[20]

33 1 0
                                    

Author POV

Justin masih bingung dengan pesan yang dikirim oleh nomor tidak dikenal kemarin. Ia tidak bodoh untuk mengetahui bahwa pemilik nomor itulah yang menculik Myesha. Ia sudah mencoba menghubungi nomor itu, dan juga sudah melacak keberadaan nya. Tapi sia-sia, karena pencariannya tidak menghasilkan apa-apa.

Ayahnya juga sudah memberitahu kepada orang tua Myesha bahwa anaknya diculik, dan mereka turut mencari keberadaan Myesha.

Karena merasa bingung dengan pesan itu, dan temannya tak kunjung mengetahui maksud dari pesan tersebut. Ia pun menyuruh teman-temannya untuk berkumpul. Dan dengan secepat kilat teman-temannya kini sudah berkumpul dirumahnya.

"Gue gak ngerti ini kode apaan Tin" Ucap Nata.

"Lo aja gak ngerti apalagi gue." Ucap Arvin dan Adit lesu.

Mereka pun hanya diam, memikirkan apa kunci dari kode yang dikirim oleh penculik ini. Justin bahkan sampai rela menanyakan pada anggota pramuka disekolahnya. Karena seingatnya, anggota pramuka mengetahui banyak kode-kode semacam ini.

Ia pun menghubungi Alif, salah satu anggota pramuka seangkatannya.

'Line'

ALIF

Lif

Kenapa Tin?

Gue pengen nanya

Nanya aja kali

Lo tau kode-kodean gak?

Hah?

*send picture*

Lo ngerti maksud pesan ini?

Tunggu bentar

Ok

Setelah itu Justin pun menunggu balasan dari Alif. Sembari masih mencari tahu maksud dari kalimat tadi. Dia pun memberitahukan temannya bahwa ia telah bertanya pada salah satu anggota pramuka disekolahnya. Dan temannya hanya ikut bergabung untuk menunggu jawaban dari Alif. Bunyi notif Line berhasil membuat kelima pemuda itu mendekatkan diri ke Justin, untuk membaca pesan dari Alif.

'Line'

Alif

Tin, gue udah tau artinya.

Apa? Cepetan, ini penting

Sebelumnya emang kenapa dengan Myesha?

Ntar gue jelasin.

Apa Artinya?

Favorit Myesha

Markas 14 tahun

-R

Oke Thanks

Setelah membaca pesan dari Alif, Justin segera berfikir.

"Favorit Myesha? Markas 14 tahun?" Ucap Justin.

"Myesha suka buku?" Tanya Nata yang dibalas anggukan oleh Justin.

"lo inget markas kita waktu 14 tahun?" Ucap Nata lagi, yang lagi-lagi dibalas anggukan oleh Justin dan segera mengeraskan rahangnya.

"Tin, kayaknya lo udah tau siapa pelakunya." Ucap Nata.

"Ayo kesana, sebelum dia melakukan sesuatu yang buruk ke Myesha." Ucap Justin lalu segera pergi ke tempat yang dimaksud penculik itu.

---

Myesha mengerjapkan matanya, tapi percuma. Ditempatnya ini gelap, atau lebih tepatnya matanya tertutup sebuah kain. Dan juga ia menyadari, kaki dan tangannya terikat sebuah tali yang sangat sulit untuk dilepas.

"Hei, lepaskan aku. Siapapun kau sialan, lepaskan aku." Teriak Myesha.

"Sudah bangun Princess?" Tanya seorang pria yang letaknya tak jauh dari Myesha.

Myesha mengernyit pelan mendengar suara ini, sepertinya ia kenal suara ini.

"Sepertinya kau lupa denganku, ya sudah kubukakan saja penutup matamu itu" Ucap Pria itu lalu membuka kain yang menutupi mata Myesha.

"Jadi lo? Mau ngapain lagi lo? Setelah lenyap dan tiba-tiba nyulik, lo emang brengsek ya" Ucap Myesha sarkas.

"Sekali lo jadi sasaran gue, maka gak ada kata menyerah dalam diri gue" Ucap pria itu.
"Dan mari kita lihat, seberapa hebat pangeran lo itu buat nyelamatin lo." Lanjutnya.

"lo emang brengsek, Radit" Ucap Myesha.

Sebenarnya Myesha takut, tapi ia hanya berusaha menampakkan wajah cueknya dan berusaha tenang dalam keadaan ini.

'Gue yakin Justin bakal dateng." Ucap Myesha.

Tapi ketenangan Myesha menghilang, saat Radit berusaha mendekatkan dirinya ke Myesha. Semakin dekat, hingga tak menyisakan jarak antara keduanya. Ia pun mulai berkeringat dingin, dan mulai ketakutan.

"MAU NGAPAIN LO?" Teriaknya kencang.

"Mau melakukan 'sesuatu' ke lo," jawab Radit tenang.

Myesha semakin panik, dan ia berteriak sebisanya untuk meminta tolong.

"TOLOOOOONG, TOLOOOOOOOONG" Teriaknya.

"Percuma lo teriak, karena gabakal ada yang denger," Ucap Radit.

Radit pun semakin dekat ke Myesha, dan Myesha hanya bisa menutup matanya. Berharap Justin segera datang. Hingga jarak Myesha dan Radit benar-benar sisa beberapa senti.

BRAKKKKKK

Pintu terdobrak dan muncullah seorang pria yang kini menatap sengit kearah Radit.

"Siapa bilang gaada yang denger? Berterima kasihlah pada suara Myesha yang melekat diingatan. Kak," Ucap seseorang yang datang dengan tiba-tiba itu.




---

Author's Note

Gimana ceritanya? 

Penasaran gak siapa yang dateng?

Maaf kalo ngebosenin ceritanya.


Keep Voment <3


My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang