Tersenyum Kembali

3.9K 214 2
                                    


Hari ini aku memutuskan untuk ngajar, bosan kalau harus di rumah terus. Kabarnya bang Adli akan pulang dua hari lagi, menunggu dua hari itu datang sungguh sangat membosankan. Jadi mengajar adalah ide yang tepat sekarang ini.

Aktivitasku berjalan seperti yang kuharapkan. Hari ini juga hari terakhir anak kelas XII sekolah, jadi ada semacam acara makan-makan gitu. Syukurlah, jadi gak kesepian deh. Aida? Iya, Aida juga di sini, dia menjadi ketua penyelenggaraan acara ini, secara dia kan salah satu member kelas XII, tapi dia gak bisa pulang dulu, karena ujian pengajian malamnya belum selesai. Hari ini cukup menyenangkan, hitung-hitung untuk menghilangkan rasa sepi di hati ini. Ya kan?

****
Aku sudah kembali ke rumah bang Adli, ups maksudnya rumah kami kemaren, karena keadaanku sudah pulih kembali, jadi aku memutuskan untuk pulang ke sini. nih, semenjak sakit kemaren, hobby ku yang dulu kembali lagi, aku jadi banyak nonton sekarang. Ada drama india, malaya, horor, big movie, kadang-kadang kartun juga aku nonton.

Sekarang udah malam, aku sudah melaksanakan salat isya, dan sekarang aku sedang di meja kerjaku, coba tebak lagi apa? Aku lagi nonton drama malaya baru nih, seru banget. Aku paling ga bisa nonton film setengah2, jadi kalau udah nonton ya harus selesai di waktu itu juga, hehe.

'Krek' suara orang membuka pintu.
"Siapa di sana?" loh, perasaan aku udah kunci pintu, tapi kok kaya suara pintu ke buka ya.

Kamarku lumayan besar, kalau dari pintu kamar tu ada lorong untuk ke kamar utama, untuk menuju ke kamar utama sekitar 4 meter, kalau duduk di meja kerja ku memang pintunya gak nampak.

'Kok gak ada orang ya?' batinku bertanya. Tiba-tiba saat aku keluar kamar dan berjalan menuju tangga, seseorang memelukku dari belakang

"Aaaa" langsung saja aku berbalik dan memukul kepala si pemilik tangan yang memelukku tadi.

"Stop, ini abang, ini abang okey" dia melindungi dironya dan mengulang kata itu berkali-kali

"Abang? Sorry, Alina ketakutan" dia tidak menjawabku, dia meninggalkan aku dan masuk ke kamar dengan membawa kopernya. Aku pun mengikuti nya dari belakang. Abang pulang? Bukannya dua hari lagi?
Kok gak ngabarin aku?

"Pengen kasih surprize eh malah kena pukul" dia bergeming. Aku yang merasa bersalah ya harus minta maaf.

"Maaf, Alina ga sengaja, abang sih pulang kok ga ngasih tau alina'

" kan kejutan"

"Iya kejutan, benar-benar terkejut, jadinya ketakutan" aku membela diri.

"Hufh, abang juga minta maaf deh"

"Iya gak pa pa. Yang penting sekarang abang udah di sini sama Alina, huuuu senangnya"

"Helleh, senanglah sangat"

"Iyalah. Ups abang!"

"Hmm"

"Abang udah makan belum? Alina gak masak apa-apa, bahan dapur juga tinggal telor doang, abang udah makan belum?"

"Udah, abang udah makan tadi di luar sama Rafa"

"Sama Rafa? Kok jadi Rafa sih?"

"Rafa yang jemput abang di bandara tadi"

"Oo, yaudah abang mandi dulu gih"

"Iya, capek sekali, mandi berdua yuk" godanya dwngan senyjm jahilnya itu.

"A, hah hahah, gak deh, udah malam, dingin. Alina beresin koper abang aja, a iya alina beresin koper abang aja ya! Hm hm" sinyal bang adli berubah drastis, untungnya dia gak melanjutkan aksinya itu, dia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

Engkau Jawaban Istikharahku√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang