BAB 12 : HARI BARU

2.8K 97 0
                                    

Pagi yang mendung mengawali hari para murid. Leah yang terlihat tak begitu bersemangat sekolah karena semenjak tadi pagi dia terlihat tidak enak badan dan sedikit pusing.

"Leah, kamu kenapa? Semenjak tadi kamu tidak memperhatikan apa yang saya jelaskan." Kata Pak Dino, guru ketrampilan.

"Iya, maaf pak." Jawab Leah. Dia tidak ingin memperlihatkan sakit puaingnya kepada teman sekelasnya, apalagi oleh Guy.

Pak Dino mulai menjelaskan pelajarannya lagi. Lama-lama suara Pak Dino terasa memudar dan Leah yang matanya sudah terasa berat akhirnya menidurkan kepalanya di atas meja dan tertidur pulas.

"Woi bangun woi, tidur aja. Udah selsai nih pelajarannya." Alia sengaja mengeraskan pukulannya di meja dengan tujuan mengerjai Leah agar ia kaget, tapi nihil, Leah belum juga bangun. Dia sangat ngantuk sampai-sampai tidak mendengar ketukan Alia. Alia yang sudah mulai muak bermaksud menjabak kepala Leah, tapi tangan langsung ditepis oleh tangan lainnya.

"Kalo orang lagi tidur itu jangan diganggu, nyari masalah aja lo." Guy langsung menegur Alia dan segera menatap matanya tajam. Alia pun langsung pergi dengan kesal. Akhir-akhir ini Guy memang over-protective terhadap Leah. Ia tidak ingin gadisnya terluka apalagi disentuk oleh orang-orang seperti Alia dan laki-laki jahil di sekolah.

Seperti contoh waktu Leah dan dia berjalan menuju sekolah karena motor Guy sedang diservis sehingga mengharuskan dia dan Leah berjalan dengan payung karena sedang hujan. Guy hanya mengekori Leah dan jarak mereka bisa dibilang 1 meter lebih karena Leah terlalu bersemangat jalannya. Pada saat itu, beberapa laki-laki melihat ke arah Leah sambil berbisik-bisik ingin menggoda Leah. Guy yang tahu akan hal itu, langsung mempercepat langkahnya dan melingkarkan tangannya ke pundak leah sambil menatap tajam ke arah orang-orang itu.

Contoh lainnya bisa didapat saat Guy mengusir seorang dari anggota Alia yang berusaha mengerjai Leah saat berada di kamar mandi perempuan.

Guy yang mengingat hal itu langsung tersenyum sendiri memikirkan tingkah lakunya yang agak aneh itu. Ia langsung menyelipkan sisa rambut yang menutupi wajah Leah yang cantik itu.

Atau gue biarin aja ya rambutnya nutupin wajahnya biar nggak diliat sama orang lain. Pikir Guy yang, yah bisa dibilang aneh.

Gak usah deh. Pikirnya ulang mengambil keputusan mengingat hal itu sangat konyol.

Terus dilihatnya gadis itu. Wajahnya damai menambah kecantikan yang dimiliki Leah.

Pelajaran berikutnya pun dimulai dan Lili sudah menbangunkan Leah. Wajah Leah terlihat capek dan pucat. Karena tidak mendengarkan pelajaran Bu Neni yang terkenal galak. Diapun langsung menyuruh Leah yang kakinya agak lemas untuk keluar.

Guy yang melihat itupun merasa sedih karena gadisnya dikeluarkan untuk kesalahan yang tak masuk akal.

******

Leah duduk di duduk luar kelas. Kepalanya merasa pusing. Ditambah lagi hawa disana dingin baginya karena ia sedang sakit. Kepalanya terasa sangat berat. Pusingpun melanda dan Leahpun langsung jatuh kelantai dalam keadaan tak sadarkan diri.

Setelah beberapa detik datang seorang laki-laki tampan, dan kekar. Ia langsung menopang Leah menuju ke UKS.

******

Leah meulai membuka matanya. Terang -terang lampu menyinari matanya yang baru saja terbuka. Dilihatnya wajah Lili disampingnya dengan tatapan khawatir.

"Lele, kamu nggak papa kan? Yaampun, aku talut banget tahu nggak sih." Ucap Lili dengan nada khawatirnya.

"I-iya aku nggak papa kok. Cuman pusing sedikit. By the way, aku kok bisa ada disini ya?." Leah tampak berpikir sejenak kemudian membelakkan matanya.

"Kamu nggendong aku ya Li?" Tanya Leah.
"Iih.. ya nggak mungkin dong. Kamu ini gimana sih? Udah tau akunya kexil gini suruh gendong kamu, yang bener aja kali Le. Yang nggendong kamu itu kak Kiki namanya." Jelas Lili.

"Kak Kiki. Sapa tu?"
"Ish, kamu tuh. Kak Kiki. Kakak ganteng kelas dua belas. Udah ganteng, dia juga kapten basket. Uuh, keren deh pokoknya. Guy juga sebanding sih sama dia cuman gantengan Kak Kiki sedikit hehe." Jelas Lili sambil membayangkan wajah Kiki.

"Oo gitu. Jadi aku dilupain nih ceritanya?" Ucap Dion yang tiba-tiba datang didekat pintu masuk UKS.

"Ya enggaklah sayang. Bagi aku kamu itu yang PALING ganteng." Ucap Lili meninggikan kata paling-nya.
"Terserah kamu aja deh."

"Ooh iya, btw Guy mana ya? Kok aku nggak keliatan dari tadi?" Ucap Leah sambil matanya mencari-cari Guy di UKS tali tetap saja Guy tidak ada.

"Ooh, tadi dia lagi ada urusan. Gatau sih ngapain." Jawab Dion.

Leah tampak kecewa sedikit karena bukan Guy yang dilihatnya sewaktu bangun. Tapi dia tidak ingin menunujukkan wajah kecewanya itu. Ditambah dia masih agak sedikit pusing dan membutuhkan istirahat lagi.

"Yaudah Le, kamu istirahat dulu gih." Ucap Lili sambil menepuk pundak Leah menyuruhnya untuk tidur sebentar. Leah pun mengangguk. Tak lama setelah itu dia pun tertidur pulas.

********

Guy sudah sampai di UKS. Jantungnya berdebar sangat kencang khawatir bahwa gadisnya apa-apa. Tapi nyatanya, setelah dia membuka pintu, wajah Leah yang tidur langsung tampak. Guy hanya tersenyum.

Dia mendekati wajah Leah. Wajahnya masih pucat tapi tidak mengurangi kecantikan alami yang dimiliki gadisnya.
Memang dia sempat berpikir bahwa Leah sedang sakit saat dia tidur di kelas dan dengan cara jalannya yang agak lemas. Namun, dihiraukan olehnya tak ingin pikiran-pikiran negatifnya malah membuat Leah seperti yang dipikirkannya.

Guy menyeret kursi didekatnya, menidurkan kepalanya dan menatap wajah tidur Leah dan ikut bersamanya ke alam mimpi.

*******

Leah baru saja bangun sekitar 20 menit-an. Guy tampak dekat saat dia baru saja membuka matanya. Dia tersenyum leabr karena kali ini Guy lah orang pertama yang dilihatnya saat bangun. Dia menatap wajah Guy yang masih tertidur pulas. Tampan. Itulah yang dipikirkan Leah. Walau sudah berpacaran, dia masih deg-degan saat dekat dengan Guy.

Leah mengelus rambut gelombang Guy yang berwarna hitam-coklat itu. Tiba-tiba tangan Guy dengan lembut menyentuk tangan Leah yang masih mengelusnya dan menariknya sedikit. Guy mendongakkan wajahnya agar bisa melihat wajah Leah. Matanya masih sayu-sayu marena habis bangun tidur. Tidur pulasnya terganggu karena elusan lembut dari Leah.

"Hai, princess." Sambut Guy hangat masih memegang tangan Leah. Leah hanya tersenyum.

"Sudah enakan?" Kali ini Guy melepaskan pegangan tangannya dan membenarkan posisi duduknya.

"Udah. Kamu dari mana aja sih? Daritadi aku cariin tapi kamunya nggak dateng-dateng."
"Iya, aku ada urusan tadi. Sori." Jawab Guy.
"Ada urusan apa tadi?"
"Urusan sama Kiki. Yang UDAH NOLONGIN kamu itu." Wajah Guy agak sedikit kesal karena sambil menekankan kata "udah" dan "nolongin" bukan dia yang membantu Leah, melainkan orang lain.

"Oke. Jangan lama-lama yah!" Kata Leah sesikit manja.
"Iya pancake-ku sayang." Guy tersenyum pada Leah dan selanjutnya pergi meninggalkan UKS. Leah pun tersenyum lebar pasalnya, Guy menyebutnya dengan kata pancake. Pancake buatan Leah memang makanan favorit Guy sejak pertama kali mencobanya.

MENGEJAR COWOK DINGIN[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang