Hospital

4.4K 249 2
                                    

'Kamu telah jauh'-----, 'jauh meninggalkan tuhan'
Kata-kata itu terus bergeming di telingaku, kemarahan jelas sekali kulihat di matanya, dia kecewa, sangat kecewa. Aku baru saja ingin membuka diri untuknya, tapi rasanya tidak mungkin, dia takkan menerima ku kembali. Tidak setelah aku menyakitinya berulang kali. Alinaaaa, maafkan aku, jangan tinggalkan aku.

"Nak, gimana alina?" seorang lelaki bersama istrinya menghampiri ku, Aku menyalami mereka berdua

"Alina sedang ditangani oleh dokter bi, umi!"

"Yang sabar nak" abi mencoba menenangkan hatiku.

"Abiii, gimana anak kita bi, kenapa bisa terjadi seperti ini bii, apa yang sudah terjadi?" umi terisak di pelukan abi.

"Umi, tenanglah, yang dibutuhkan alina adalah do'a dari kita semua."

Terlihat rafa datang mendekati umi dan abi, dia mengulurkan tangannya menandakan dia ingin bersalaman dengan abi dan umi. Iya, sejak tadi rafa bersamaku di rumah sakit, tapi dia tidak mengucapkan sepatah katapun, aku tau dia marah, tapi kekhawatirannya terhadap Alina mungkin membuatnya memilih untuk diam.

"Rafa, kamu juga di sini nak!"

"Iya om, tante"

'Krek' suara pintu terbuka,

"Gimana keadaan alina van?" aku merasa panik dan langsung menghampiri dokter yang baru keluar dari ruangan Alina, dia teman satu SMA ku dulu.

"Gimana keadaan anak saya dok?" umi juga langsung

"Alina kehilangan banyak darah, kita butuh beberapa pendonor yang berdarah A"

"Gue darah A vano, mungkin gue bisa jadi pendonor."aku langsung menawarkan diri untuk menjadi pendonor.

" saya abinya, saya juga berdarah A"

"Baiklah, adli, pak, kalian bisa langsung ke ITD untuk cek kecocokannya"

"Rafa, tolong jagain tante ya" abi menitip pesan pada rafa.

Aku dan abi langsung ke ruang yang diminta vano. Setelah dicek, darah ku dan abi cocok untuk di transfusi ke Alina. Setelah Proses transfusi darah selesai, aku dipanggil vano ke ruangannya.

"Adli, gue pikir ada banyak hal yang terjadi sama lo setelah melihat lo acak-acakan seperti ini"

"Banyak, van. Banyak banget sampe gue sendiri bingung sama apa yang gue hadapin sekarang, gue ga bisa cerita sekarang sama lo"

"Gue paham bro, gue ga akan minta lo untuk ceritaan sekarang kok. tenang aja, istri lo bakal baik-baik saja setelah menerima transfusi darah, tulang kakinya retak, kalo gue liat kayanya itu karena benturan benda keras. mungkin dia akan sulit berjalan untuk sementara waktu."

"Tapi itu akan kembali seperti semula kan?"

"Iya, retaknya ga parah kok"

"Apa dia perlu kursi roda?"

"Kalo menurut gue sih ga perlu adli, dia cuman butuh lo untuk menuntunnya bergerak kemana-kemana" dengan menunjukkan senyum penyemangatnya itu. Sekarang perasaanku jauh lebih baik, tapi apa Alina masih mau menerima ku? Dia bahkan udah minta cerai dariku.

"Tapi gue akan sarankan tongkat adli, dia akan membutuhkannya kalau lo gak ada".

" oke van, thanks ya, gue mau ke kamar alina dulu"

"Yup, yang sabar bro".

******

Jam sudah menunjukkan pukul 23:30, umi, abi dan rafa masih ada di ruangan Alina. Tapi dia masih belum membuka matanya.
Terdengar suara umi melantunkan ayat suci Al-Qur'an di dekat Alina, persis seperti suara Alina saat dia mengaji, tak sadar air mataku jatuh, aku benar-benar sakit melihat Alina sekarang tidak berdaya.

"Hmm uhmm" terdengar suara dari alina.

"Alina! nak! Alina sudah sadar sayang" umi mengelus dan mengecup kening anak tercintanya dengan sangat lembut.

"Umii, alina di mana?" suaranya terdengar serak dan lemas.

"Alina di rumah sakit sayang,  alina jangan banyak bicara dulu ya nak, alina istirahat saja" air mata umi berlinang

Aku hanya diam di sisi abi, memperhatikan istri yang aku sakiti itu lemas tidak berdaya.

"Maaf pak, buk, saya ingin memeriksa Alina, tolong tinggalkan kami sebentar" Veno meminta kami untuk keluar

"Nak" abi memegang bahuku, sepertinya abi sadar bahwa aku hanya diam saja dari tadi. Aku tidak menjawab, aku hanya menoleh dan duduk di sampingnya.

Dia memegang bahuku erat
"Semua pasti punya masalah, dan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, sekarang kamu sedang di uji oleh Allah, itu artinya Dia masih menyayangimu nak, Alina mwmbutukan kamu, malam ini umi dan abi akan menginap, kamu pulanglah, benahi diri kamu, ambil pakaian alina dan kwmbalilah besok pagi."

"Tapi, adli masih ingin di sini abi"

"Pulanglah, besok pagi-pagi kamu kembali, lihatlah dirimu sekarang" abi benar, aku benar-benar terlihat acak-acakan. Aku memutuskan untuk pulang, dan kembali besok pagi.

Tapi sebelum itu, aku menghampiri Alina yang sudah terlelap, aku mengelus pucuk kepalanya, dan mencium keningnya lama, air mataku menetes begitu saja, hampir saja aku kehilangan dia.

####

Engkau Jawaban Istikharahku√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang