07 [Selamat]

200 17 9
                                    

Marshall Davine da Lopez : Sama-sama❤😘

***

Suasana di kantin JIS seperti biasa bagi orang lain. Tapi tidak untuk Abigail dan kawan-kawan. Tiba-tiba saja ada yang menatap mereka dengan sinis dan orang itu sangat asing. Abigail mencoba menghampiri dia dan bertanya mengapa ia menatap kita dengan tatapan tak senang.

"Hai, kamu anak baru ya?", tanya Abigail sambil menepuk bahu anak itu.

"Lo Abigail?", tanya anak itu cuek tanpa menjawab pertanyaan Abi barusan.

"Iya, lo siapa?"

"Gue Nikita, mantan Marshall. Tolong ya, lo jangan deket-deket lagi sama dia!", ucap Nikita.

"Lah, akhir-akhir ini gue ga deket kok sama Marshall. Oh lo mantannya? Kalo mau balikan yaudah sana. Kok malah ke gue?"

"Lo pacaran kan sama Marshall? Apaansih lo, cuma bisa ngambil bekas orang.", ucap Nikita pedas.

"Heh, lo bisa kan ngomong baik-baik?"

"Apa-apaan ini?— eh lo? Lo Nikita kan? Astaga, apa kabarr?", datanglah Marshall, pacar Abigail sekaligus mantan Nikita si jutek itu.

"Gue ganggu ya, bhay", ucap Abigail sambil meninggalkan mereka.

Abigail pergi ke kelas sambil terisak-isak. Thalia, Keyko, dan Zanette pun menyusul Abigail.

"Abii!! Jalan pelan-pelan napaa?!", teriak Keyko.

Mood Abigail kali itu hancur gara-gara pacarnya dan mantannya pacarnya.

"Pergi!! Gue mau sendiri."

Sepulang sekolah, Abigail terus berjalan sendiri menuju WM seperti biasa sambil menunggu jemputannya. Di Waoreng Moo, Abigail melihat dari jauh ada Marshall dan Nikita berjalan hujan-hujanan. Abigail jadi teringat saat dia dan Marshall hujan-hujanan di bawah pohon Bandara dan saat badai diatas pesawat.

Marshall dan Nikita pun duduk di dekat jendela sambil menyeruput green tea anget. Abigail yang duduk sendiri melihat mereka dengan sinis dan Marshall pun tak menyadari bahwa ada Abigail di situ. Akhirnya, Abigail pun menghampiri Marshall.

"Oh gini ya kelakuan lo kalo udah ketemu mantan. Aku berharap ntar kalo gue ketemu lo, ga akan ada kejadian kayak ginii!! Lupakan semua tentang kita, shal. Gue gasuka diginiin!!"

"Ada yang cemburu aja", ucap Nikita sambil membetulkan rambutnya.

"Eheh, jangan gini dong, bi.", ucap Marshall sambil tersenyum.

"BYE!!", teriak Abigail sambil meninggalkan mereka berdua.

Abigail sengaja pulang dengan jalan kaki dan hujan-hujanan. Tapi saat diperjalanan, Abi tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan akhirnya pingsan di tepi jalan.

Marshall dan Nikita yang tak sengaja lewat situ pun tak menyadari bahwa Abigail pingsan di tepi jalan sampai ada warga yang mengetahui bahwa Abigail pingsan dan banyak yang berkumpul di sekitar Abigail.

"Eh ada apa tuh rame-rame? Kecelakaan?", tanya Nikita.

"Kesana aja yuk", ucap Marshall.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang