Prolog

15.8K 1.3K 78
                                    

Kudorong kursi roda Sara menuju ruangan 'mereka'. Disampingku ada Nana. Perban dikepalaku masih ada, masih ada bercak darah. Begitu juga dengan Nana, ia malah mempunyai cedera pada tangan juga.

Aku tak ingin mengingat 'pengalaman itu' lagi, sangat tidak ingin. Dalam perjalanan, Sara, Nana dan aku terus terdiam. Lalu suasana hening kami buyar karena Sara yang mulai berbicara.

"Apa mereka bakal baik-baik aja?" Sara bertanya.

"Gue harap." Jawabku.

"Jaemin udah sakit-sakitan sebelum itu, ditambah lagi rasa sakit waktu kita ada ada di..." Nana menghentikan kalimatnya sejenak, karena mungkin ia tak ingin mengingat kejadian itu lagi.

"Eh! Sora, Nana, Sara! Kenapa kalian berkeliaran?" Ucap dokter tiba-tiba yang sedang lewat.

"Kami mau periksa keadaan teman-teman kami." Sahutku.

"Oh gitu, yaudah. Tapi kalian harus segera kembali ke ruangan kalian ya!"

Kami bertiga pun mengangguk dan melanjutkan perjalanan kami ke ruangan 'mereka'. Setelah sampai, kami dikagetkan oleh 'mereka' yang sedang berkumpul membentuk lingkaran seperti sedang saling bercerita.

"Ngapain kalian?"–Nana.

"Nana?! Sora?! Sara?!" Kaget mereka.

"Nana?! Sora?! Sara?!" Kaget mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kalian..." Ucapku yang sangat kebingungan.

"Kalian masih selamat?" Kata Haechan.

"Yaiyalah anjir, buktinya kita di sini." Ucap Sara meyakinkan.

"Gue kira kalian... gue kira..." Ucap Chenle dengan mata yang berlinang-linang.

"Gue gak kepikiran kalau kalian juga masih hidup." Aku lumayan jengkel dan membalas.

"Ehehehe... maaf Sora." Chenle masih dengan matanya yang berlinang.

"Ngomong-ngomong, kalian lagi ngapain di sini?"–Nana

"Se—sebenernya kami lagi cerita-cerita tentang apa yang terjadi waktu itu." Renjun menjawab sedikit ragu-ragu.

"Mau gabung?" Jeno menawari.

"Gak usah aneh-aneh!" Seruku.

"Bisa gak kalian ganti topiknya? Kayak gak ada yang lebih bagus lagi apa." Nana menimpali.

"Yaudah kalau gak mau."–Chenle

"Ayolah gaes. Kalau gak mau ikut cerita-cerita, seenggaknya diam dan dengerin aja."–Haechan

"Ngapain sih kurang kerjaan."

"Lagian mau ngapain di dalam kamar, kita belum boleh pulang dan dilarang jalan-jalan keliling sama suster."–Renjun

"Sebentar doang lah."–Jaemin

"Yaudah deh."–Nana

"Kalian berdua gimana?"

"Iya, gue ikut Nana." Jawabku.

"Gue juga." Ucap Sarah dengan tiba-tiba.

"Nah sip, ayo kita mulai."–Haechan.

"Ayo ikut bikin lingkaran." Ajak Renjun.

"Ngapain jun, mau arisan?"

Kami bertiga pun ikut dengan hal konyol yang mereka lakukan.




dan cerita pun dimulai—






Horrific [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang