BAB 9: BALI (4)

3.4K 124 0
                                    

Semua murid pergi ke cottage masing-masing untuk mandi dan menyiapkan diri kecuali Leah karena dia baru saja membersihkan diri. Dia, Lili, Dion, dan Guy juga pergi ke cottage. Lili yang langsung mengambil baju kesayangannya langsung melaju ke kamar mandi. Begitupun dengan yang lain. Leah menunggu sambil melihat-lihat di sekitar cottage melalui balkon atas.

"Hmmm.." Tak sengaja, Leah mengeluarkan nafas lega damainnya karena hawa yang sejuk itu. "Sampai segitu kerasnya ya suara lo." Guy tiba-tiba muncul dari belakang pintu.

"Eh masak segitu aja keras. Telinga lo aja kali yang ada speakernya di dalem."

Para murid diberi eaktu untuk beristirahat selama 1 jam dan setelah itu berkumpul di depan ruang makan. Leah dan teman-temannya ngobrol-ngobrol di balkon dengan tawa dan canda. Setelah 1 jam berlalu, semua bersiap-siap untuk pergi ke ruang makan. Semuanya sudah memakai pakaian mereka yang paling bagus karena pagi ini mereka diperbolehkan berfoto-foto selama setengah jam. Banyak perempuan yang mulai mengerubungi Guy.

"Guy, minta foto, dong." Begitulah yang kira-kira dikatakan oleh sekumpulan perempuan itu. Tapi seperti biasa, banyak yang ditolak dan bisa dibilang semuanya ditolak.

"Sorry ya, mungkin belum gue kasih tau tapi, gue udah punya pacar." Tolakan paling manis yang pernah dikatakan.

"APA??!!." Para perempuan langsung kaget dan mundur satu langkah.

"Iya, pacar gue satunya-satunya dan cinta pertama gue, LEAH." Kata -kata manis yang dilontarkan Leah dapat langsung meluluhkan hati Leah.

Leah, sadar Leah. Kendalikan dirii lo. Giila, mimpi nih gue, bangunin dong. Eh, tapi jangan deh.Batinnya.

Guy langsung bergerak maju dan berjalan menuju tempat paling belakang. Disanalah tempat Leah berdiri dan teman-temannya. Guy dengan lembut menarik tangan Leah dan berjalan maju.

"Dia ini pacar gue."

"Nggak mungkin. Nggak mungkin kalo kamu tu suka sama cewe rese kaya dia." Salah satu cewek tiba-tiba saja melontarkan kata-kata pedas itu.

"Kalo lo nggak percaya, tanya aja sendiri sama Alia." Alia berada di tengah -tengah kerumunan itu melihat Guy yang menatapnya tajam, seperti tanda kalau dirinya harus mengangguki pernyataan Guy. Dia hanya terdiam dan menganggukkan kepala.

"Oke, kalo gitu yang boleh foto sama gue cuman doi gue, bukan yang lainnya." Ucap Guy penuh arti bagi Leah.

Guy langsung menarik tangan Leah dan berjalan menjauhi kerumunan cewek-cewek itu.

Merek berhenti dia atas hamparan rumlut hijau dan banyaknya bunga macam warna. Mereka duduk berdua saja. Keadaan masih hening.

"Kenapa lo bilang kaya gitu? GUe kan bukan pacar lo. Gimana kalo gue dijadiin bahan bully-an cewek-cewek Alia.Uh, mantab deh udah." Ucap Leah memecah keheningan sekaligus suasana agak sedih.

Guy menolehkan kepala dengan tatapan serius nan dingin menatap wajah Leah.

"Leah Louisa, gue pingin lo jadi pacar gue

karena... Gue suka sama lo." Itulah penjelasan Guy kepada Leah.

"Gimana??"

Muka Leah memerah. Itu mah kaya perintah nggak sih. Gue setuju enggak setuju juga pastin dijadiin pacar.Batin Leah.

"Iya udah deh, kayanya setuju nggak setuju gue juga bakal lo yang bener."

"Patinya dong." Kata Guy menyeringai membaut Leah hanya bisa meggelengkan kepala.

Dibelakang mereka, 2 orang sudah mengamati mereka sedari tadi. Kepo couple, Dion dan Lili.

"Babe, coba dulu kamu nembak aku kayak gitu. Pasti udah luluh hatiku babe. Kamunya juga nggak bakal berjuang terlalu besar." Tegur Lili.

"Yah, dulu kan kamunya aja yang ditembak romantis tapi malah ngomong jangan terlalu romantis, yaudah aku nggak nge-romantisin deh." Jelas Dion. "Yah. Aku kan cuman becanda doang, ih." Lili mengendus kesal.

Dion tak kuasa melihat tingkah laku pacarnya itu. Dia menarik pipi Lili sambil tersenyum.

Lili hanya memberi senyum tipis. Mereka terus mengamati Guy dan Leah. Leah yang tadinya berada di bahu Guy mengangkat kepalanya.

"Kalo udah punya pacar jangan didinginin mulu, bisa bisa gue harus pergi ke tempat yang panas biar bisa ngle-lehin hati dingin lo." Ucap Leah sambil bercanda. "Aku-kamu aja sekarang. Biar kaya Dion ma Lili." Guy mengelus singkat rambut Leah.

"Yang dibelakang gak usah ngintip bisa nggak sih?!" Lanjut Guy sedikit berteriak membuat Leah menoleh ke belakang. Terlihat Dion dan Lili sedang berpura-pura mencabuti rumput, padahal tidak ada yang menarik disana.

"Halah, pake pura-pura lo!" Guy menjitak kepala Dion dan Leah menghampiri Lili.
"Sakit Woy!" Dion memegangi kepalanya yang memerah. Kekehan kecil terdengar dari suara Leah dan lili.

MENGEJAR COWOK DINGIN[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang