pertemuan

6.4K 327 1
                                    

Sekolah baru saja bubar, dan semua siswa menuju mushala untuk menunaikan salat asar. Aku berkeliling sekolah untuk memastikan tidak ada siswa yang kabur atau bolos salat, dan aku sendiri? Tenang aja aku nggak bolos kok, maklum kaum hawa banyak dispensasinya.

Eits, tunggu sepertinya aku mendapati siswa yang bolos, awas aja kalau itu siswa asuhanku, akan kujitak habis-habisan, semua orang berbondong-bondong ke mushala dia malah ngumpet di ruang seminar, tak patot.

Apa? Betapa kagetnya aku saat melihat sosok pria yang berada di ruang seminar ini, ternyata bukan siswa di sini, entah dari mana asalnya, rasanya ini kali pertama aku melihat wajahnya. Dan dia bersama seorang wanita tanpa jilbab, astagfirullah, yang benar saja, mereka berciuman di sekolah siswa yang merangkap jadi santri. Bukannya mereka yang kalang kabut karena tertangkap basah, malah aku yang gagap dan bahkan hampir tidak bisa bicara seperti orang bisu. Tapi tenang aja, aku masih bisa bicara kok.

Baru saja aku mau bicara, lelaki ini langsug buka mulut dan berjalan ke arah ku

" anda ustazah di sini kan? Jangan coba-coba mencampuri urusan saya, dan mengenai yang anda lihat barusan, bisa anda buang jauh-jauh dari ingatan anda atau jika anda terkesan saya izinkan untuk anda simpan di memori ingatan anda "

Paaaarrrrr#####
Tanpa mengucap sepatah katapun, langsung saja lima jariku mendarat tepat di pipinya. Kini, matanya menatap lekat ke arah ku, dan aku melihat kemarahan di sana. Tak perduli dengan ancamannya, aku keluar dati ruangan itu dan memanggil ustaz Fakhrul yang baru keluar dari mushala dan langsung saja kulaporkan apa yang baru aku lihat, karena menurutku hal semacam ini harus dibasmi sebelum merajalela.

Pria antah berantah itu terus saja melotot ke arah ku walaupun telah diadili oleh beberapa hakim sekolah. Berdasarkan keterangan yang diberikan, ternyata wanita yang bersamanya adalah kekasihnya. Dan yang paling penting, dia adalah abang dari salah satu siswa asuhanku, Aida namanya. Bagaimana aku tidak terkejut, ternyata pria antah berantah itu adalah abang dari siswa yang meraih juara umum sekolah dan termasuk siswa paling baik, patuh dan yang paling utama SHALIHAH. Tatapan itu, apakah itu tatapan marah, jengkel, atau dendam ya. Emang apa bedanya? Ya Allah, aku berlindung dari segala keburukan terhad apa diriku, Amin.

Kejadian hari itu tidak banyak yang tau. Selain para guru di sekolah, Aida adalah satu-satunya siswa yang tau mengenai hal ini, ya gimana nggak tau, orang itu abangnya kok. Tidak lama setelah kejadian abangnya, Aida datang menemui ku, dia menangis dan meminta maaf atas kesalahan abangnya, dia juga merasa malu karena kelakuan abangnya. Aku adalah tipe yang tida tahan melihat orang menangis, aku mencoba menjelaskan kepadanya bahwa yang terjadi ini, murni tidak ada sangkut paut dengannya. Ini adalah kesalahan abangnya. Aku menasehati Aida, dan aku juga meminta dia untuk sering2 mengingatka abangnya agar tidak berlarut-larut dalam dosa. And yang benar saja, aku ikut menangis bersamanya. Dasar BAPER.

Engkau Jawaban Istikharahku√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang