[18]

23 1 3
                                    

Author POV

Seperti biasa, Justin menjemput Myesha pagi-pagi untuk berangkat sekolah bersama. Tapi Justin sangat yakin, kali ini ada yang aneh dari Myesha. Karena sejak tadi Myesha hanya diam tak berucap apa-apa, terlebih lagi dibawah matanya nampak hitam seperti tidak tidur. Padahal, Justin yakin kalau kemarin setelah dia menyanyikan lagu untuk Myesha, ia telah tidur.

"Sha? Ngapain sih dari tadi kok diem mulu," Ucap Justin.

Myesha tak menanggapi perkataan Justin. Bukan karena ia tidak peduli, karena ia sedang melamun. Justin yang kesal diabaikan pun mulai mengayunkan tangannya dihadapan wajah Myesha, tapi Myesha masih tidak menanggapi. Justin pun menoel-noel pipi Myesha, kebiasaannya jika Myesha melamun.

"Ha? Kenapa Tin?" tanya Myesha linglung.

"Lo yang kenapa? Daritadi Cuma diem, gue panggil masih diem. Ada apa sih?" Tanya Justin agak kesal.

"Ah? Gapapa kok." Jawab Myesha.

"Bohong banget, jujur gak?" Tanya Justin.

"Hmmm, kemarin gue kebangun jam 2 dan gak bisa tidur lagi. Dan gue ngantuk sampe sekarang." Jawab Myesha, yang tentu saja bohong.

"Oh, yaudah. Mending lo tidur gih. Bu Nia kayaknya gak masuk kelas." Ucap Justin yang percaya ucapan Myesha.

"Oke, bangunin gue kalau ada guru ya." Ucap Myesha lalu menelungkupkan wajahnya pada tangannya yang berada diatas meja, berusaha menenangkan detak jantungnya yang menggila.

----

Bel pulang berbunyi. Membuat seluruh siswa SMA Nusa Bakti segera membereskan barang-barang mereka untuk bergegas pulang kerumah. Tak terkecuali dua makhluk yang kini tengah berbincang dikelasnya itu, Myesha dan Justin.

Justin ingat harus menemui teman-temannya di cafe sepulang sekolah. Tapi tak ingin lalai dari tugasnya ia harus mengantarkan Myesha pulang terlebih dahulu. Ia pun mengajak Myesha untuk segera ke parkiran sekolah.

"Sha, gue mau ngumpul ntar sama temen-temen gue. " Ucap Justin.

"Hah? Terus hubungannya ma gue apa ya?" Tanya Myesha bingung.

"Hehehe, just information. Siapa tau lu nyariin gue" Ucap Justin lalu tertawa pelan.

"Apa sih. Udah cepetan pulang" Ucap Myesha.

Mereka pun meninggalkan sekolah menuju rumah Myesha. Tak sampai 15 menit mereka berdua sudah sampai dirumah Myesha.

"Sha, gue langsung pulang aja ya, soalnya temen udah nungguin." Ucap Justin.

"Yaudah, hati-hati ya" Ucap Myesha sambil melambaikan tangannya.

Justin pun melajukan mobilnya meninggalkan Myesha yang kini tengah berjalan masuk kedalam rumahnya.

'heeh, jadi disini rumah lo. Tungguin aja, disekolah emang lo dilindungin Justin. Tapi dirumah, siapa yang tahu? Hahahahha' batin seseorang.

---

Sesampainya di cafe yang dimaksud, Justin langsung melangkahkan kakinya menuju kedalam cafe dan mencari teman-temannya.

"Justin, disini" Ucap Adit sedikit teriak sambil melambaikan tangannya. Justin pun dengan segera melangkahkan kakinya menuju teman-temannya berada.

"Jadi? Apa yang mau lo jelasin tentang Myesha dan Reza?" Tanya Arvin.

"Jadi gini, Reza dan Myesha itu punya hubungan di masa lalu. Tepatnya saat Myesha sekolah di sekolahnya yang dulu." Ucap Justin.

"Hubungan apa emangnya?" Tanya Nata.

Justin pun mulai menceritakan semuanya kepada teman-temannya secara detail.

"What? Gue tau Reza itu bajing*n tapi gue gatau ternyata dia sejahat itu." Ucap Arvin.

"Gue juga, mana lagi si Radit juga jadiin dia target dia selanjutnya. Gue jadi pusing" Ucap Justin.

"Kalo menurut gue sih Tin, lo harus tetep disamping dia. Selain jagain dari dua setan, lo juga harus lindungin dia dari fans lo yang bejibun itu. Mereka ganas banget loh" Ucap Adit.

"Ya, gue setuju." Ucap Nata.

"Ada satu hal lagi yang pengen gue tanyain ke lo" Ucap Justin.

"Apaan?" Jawab Adit.

"Kalian tau gak?-" Tanya Justin

"Ya gatau lah, kan belom lo bilang" Ucap Arvin kesal.

"Gue belom selesai. Jadi gini, semalem gue telfonan ama Myesha. Dan gue nyanyiin dia lagu. Tapi kenapa gue deg-degan ya? Rasanya jantung gue bakal keluar saat itu juga." Ucap Justin yang membuat ketiga temannya melongo.

"Waaahhh" Ucap mereka bertiga.

"Temanku udah tau rasanya jatuh cinta" Ucap Nata.

"Hah? Masa sih?" Ucap Justin.

"Iyalah, kalau lo merasa seneng dan selalu pengen deket sama dia. Apalagi lo punya perasaan pengen selalu jagain dia. Dan terlebih lagi, jantung lo selalu diskoan setiap deket dia. Itu berarti lo punya perasaan ke Myesha." Jelas Arvin panjang kali lebar.

"Gue juga gak terlalu yakin sama perasaan gue. Biar waktu aja yang jawab. Soalnya gue belum siap jatuh cinta" Ucap Justin.

"Yaudah, itu terserah lo. Asal jangan sampai lo terlambat, Tin." Ucap Adit.

'Dasar kutu buku, liat aja lo pembalasan gue' Batin seorang yang sedari tadi mendengar pembahasan keempat pemuda tadi.

















Author's Note

Hai, nyebelin gak ceritanya? bikin pusing? maaf deh, soalnya aku gak terlalu bisa bikin plot misteri gitu. Tapi, semoga kalian masih suka baca ceritaku deh.


Keep vote and coment <3

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang