Adli's birthday

4.2K 234 3
                                    

'Krek' suara pintu terbuka. Seperti biasa, pulang kantor aku langsung naik ke atas dan berbenah diri. Biasanya ada Alina yang menyiapkan semua keperluanku. Ergh, apa-apaan aku ini, apa aku berharap dia kembali?
Oh my god, no, itu gak mungkin.
Gak, gak mungkin. Hufh hari ini benar-benar melelahkan, sebaiknya aku mandi dulu.
***

Aku menyadari handphone ku berdering saat aku sedang berpakaian.

"Apa ini? Aida? Dari mana dia dapat ponselnya? Apa dia ada di rumah?"

"Abang, tolong bukakan pintu depan, aida di luar ni" (message)

"Hah? Dia pulang dengan siapa malam-malam gini?"

Aku langsung turun ke bawah dan membukakan pintu depan, tapi aida kok ga ada. Aku hanya menemukan kertas merah di lantai.

'Datanglah ke taman belakang'

"Siapa yang mengirim surat ini?"

Saat aku ke taman, semua gelap, tiba-tiba semua menjadi terang dan-

" happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday, happy birthday to you"

Aku benar-benar terkejut, bukan karena aida, tapii ALINA, dia kembali? Apa ini mimpi?

"Happy birthday abang"

Dia benar-benar cantik dengan gaun pich itu.

"Abang!" aida berteriak.

"Hmm!" sontak, akupun terkejut.

"Tiup lilinnya"

"Hufh"

Dia memotong kue dan menyuapi ku, gak ada bantahan, aku memakan kue dari tangannya. Apa selama ini aku merindukannya?

"Enak gak bang?" aida kembali mengejutkan ku.

"Enak"

"Iya dong, itu kak alina yang buat".

Dia tersenyum ke arah ku. Benar-benar cantik. Apa aku jatuh cinta padanya? Ergh, gak mungkin aku menelan ludah sendiri kan?

" ekhmm, huuaaaahmm, udah malam bang, kak, aida ngantuk aida masuk kamar dulu ya! Bye princes, prince!"

Aida pasti sengaja ninggalin aku sama alina.

"Hmm Abang? Ayo duduk!"

Dia menunjuk ke arah meja di samping kolam.

"Ayolah! Aku sama aida udah nyiapin ini dari tadi siang loh"

"Kenapa repot-repot?, aku kan ga nyuruh"

Jawabku ketus

"Kalau abang nyuruh, bukan kejutan dong. Lagian abang pasti belum makan kan?"

Benar, aku merasa lapar.

"Okey, aku makan"

Tidak ada percakapan di antara kami, selesai makan aku langsung naik ke atas, dan meninggalkan dia di bawah. Aku yakin dia pasti bersedih. Tapi aku tetap lah adli, aku tidak akan bisa menerima dia.

'Krek' pintu kamar terbuka. Alina membawa sebuah kotak ke arah ku.

"Abang, ini hadiah dari Alina!"

"Letak aja di situ!"

"Hm. Abang gak mau buka?"

Aku seperti mendengar permohonan darinya.

"Berikan!"

Saat aku membuka kotak itu ternyata isinya adalah peci, baju koko dan sarung

"Alina apa maksud kamu memberi-

" Abang, alina gak maksud apa2, abang alina yakin abang akan kembali menja-

"Brukk"

Aku melempar kotak itu ke lantai, sontak alina terkejut. Aku gak tau apa yang aku lakukan, pikiran dan perasaanku gak sejalan.

Aku mendengar isak tangisnya. Dia memunguti isi kotak itu.

"Abang, alina simpan kotak ini di lemari ya, suatu saat abang abang akan mengerti"

Aku tidak tahan, rasanya begitu panas berada di kamar ini.
Aku membanting pintu dan keluar dari kamar.
****

Engkau Jawaban Istikharahku√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang