BAB 10: BALI (5)

3.2K 116 2
                                    

*HALO SEMUANYA, SORRY BANGET YA SOALNYA CHAPTER BALINYA SAMPAU 5. INI YANG TERAKHIR KOK DI BALINYA.

JANGAN LUPA VOMMENT YA👍 !!

************

Semua murid berkumpul di lapangan resort untuk mengikuti kegiatan outbound dan 'Forest Mission' yaitu semua murid dari setiap kelompok akan menyelesaikan misi-misi mereka di dalam hutan untuk berkompetisi memenangkan hadiah dari guru.

Mereka semua sudah berganti baju olaharga.

"Kalian akan main outbound dulu, setelah itu kita baru akan melaksana Forest Mission, ya." Kata Ms. Adila.

Mereka langsung menuju ke tempar outbound dengan jalan kaki. Suasana dibali kali ini memang cuacanya mendung alias dingin. Jadi cewe-cewe tidak usah khawatir dengan kukit yang habis dipanggang sehabia pulang.

Pemandangan di tempat outbound tampak asri karena banyak pohon cemaranya. Letaknya pun ada di sekitar hutan sehingga menambah kesan nature.

Setiap kelompok akan mengambil bagian dari outbound yang berbeda. Kelompok Leah pergi ke tempat flying fox terpanjang di sana.

Merupakan sebuah malapetaka bagi Leah karena dia sanfat takut dengan flying flying fox disebabkan oleh masa lalunya.

Flashback on

Leah dan papa sudah sampai di tempat bermain anak-anak di Trawas.
"Pa, Leah mau main plying pox boleh?" Kata Leah kecil yang masih tidak bisa mengeja kata f. "Boleh, Leah mainnya fying fox yang kecil aja ya." Jawab papa.

Walaupun flying foxnya kecil, namun terkesan panjang dan tinggi bagi anak seukurannya. Hingga akhirnya si penjaga Flying fix mengikat pinggang Leah dan meposisikan Leah sehingga dia bisa langsung terjun. "Weeee." Begitulah suara riang si kecil Leah.

Leah yang banyak bertingkah di perjalanan turun flying fox membuat talinya putus. "Aaa." Leah terkejut dan jatuh ke tanah.
"Leah. Kamu nggak papa, nak?" Papa Leah yang melihatnya jatuh langsung mengampiri Leah dengan khawatir.
"Papa sakit.. Leah takut. Plying poxnya tinggi." Ringis Leah. Sebenarnya, flying fox yang dikirannya tinggi untuk Leah sebenarnya tidak begitu tinggi. "Leah nggak mau main lagi.. aduh." Leah terus menangis.

Flashback off

"Kamu kenapa?" Suara Guy memecah lamunan Leah. "Eh, en-enggak papa." "Kita bisa nggak nggak ikutan outbound yang ini. Maksudnya aku." Lanjut Leah.

"Tentu nggak bisa. Memangnya kenapa?" Tanya Guy yang sedikit bingung akan oertanyaan Leah. "Sebenarnya, aku ada trauma sama Flying Fox." Jawab Leah.
"Memangnya kenapa?"
"Enggak papa. Aku lagi nggak mau mbicarain ini." Jawab Leah

Leah yang sedang badai-badainya takut dengan Flying fox kian mendekat dengan ketakutannya. Tangannya mulai bergetar dan tanpa ia sadari ada yang memegang tangannya. HANGAT. Ia tahu tangan siapa itu. Orang yang sudah memiliki tempat di hatinya, Guy.

Guy mendekatkan kepalanya ke telinga Leah dan berbisik, "nggak papa, aku disini bakalan liat kamu sampe kesana. Atau aku turun aja kali ya." Sampai akhirnya Guy ingin turun tapi Leah langsung mencegahnya. Leah menganggukan kepala tanda bahwa dia akan melakukannya. Guy tersenyum.

Pengawas flyingfox sudah mulai memasang pengait fying fox dan siap menurunkan Leah. Leah yang melihat ke belakang untuk menatap aguy sebentar akhirnya terjun ke bawah. Oh Tuhan Oh Tuhaaan. Batin Leah sambil turun menulusuri tali.

Leah sudah sampai di akhir tali dan pengawas lain melepas ikatan Leah. Setelah pengawas melepas tali, Guy yang juga sudah barusan turun langsung tersenyum dan menepuk bahu Leah sambil berjalan melewatinya. Leah pun ikut tersenyum.

Leah berjalan dan akhirnya berpapasan dengan Alia. Alia yang sudah dalam keadaan darah mendidih memegang tangan Leah dengan keras.

"Akh.. sakit Al." Ringis Leah yang kesakitan saat Alia terus mengeratkan pegangannya.
"Yang.. kamu kok disini. Ayo ikut aku, mau aku tunjukin sesuatu." Guy yang sudah melihat kejadian itu sedari tadi langsung melepas tangan Alia dari Leah dan menatapnya tajam. Dia kemudian tersenyum hangat kepada Leah dan membawanya pergi menjauh dari Alia.

"Ma-makasih." Ucap Leah sambil memegang tangannya yang masih sakit. Terdapat cap genggaman Alia yang membuat tangan Leah memerah. Guy hanya diam. Dia melangkah melewati Leah dingin.

Leah mengernyit karena tindakan Guy. Apakah Guy marah padanya, ataukah Guy tidak peduli padanya, padahal baru saja mereka berpacaran.

Tidak sampai semenit Guy sudah kembali sambil membawa balsem. Dia masih terdiam dan segera mengobati tangan Leah. "Eh, nggak papa. Ini hanya luka merah. Nanti juga sembuh sendiri." Ucap leah.

"Kamu ini gimana sih, kalo Alia gitu terus sama kamu emangnya kamu bisa nglawan dia sendiri?" Ucap Guy dengan nada yang sedikit meninggi.

"Sudahlah tidak usah dilanjutkan, apalagi seorang perempuan itu tidak boleh terkena lecet di tubuhnya, itu akan mengurangi ketertarikan pada cowok." Lanjut Guy.

"Tapi harusnya aku biarin kamu lecet aja ya, biar nggak banyak nyamuk yang ndeketin kamu." Baru kali ini Guy mengatakan kata-kata konyol yang membuat Leah tersenyum.

"Iyalah, aku lecet banyak aja deh. Kalo ada Alia dateng kamu jangan nolongin aku ya." Ucap Leah menggoda Guy.

"Eh, kok gitu sih? Aku kan bukannya mau kamu lecet." Guy menunjukkan sifat kekanak-kanakannya. Leah berhasil menggoda Guy. Leah dan Guy tertawa bersama.

*************

* SORRY BANGET YA UPDATENYA KELAMAAN SOALNYA LAGI MASA UTS MINGGU LALU. BESOK-BESOK DIUSAHAIN RUTIN YA PUBLISHNYA😁👋

XOXO

MENGEJAR COWOK DINGIN[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang