Hari ini saatnya Leah dan kawan-kawan pergi ke Bali. Pukul 5.30 pagi, Leah dan Lili sudah menyiapkan semua yang mereka butuhkan. Mereka berdua sarapan dan menunggu Dion untuk menjemput mereka berdua ke sekolah untuk berkumpul. Tak disangka, Guy ikut menjemput bersama Dion dengan mobilnya sendiri.
Leah terkejut saat tahu Guy datang menjemput Leah. "Lo ikut sama gue aja, biar nggak ngrepotin Dion sama Lili." Guy dengan perkataanya membuat Leah deg-degan.
"Yakin nggak apa? Takutnya ngrepotin lo?" Tanya Leah walau sebenarnya dalam hati dia sangat senang. ya iyalah ya. Ama doi mah, siapa juga yang gak seneng.
"Iya. Cepetan atau gue berubah pikiran nih." Jelas Guy.
Leah dan Guy akhirnya pergi ke sekolah. Di tengah perjalanan..
"Nngg.. gk papa nih? gue takut nanti dikiranya gue ama lo ada hubungan kalau sampe diliat teman-teman." Leah menjelaskan uneg-unegnya sebelum pergi bersama Guy tadi.
"Tenang. gue bisa ngatasi. Dari dulu mah udah kaya gitu kalo jalan sama temen cewe. Bilang aja lo butuh tumpangan. Selesai, kan." Kata Guy santai.
Orang ini memang kalo udah bawa masalah dengan santai banget. Untung gue suka. Leah tersenyum saat memikirkan perilaku Guy. Guy tiba-tiba melihat senyuman Leah.
"Masih hidup?." Leah yang habis bangun dari lamunannya langsung menjawab. "Yaelah, jahat banget sih lo. Ya masih kali. Lo pikir gue mati." Leah memukul pelan pundak Guy.
"Hahahha, mungkin aja." Guy yang tertawa keras dengan santainya tidak menghiraukan Leah yang terpana. Mukanya nggak kaku amat kok kalo lagi ketawa. Irit banget kalo ketawa bang, bang. Batin Leah.
Sesampainya di sekolah, semua murid XI A yaitu kelas Leah yang akan berangkat duluan sudah berkumpul. Mereka berdoa dan pergi menuju bandara. Leah dan Lili duduk bersama, sedangkan Guy duduk dengan Dion. Sebelum pergi, semua murid sudah di haruskan untuk pergi dan melakukan aktivitas hanya bersama dengan kelompok mereka.
Sesampainya di bandara, murid-murid membawa koper dan barang bawaan lainnya agar dibawa ke bagasi pesawat. Seusai check-in pukul 9.30, mereka langsung menuju pesawat. Perjalanan dari Surabaya ke Bali sekitar 1 setengah jam.
"Eh, le. Kita kalau udah nyampe tolong fotoin gue ya, gue mau langsung post di instagram." Kata Lili dengan mukanya yang gembira dan bersemangat.
"Iya ya, nanti kan bisa suruh Dion buat fotoin lo." Jelas Leah.
Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Leah, Lili, Dion dan Guy turun dari pesawat dan pergi masuk ke bandara. Disana ada temoat untuk berfoto. Lili meminta Leah untuk memotretnya dengan Dion.
"Le, ayo gue foto." Kata Lili mengajak sahabatnya yang tidak terlalu suka berfoto.
"Iya." Jawab Leah.
"Tapi setelah gue ama lo, lo harus foto ama Guy." Lanjut Lili yang membuat Leah dan Guy kaget.
"Iya..buat memori gitu loch." Lanjut Dion yang tambah membuat Leah deg-degan.
Akhirnya, dengan paksaan, Leah dan Guy pun berfoto bersama. Lili langsung mncetak foto Leah dan Guy 2x untuk disimpan oleh Guy dan Leah. Sebenarnya, Guy sudah menolak untuk ikut berfoto. Tapi, akhirnya dia ikut saja. Foto Guy dan Leah harus disimpan untuk memori masa SMA XI A.
Alia dan geng 'GIRLS'nya itu cemburu dan iri dengan Leah karena dengan mudahnya, dia bisa berfoto dengan Guy. Banyak cewek yang sudah mencoba untuk berfoto dengan Guy. Tapi, semuanya di tolak dengan tegas oleh Guy, termasuk Alia.
Setelah check-out dari bandara, mereka langsung pergi ke sebuah resort di daerah dingin. Sekolah menyediakan 30 cottage kecil untuk 30 kelompok. Mereka check-in dan pergi ke cottage masing-masing untuk membersihkan diri karena hari sudah mulai sore.
Setelah mendapatkan kunci, Leah dan teman-teman langsung pergi ke cottage. Satu cottage memiliki 2 lantai. 1 lantai memiliki 1 kamar mandi, 2 kamar, 1 dapur, dan 1 televisi dan juga halaman kecil. Begitu juga lantai 2. Hanya saja, lantai 2 tidak memiliki halaman melainkan balkon dan kursi gantung dan temoat untuk bersantai.
Kelompok yang memiliki anggota cowok didalamnya diharuskan tidur di lantai yang berbeda dengan cewek.
Setelah masuk cottage, mereka ber-empat membersihkan diri dan bersiap untuk makan. Hawa sejuk dan segar setelah mandi serta pepohonan hijau nan asri menghiasi cottage mereka. Harumnya tubuh setelah mandi pun juga tercium.
Setelah selesai mengeluarkan dan memasukkan baju-baju ke lemari, mereka berempat langsung pergi ke ruang makan. Ada kolam renang, tempat bermain, dan masih banyak lagi. Suasananya pun sangat mendukung. Lagu-lagu zaman sekarang membuat para murid semakin bersemangat untuk memulai hari mereka besok.
Jam 8.00 malam, Dion, Lili, Leah, dan Guy berkumpul di balkon untuk ngobrol-ngobrol. "Laper nih. Masak makanan yuk!" Kata Lili yang tiba-tiba oerutnya keroncongan.
"Masa tadi makannya belum kenyang?" Tanya Dion.
"Udah sih. Cuman laper lagi." Jelas Lili."Yaudah gue masakin aja. Mau makan apa?" Tanya Leah daripada Lili dan Dion akhirnya berdebat.
"Mau nasgor sama mie." Kata Lili.
"Aku paruhan sama Lili aja." Lanjut Dion.
"Guy, lo nggak makan?" Tanya Dion.
"Nanti lo liat sendiri aja." Jawab Guy dingin.Leah akhirnya pergi ke dapur dan memasakkan mereka nasi goreng dan mie dari bahan-bahan yang mereka bawa. Tiba-tiba, Guy muncul dan mengagetkan Leah. Hampir saja dia menumpahkan bahan-bahan masakan tapi langsung ditangkap oleh Guy.
"Eh, ,maaf,hampir aja jatoh. Kaya setan aja deh lo." Leah meminta maaf kepada Guy.
"Memangnya nggak ada kata lain apa selain maaf? Makasih kek apa kek? Protes Guy.
"Oke. Makasih udah ngebantuin." Leah meralat kata-katanya.
"Gitu dong.""Oo iya. Ngapain lo kesini?" Tanya Leah yang baru sadar kalau Guy ke dapur tanpa alasan.
"Mau liat ada masakan apa?" Jawab Guy.
"Seperti yang lo tau disini gue bakalan masak nasi goreng dan mie. Itu aja. Nggak ada masakan lain." Jelas Leah layaknya seorang chef.
"Yaudah. Masakin gue pancake yang sama waktu itu." Wajah Guy berubah agak malu karena meminta dimasakan pancake buatan Leah. Leah jadi tersipu malu dan juga merasa bahagia dicampur jadi satu. Leah akhirnya membuatkan Pancake untuk Guy dan makanan pesanan Lili dan Dion. Leah memberikan makananya ke balkon untuk Dion, Lili dan Guy.
"lo nggak makan Leah?" Tanya Lili.
"Enggak. Nggak papa, kalian makan aja dulu. Nanti gue buat pancake lagi." Belum semenit Leah berkata seperti itu, perutnya sudah keroncongan.
"Yah Leah, katanya lo nggak laper. Tuh, jadinya perut lo yang bicara." Kata Lili kesal.
"Ya sorry, gue cuman capek aja masak lagi, makanya gue bilangnya nanti masaknya."
Tak lama setelah itu, Guy memotong pancake dan menusuknya. Guy menyodorkan potongan pancake tersebut ke Leah.
"Ini, makan dikit. Katanya kan mau makan pancake, bagi aja sama gue. Toh ya gue belum tentu ngehabisin ini sendiri." Kata Guy dingin. Tangannya tetap dalam posisi menyodorkan pancake kepada Leah.
"Eh enggak, gue bisa makan sendiri." Jelas Leah merasa sungkan.
"Cepat dimakan atau perut lo tambah demo besar-besaran." Kata Guy mengancam.Karena sudah dipaksa, akhirnya Leah membuka mulutnya dan disuapi oleh Guy. Momen romantis tak terlupakan. Pikir Leah. Tidak terasa sudah jam 9.30 malam. Akhirnya mereka berempat memutuskan untuk tidur.
*********
GIMANA STORYNYA?? UDAH BAGUS BELUM?? MAAF YA KALO BELUM BAGUS.
JANGAN LUPA COMMENT, VOTE, SHARE AND FOLLOW YA😃*btw aku upload seminggu 2 kali atau kalo lagi mood bisa lebih😄
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR COWOK DINGIN[COMPLETED]
Novela JuvenilCREDIT COVER GOES TO : @Aphabeticwriter ********** Dari bertemu karena tertabrak, mainstream memang, hingga kejadian tak terduga selalu terjadi pada Leah Louisa hingga membuatnya semakin dekat dengan laki-laki tampan, Guy Alexander. Cowok anti-cewe...