Tegar

5K 300 4
                                    

Sekarang aku bukan lagi seorang yang bujang, aku telah menyandang gelar istri dari Adli Gifari. Dia adalah imamku, surgaku ada bersamanya. Sekarang hanya bagaimana caranya aku mendapatkan surga itu.

"Hmm, masih terlelap rupanya. Abang, bangun abang, sudah azan subuh. Ayo kita salat jama'ah."

"Don't touch me."

Betapa terkejutnya aku, dia langsung mengunci erat tanganku, hingga meninggalkan bekas merah.

"listen, kita memang sudah menikah, tapi aku tidak menganggap kamu adalah istriku."

"Tapi . . . ke kenap kenapa? Bukannya kamu yang melamar aku? Dan apa semua ini? Di depan abi, kam kamu. . ."

"Stop. Jangan pura-pura bodoh Alina, lelaki mana dengan rela hati menikahi wanita yang telah mentoreh malu di wajahnya? Kamu lupa apa yang telah kamu lakukan kepadaku, hah?"

"I'm sorry, but . . ."

Dia melepaskan cengkraman tangannya dari tanganku, dia melanjutkan ucapannya dan membelakangi aku.

"What? Alina Karlina Hasyim! Tidak perlu memasang muka bingung seperti itu, kamu tau kalau orang tuaku sudah meninggal sejak aku umur 11 tahun dan Aida masih bayi. Ayah meninggalkan surat wasiat sepenuhnya atas nama pamanku, semua itu akan dialih tangankan ketika aku sudah menikah. Batas waktuku hanya sampai aku berumur 27 tahun, dan itu adalah 3 bulan lagi. Begitu ijab kabul aku ucapkan semua harta papa menjadi milikku."

"Kenapa harus aku? Mengapa bukan pacarmu itu yang kamu nikahi?" Jujur aku merasa sakit, air mataku mengalir begitu saja.

"Kenapa harus kamu? Karena dalam wasiat itu aku harus menikah dengan wanita beragama, pamanku yang melamarmu untuk jadi istriku, pertama aku menolak, tapi . . . akupun lagi buntu, yaaah aku setuju aja. Ku pikir alasanku cukup logis, mengapa aku menikahimu. Yang tidak aku mengerti sekarang adalah mengapa kamu mau menjadi istriku? Secara, sedikit banyaknya kamu tau bagaimana sikapku yang. . ."

"Mr. ADLI GIFARI! Apapun alasannya, aku ikhlas menerimamu sebagai IMAMKU."

Rasanya aku sudah tidak sanggup mendengar apapun dari mulutnya, orang yang dapat membawaku menuju surga-Mu, dengan suaranya mampu meremukkan perasaan ku ya Allah. Dulu aku membayangkan bahwa suatu saat aku akan membangun mahligai cinta bersama imam yang engkau pilih. Aku ingin menyembah-Mu diimamkan dia, tapi hari ini aku masih menghadapmu sendirian. Ya Allah, jangan biarkan aku putus asa. Bantu aku untuk mengembalikan suamiku ke jalan-Mu. Amin

Aku tersisak tangis sepanjang do'aku. Aku tau, aku sedang mengalami kenyataan pahit. Aku akan berjuang untuk rumah tanggaku yang masih berumur jagung ini, aku akan membuat Mr. Adli Gifari itu menjadi imam surgaku selamanya.

Engkau Jawaban Istikharahku√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang