BAB 8: BALI (3)

3.5K 126 1
                                    

Para murid mulai berjalan kelompok per kelompok. Tumbuhan hijau nan asri menghiasi jalanan yang mereka jalani sepanjang resort. Banyak kupu-kupu dan juga hewan kecil lainnya bermain dengan daun-daun di pohon. Leah suka memanjakan matanya dengan tumbuhan-tumbuhan sejak dia masih kecil karena papanya selalu mengajaknya melihat pohon-pohon dan tumbuhan di taman. Tak disadari, Guy yang berjalan di sebelahnya melihat wajah Leah yang tersenyum melihat tumbuhan hijau itu.

"Ngapain lo liatin tumbuhan mulu?" Tanya Guy yang sedari tadi bingung dengan Leah.

"Gue suka tanaman hijau. Apalagi?" Jawab Leah.

Mereka kembali terdiam. Tak terasa sudah setengah jalan yang mereka tempuh. Ms. Adila menyuruh murid-murid untuk beristirahat di bawah pohon. 5 menit lagi mereka akan memulai jalan lagi.

"Eh, gue mau pergi ke toilet dulu ya." Kata Leah sambil mulai berjalan menjauh.

Sesampainya di toilet, Leah mencuci tangannya dan membersihkan matanya yang terasa gatal dan lengket. Tak disangka tiba-tiba ada yang mengguyungkan air dingin ke arah Leah, kemudian menjabak rambutnya.

"Sa-sakit, to-tolong lepasin." Leah meringis kesakitan dicampur dengan kedinginan.

"Kurang sakit atau mau dihentikan? Tapi kalau dihentikan juga nggak bakal seru kan girls?" Suara kejam yang diucapkan ini tidak asing di telinga Leah. Satu orang ini, Alia.

"Apa salah gue? To-tolong lepasin. Ini sakit banget."

"Nggak! Apa ini? Gue cuman mendapat 1 kesempatan untuk bertemu dan bicara akrab dengan Guy. Tapi lo? Lo udah berkali-kali ngomong dan bahkan deket-deketan sama Guy! Amarah meledak dari hati Alia.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Alia.

"Apa?" Pandangan Alia masih tertuju pada Leah yang malang.

Sekali lagi tepukan itu terasa lagi.

"Apa sih?!" Kali ini salah satu anggota Girls, Nita, menunjuk ke arah pintu toilet. Alia kaget saat melihat Guy yang ada di pintu itu.

"G-Guy, sedang apa kamu disini?" Suara gagal terdengar jelas dari mulut Alia. Alia yang tampak takut berusaha menyembunyikan Leah di belakang pundak geng-nya.

"Gue disini mau nyari temen sekelompok gue, Leah. Lo liat gak?" Kata Guy dengan nada yang sedikit mengintrogasi.

"Eh? Leah? Enggak kok." Bohong Alia.

"Terus yang di belakang lo siapa?" Guy langsung to the point.

"Bu-bukan siapa-siapa kok." Geng Alia mulai mundur -mundur agar Guy tidak dapat melihat Leah.

Guy yang mendapati tangan Leah muncul agak kedepan langsung ditariknya. Leah dengan wajah menggigil dan pucat merasa tidak berdaya. Guy memeluknya agar merasa lebih hangat.

"Gini yang namanya nggak tau?" Bentak Guy kepada Alia.

"Ih.. memangnya siapa sih dia buat kamu? Sebegitu pentingnya ya sampe peluk-peluk segala?!" Alia yang tidak ingin kalah mulai beradu mulut dengan Guy.

"Yaiyalah dia penting." Lanjut Guy.

"Siapa emangnya dia buat kamu? Apa sih kurangnya aku? Aku cantik, kaya, populer juga." Bentak Alia.

"Dia itu apa adanya. Nggak kaya lo yang busuk di belakang." Guy menegaskannya kepada Alia. Alia dan gengnya kaget total. Apalagi Leah.

"Apa?"

"Iya,busuk tahu nggak sih perlakuan lo sama dia. Jangankan gue, cowo manapun yang deket ama lo pasti jijik sama lo." Tegas Guy bicara panjang.

"Bohong!"

Guy tidak menghiraukan perkataan Alia segera menarik Leah keluar. Di luar toilet, Leah menggigil karena hawa diluar toilet semakin sejuk. Guy yang sadar akan hal tersebut langsung melepaskan jaketnya dan merangkulkannya ke pundak Leah.

"Te-terima kasih." Leah yang masih menggigil pun duduk sebentar bersama Guy di dekat pohon.

"Siniin tangan lo." Kata Guy sambil menyodorkan tangannya dan menyuruh Leah untuk meletakkan tangannya ke atas tangan Guy.

"Eh,buat apa?" 

"Udah siniin aja. Gak bakalan gue silet juga nadi lo." Tegas Guy sambil sedikit bergurau.

Akhirnya Leah memberika tanganya dan Ghy mulai menggosok-ngosokan tangan Leah diantara 2 tanganya agar Leah merasa hangat. Leah merasa sangat nyaman dan aman bersama Guy. Leah menyadari hal itu. Mama, doinya Leah lagi romantisnya ini. huhu. Batin Leah penuh harapan.

Setelah Leah merasa hangatan, mereka pergi menyusul teman-teman yang sedari tadi menunggu mereka karena menghilang. Semuanya mulai berjalan kecuali Leah dan Guy karena Leah harus mengganti bajunya dan mengobati lukanya. Sesampainya di cottage, Leah langsung masuk ke kamar mandi dengan bajunya dan mandi duluan. Guy menunggu di ruang tamu. Setelah selesai mandi, Leah keluar kamar mandi dengan handuk yang masih ada di atas rambut coklatnya. Guy melongo melihat wajah cantik Leah sehabis keramas.

"Helooww, ngapain lo melongo?" Leah yang sedari tadi melihat Guy menatapnya pun langsung bertanya.

"Nggak papa." Guy yang bangun dari alamnya langsung menjawab.

Cantik. Satu kata bermakna yang ada dalam pikiran Guy. Selesai mengeringkan rambut dan merapikan wajah, Leah langsung keluar kamar dan menemui Guy. Guy yang sejak tadi menunggu Leah membawa kotak obat disampingnya.

"Ini buat apa?" Tanya Leah
.
"Mau dibakar, ya mau ngobatin lo kali. Jelas-jelas tangan lo lebam gitu."

"Tapi.. Nggak usah, gue bisa sendiri." Kata Leah.

"Udahlah. Katanya, cewek kalo punya banyak luka, daya tariknya jadi berkurang." Jelas Guy sok tahu, padahal tahunya dari papa yang sering mengomeli bundanya kalau bundanya terluka.

"Memangnya siapa juga yang suka sama gue?" Tanya Leah membalas.

"Gue." Guy membisikkan kata yang tidak diduga oleh Leah.

"Just kidding." Ucapan yang tidak diduga lagi dilontarkan. Kali ini membuyarkan harapan Leah untuk berada dekat dengan Guy.

Ealah udah seneng-seneng. Orang ini memang PHP. Itulah yang hanya bisa dipikirkan Leah sekarang. Dia merasa kecewa tingkat ringan akan ucapan Guy.

"Ya sudah jangan bengong lagi, ayo pergi sarapan. Bentar lagi semuanya bakalan lanjut aktivitas." Ucap Guy mengajak Leah.

***

JANGAN LUPA COMMENT, FOLLOW AND VOTE YA. SEE YOU SOON👋

XOXO

MENGEJAR COWOK DINGIN[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang