[11]

73 3 1
                                    

Author's POV

Myesha terbangun pukul 4 subuh. Dia pun mematikan alarmnya yang sudah daritadi berbunyi. Ya, dia terlebih dulu memasang alarm di hpnya sebelum beranjak tidur.

Ia pun beranjak dari kasurnya lalu melangkahkan kakinya menuju toilet di kamarnya, membasuh mukanya lalu berwudhu. Ia pun terduduk menunggu adzan berbunyi. Tiba-tiba ponsel yang ia letakkan diatas nakas bergetar.

Drrt drrrt drrrtt

Myesha pun mengambil ponselnya lalu matanya membulat penuh melihat layar ponselnya yang menampilkan nama teman sebangku nya. Ya, dia Justin.

Adyatama Justin Called

Myesha pun menggeser bulatan hijau lalu mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya. Terdengar samar-samar suara seorang pria baru bangun tidur. Siapa lagi kalau bukan Justin.

"Halooo?" ucap Justin

"ada apa Justin?" ucap Myesha

Justin yang berada diseberang telfon pun hanya tersenyum-senyum mendengar ucapan dari teman sebangkunya ini.

"Nggak apa-apa kok Myesha, gue cuma mau denger suara lo."

"Ya Allah Justin, mending tuh ya. Sekarang lo pergi berwudhu entar lagi dah subuh. " cerocos Myesha kepada Justin

"Iya-iya Myesha. Lo itu marah-marah mulu sih. Nanti keriputan baru nyesel lo dan marahin gue mulu."

"serah lo deh"

Myesha pun mendengus kesal mendengar ucapan Justin. Ia pun langsung menutup telfonnya mendengar suara adzan sudah berkumandang. Ia pun beranjak dari tempat duduk nya lalu menunaikan shalat subuh.

Setelah itu, dia mandi dan memakai pakaian sekolahnya yang baru. Ia pun keluar dari kamarnya lalu menuju lantai bawah untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.

Diana pun menyambutnya, "Kok cepat banget sih pakaiannya? Biasanya kan kamu yang paling lama ditungguin ama papa." Myesha hanya mendengus mendengar perkataan mama nya itu.

"Kan? Giliran cepet malah di ejek, giliran lama malah diomelin. Mama ini gimana sih? Myesha kan lelah." Ucapnya sambil menampakkan wajah nya yng pura-pura cemberut padahal sebenarnya ia sangat ingin tertawa.

"Mama juga kan bercanda Sha." Ucap Diana.

"Mah, Myesha berangkat bareng temen yah. " ucap Myesha yang membuat Diana melongo. Baru beberapa hari anaknya disini dan sudah mendapat teman. Dijemput pula dirumah.

"Memangnya sama siapa?" ucap Diana yang langsung disambut suara klakson mobil dari luar rumah. "Eh? Siapa tuh?" Diana pun beranjak dari tempat duduknya untuk membuka pintu yang sudah diketuk dari luar.

---------

"Assalamualaikum Tante" Suara seorang lelaki muda dari luar pintu. Diana hanya melongo melihat pria itu, dan langsung mengerti setelah melihat seragam sekolahnya yang sama dengan Myesha. 'mungkin ini orangnya' batin Diana.

"Myesha nya ada tante?

"Eh? Ada kok, didalam. Masuk dulu nak."

"Siapa maaa?" teriak Myesha dari ruang makan dan membuat Justin sedikit terkekeh.

"Ini temen kamu udah datang."

"Nak..." ucap Diana yang mau menyebut namanya dan Justin yang seolah mengerti mengucapkan namanya "Adyatama Justin Gillbert, Tante. Panggil Justin bisa juga." Ucap Justin.

"Hmm, nak Justin kamu sudah sarapan?"

"belum tante, soalnya buru-buru. Udah janji jemput Myesha, takutnya telat." Ucapnya sambil cengar cengir.

Diana pun mengajaknya untuk makan bersama. Adi yang melihat Justin pun sontak terkaget? Siapa dia? Mau apa dia kesini?

"Dia siapa ma?" ucap Adi kepada Diana. "Temennya Myesha." Balasnya.

"Adyatama Justin Gillbert om, panggil Justin saja. Saya temennya Myesha"

"Oh, nak Justin silahkan makan. Kamu anaknya Gilllbert kan?" Ucap Adi kepada Justin.

"Iya, om." Ucapnya.

Adi dan Diana hanya saling tatap sambil menyunggingkan senyum yang entah apa artinya itu. Myesha sudah selesai makan, begitupun dengan Justin. Mereka berdua pun berpamitan kepada Adi dan Diana lalu beranjak keluar rumah, menuju mobil Justin yang sudah terparkir cantik dihalaman rumah Myesha.

Justin melajukan mobilnya dengan kecepatan standar, mengingat jam masih menunjukkan pukul 6.30. sedangkan kelas dimulai 7.30. jadi mereka hanya bersantai santai dimobil.

Sesampainya disekolah, Justin pun memarkir mobilnya di tempat parkir sekolah. Lalu berjalan beriringan dengan Myesha. Mereka berdua berjalan bersamaan. Membuat beberapa siswa menatapnya dengan iri, entah iri dengan apa.

 Membuat beberapa siswa menatapnya dengan iri, entah iri dengan apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelas masih sepi. Dan membuat Myesha mengeluarkan buku nya untuk dibaca lagi. Sedangkan Justin hanya bermain game di ponselnya. Mereka berdua terlarut dengan kegiatan masing-masing.

Saking seriusnya, mereka tidak sadar bahwa bel sudah berbunyi. Sampai seorang guru mengetuk pintu kelas dan masuk kedalam untuk membawakan materinya yang akan dibawakan pada hari ini. Myesha menyimak pelajaran tersebut dengan serius.

Sedangkan Justin? Dia hanya mencoret-coret bukunya. Mengunyah permen karet. Menghayal, dan memainkan ponselnya. Myesha hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan teman sebangkunya ini.

Dia pun kembali menyimak pelajaran gurunya yang sebenarnya membosankan. Buktinya sudah banyak siswa yang terlarut dalam mimpinya bersama buku-buku didepannya.


Author's Note

Hai, Sebenarnya mau update tadi, cuma laptop lagi gak mendukung. Sekian dan terima kasih.


Keep Vote and Coment, Guys :*

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang