Myesha's POV
"Myesha, ke kantin yuk? Lo pasti lapar, kan daritadi lo nggak makan?" ucap lelaki yang sedang bercerita denganku ini membuatku seketika membelalakkan mataku. Tentu saja aku kaget, bagaimana bisa dia menaruh perhatian padaku yang baru berkenalan dengannya saat jam istrahat pertama, dan pada istrahat kedua sudah mengajakku untuk ke kantin. Tapi tidak mungkin bagiku untuk menolak, karena didalam perutku sepertinya sudah ada konser yang membuat perutku bergetar-getar menahan lapar.
"Ayo, gue juga udah laper banget nih. " ucapku kepada Justin seraya menyunggingkan senyumku. Justin ini orang yang sangat baik, hanya saja dia mungkin agak nakal. Mungkin? Aku juga belum pernah melihat keburukan orang ini.
Kami berdua pun beranjak meninggalkan kelas, menuju ke kantin. Justin berdampingan denganku, membuat banyak mata menatap kami heran. Ada yang memberikan tatapan iri, ada yang memberikan tatapan tidak suka, dan ada juga tatapan suka. Sepopuler itukah orang disampingku ini? Aku bingung sendiri memikirkannya.
"Awas" ucap Justin sambil menarikku, sehingga jarak kami tidak cukup barang 1 cm pun. Melihat ada seorang laki-laki yang membawa banyak buku tergesa-gesa dan hampir menabrakku, tapi tidak jadi karena Justin menarikku. Ada banyak teriakan terdengar, aku pun tersadar kini berada dalam pelukan Justin. Akupun melepaskan tangan Justin, sambil malu-malu. Jelas malu, bagaimana bisa aku tidak malu berada dalam pelukan Justin, ditatap banyak orang lagi.
"Lo itu rajin banget yah menghayalnya?" ucap Justin yang langsung dibalas cubitan oleh Myesha. "Lagian, orang jalan itu diperhatiin, lah elo malah ngelamun sambil jalan" Lanjutnya. Aku terkekeh pelan, iya juga sejak di sini kerjaanku hanya menghayal.
Kami melanjutkan perjalanan kami menuju kantin, sambil bercerita tentunya. Kata Justin, agar aku tidak melamun lagi di jalanan. Kami pun sampai di suatu tempat yang agak ramai dengan siswa. Justin membawaku ke sebuah meja yang diisi oleh 3 cowok. 'Ngapain dia mengambil meja yang sudah diisi oleh orang?' batinku.
"Kita duduk disini, gue mau ngenalin lo sama sahabat gue." Ucap Justin sambil menunjuk 3 cowok itu dengan dagunya. Aku hanya mengangguk pasrah, aku juga tidak bisa menolak karena aku tidak punya teman disini. Jadi sekalian tambah teman aja.
"Jadi ini murid baru yang lo bilang?" Ucap salah satu cowok itu sambil bertanya kepada Justin. "Iya" Ucap Justin singkat. "Kenalin nama gue Adinata Aleci Pratama, biasa dipanggil Nata. Panggil cogan juga boleh" ucapnya sambil mengulurkan tangannya padaku. Kubalas uluran tangannya "Adeeva Putri Myesha, biasa dipanggil Myesha" ucapku. 2 cowok lainnya juga melakukan hal yang sama "Dimas Aditya Pribawa, biasa dipanggil Adit, ada juga yang manggil gue Dimas asal jangan panggil gue banci" Ucapnya sambil terkekeh. "Gue Arvin Ardan Armanda, biasa dipanggil Arvin. Paling sering dipanggil ganteng." Ucap yang satunya lagi.
Ternyata teman Justin ini semuanya orang yang baik. Akupun langsung berteman baik dengan mereka. Layaknya mereka menyambutku sebagai anggota baru sahabatnya, meskipun aku ini cewek. Kami pun banyak bercerita banyak hal. Justin yang sedari tadi pergi tanpa kusadari, tau taunya sudah kembali ke meja kami. Membawa 2 bakso dan jus jeruk di atas nampan yang dibawanya.
"Nih, makan dulu. Lo kan lapar." Ucapnya padaku. Langsung saja kumakan bakso itu, serta tidak lupa meyeruput jus jeruk yang dibawa Justin tadi. Karena perutku sudah meneriakkan kelaparan. Tapi, aku tetap makan dengan kalem, secara yang ada didepan ku ini adalah cowok semua. Sampai makanan ku habis, kami masih sempat bercerita sebentar.
"Bel udah mau bunyi nih, kembali ke kelas yuk" Ucap Justin padaku. Aku langsung menganggukkan kepalaku. Lalu mengucapkan permisi kepada teman Justin yang juga teman baruku. Mereka hanya menganggukkan kepalanya sambil menyunggingkan senyumnya padaku. Kubalas senyuman mereka dan langsung mengikuti Justin yang sudah berjalan.
Kusejajarkan langkah ku dengan Justin. Dan berjalan beriringan sampai di kelas. Dan dengan tatapan yang sama dari siswa siswi yang mendapati kami saat berjalan menuju kantin. Kami pun masuk ke kelas, dan duduk di bangku masing-masing. Lalu bercerita seperti tadi lagi. Sampai guru mata pelajaran sudah masuk. Kami pun berhenti bercerita. Dan dia memasang earphone ke telinganya, lalu melipat tangannya diatas meja. Lalu matanya perlahan-lahan menutup.
'Dia tertidur?' Batinku
Dan betul saja, dia tertidur. Melihatnya yang sangat tenang saat tertidur, dan nampaknya tidurnya sangat nyenyak. Aku tidak tega membangunkannya. Dan tampaknya Bu Rita sudah terbiasa dengan sikap Justin ini. Buktinya, dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Justin tertidur. Aku pun bingung, mengapa dia tidak marah melihat Justin tertidur. Menurut info tadi, Bu Rita ini adalah guru yang terbilang galak. Entahlah, aku pun tak mengerti. Aku pun mulai memfokuskan diriku dengan materi yang dijelaskan Bu Rita tanpa memperhatikan Justin lagi. Dia sudah berada di alam mimpinya.
Author's Note
Sebenernya update nya kemarin, cuma kemarin lagi mager. Canda, kemarin sibuk urusan sekolah. feelnya gak ada ya? iya, sama seperti hatiku yang kosong. duh, malah curhat. Maapin ceritaku yang absurd ini ya :*
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Teen FictionMasalah percintaan? Itu sama sekali tidak pernah terfikirkan lagi oleh seorang yang bernama Adeeva Putri Myesha. Seorang kutu buku yang selalu jadi bahan bullyan siswa siswi di sekolah lamanya. Namun, karena mutasi orang tuanya, ia terpaksa untuk ik...