataan pahit yang hanya bisa ia terima dengan pasrah. Tiba-tiba ponselnya berdering lama, tanda ada telefon masuk. Ia mengerutkan alis melihat nomor yang tertera di layar adalah nomor baru, ia fikir itu adalah telfon dari Justin karena Justin selalu menelfonnya pagi buta untuk sekedar membangunkannya. Ia pun menggeser bulatan hijau di ponselnya dan mendekatkan ponsel itu ke telinganya.
"Assalamualaikum, dengan siapa?" Ucap Myesha. Tapi tidak ada sahutan dari sana.
"Halo?" Ucap Myesha lagi.
"Sudah bangun Princess?" Suara itu lagi, suara yang Myesha benci.
"Pergi lo dari hidup gue" Ucapnya telak dan langsung menutup Telefon dari orang itu.
'Mau apa lagi sih dia?' batin Myesha.
Ponsel Myesha berdering lagi. Dengan nafas memburu karena emosi, dia menggeser bulatan hijau itu dengan emosi.
"Apa lagi sih? Gak cukup lo buat kehidupan gue dulu menderita? Dan lo mau buat gue menderita lagi disini? HAH?" Ucap Myesha emosi.
"Hei, Myesha. Lo kenapa?" Ucap Justin.
"Justin? Ah, sorry tin. Gua kira lo Re-" Ucapnya, tapi ia lupa. Justin tidak mengetahui jadi dia segera memberhentikan ucapannya.
"Re? Re siapa?" Ucap Justin.
'jadi orang itu benar-benar dia?' batin Justin.
"Ah, ga-gak k-kok. Gapapa" Ucap Myesha dengan terbata.
"Yaudah, cepetan siap-siap sana." Ucap Justin.
"Sip sip oke" Ucap Myesha lalu mereka berdua tertawa pelan.
-----
Myesha dan Justin kini sudah duduk tenang di bangku mereka masing-masing. Tidak ada yang membuka suara sama sekali, karena mereka sibuk dengan dunia masing-masing. Biasa, Myesha dengan bukunya dan Justin dengan ponselnya.
"Gue bosan Sha, kantin dulu yok. Masih lama juga ini masuknya." Ajak Justin, tapi Myesha hanya diam. Bukannya dia tidak mendengarkan, tapi seperti yang kita ketahui bahwa jika Myesha sudah berada didunianya, maka ia tidak akan mempedulikan sekitarnya. Justin hanya terkekeh pelan melihat sikap Myesha yang satu itu.
Ia pun menoel-noel pipi Myesha untuk menyadarkan gadis itu.
"Apasih Tin?" Kesal Myesha.
"Ayo kekantin" Ucap Justin lalu menarik tangan Myesha tanpa meminta persetujuan empunya.
Myesha pun hanya menurut. Karena ia sudah terbiasa begini. Kalaupun ia menolak, Justin akan melakukan cara apapun untuk mengganggunya agar ia menyetujui ajakan Justin. Jadi ia hanya bisa pasrah.
"Loh, kantin kan kesana Tin? Ngapain kita ke taman?" Tanya Myesha heran.
"Gajadi, kita ke taman aja. " Ucap Justin dan Myesha hanya mengangguk.
Saat mereka berdua sampai di taman, Justin dan Myesha pun duduk di salah satu bangku panjang yang ada di taman itu. Mereka hanya diam, tidak ada yang berniat membuka suara. Justin yang sibuk menyusun kata di pikirannya agar tidak menyinggung perasaan wanita disebelahnya. Dan Myesha yang masih saja sibuk memikirkan 'orang itu'.
"Sha?" Justin berucap lembut dan membuyarkan lamunan Myesha.
"Hmm?" Ujar Myesha.
"Gue pengen nanya sama lo. Tapi lo harus jawab dengan jujur ya" Ucap Justin.
"Ya, silahkan." Ucap Myesha.
"Lo kenal Reza?" Tanya Justin hati-hati. Myesha kaget mendengar pertanyaan Justin, tapi dengan cepat ia menormalkan wajahnya.
"Gak, siapa dia?" Ucap Myesha bohong.
"Jangan bohong, lo tadi bilang mau jawab pertanyaan gue dengan jujur.
Myesha menghela nafas pelan, dia tahu cepat atau lambat Justin akan tahu. Jadi dia berniat menceritakan pada Justin sepulang sekolah.
"Pulang sekolah" Ucap Myesha.
"Hah?" Justin heran dengan penuturan Myesha, pulang sekolah? Myesha yang mengerti keheranan Justin pun lanjut berucap.
"Pulang sekolah gue ceritain ke lo" Ucap Myesha telak. Justin hanya mengangguk pelan, kemudian mereka berdua meninggalkan taman. Tanpa menyadari sedari tadi ada orang yang memperhatikan mereka.
'Gue gak bakalan biarin lo sama dia, Sha' Batin orang itu
-----
Bel pulang sekolah pun berbunyi, tapi Myesha dan Justin masih diam di bangku masing-masing.
"Sha, mungkin gabaik kalo lo cerita disini" ucap Justin yang dibalas anggukan oleh Myesha. Jadi mereka berdua pun melangkah meninggalkan kelas dan segera menuju parkiran. Justin melajukan mobilnya pelan dengan Justin yang berada disampingnya.
Sesampainya dirumah Myesha mereka berdua memasuki rumah megah itu.
"Lo mau minum apa?" Tanya Myesha.
"Terserah lo aja" Ucap Justin.
"Gak ada minuman terserah" Ucap Myesha lalu tertawa pelan.
"Air putih aja" Ucap Justin akhir.
"Yaudah, tunggu ya" Ucap Myesha lalu meninggalkan Justin di ruang tamu.
Ia kembali dengan nampan yang diatasnya ada minuman dan air yang diminta Justin tadi.
"Jadi, ada hubungan apa lo sama Reza?" Tanya Justin.
"Gue mau nanya dulu, lo kenal sama dia darimana? Dan kenapa lo tau kalo gue ada hubungan sama orang itu?" Tanya Myesha tanpa mau menyebutkan namanya. Karena ia sangat muak, bahkan hanya dengan mendengar Justin menyebut namanya sudah membuatnya emosi.
"Gue tau lo ada hubungan dengan dia waktu gue tidak sengaja ngeliat lo sama dia dibelakang sekolah." Ucap Justin, dan dibalas anggukan mengerti dari Justin.
"Jadi..............................................
------------------------
Author Note
Hai, kembali lagi dengan saya, Author yang gaje dengan ceritanya yang gaje pula. Semoga kalian betah baca ceritaku.
Gantung ya ceritanya? Aku emang mau gantungin kalian *ketawa jahat* . Gak kok, Ini biar seru aja. semoga kalian seneng yaaaaaa
Love you :*
Vote and Coment
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Teen FictionMasalah percintaan? Itu sama sekali tidak pernah terfikirkan lagi oleh seorang yang bernama Adeeva Putri Myesha. Seorang kutu buku yang selalu jadi bahan bullyan siswa siswi di sekolah lamanya. Namun, karena mutasi orang tuanya, ia terpaksa untuk ik...