Meminang

5.5K 311 1
                                    

Malam ini aku dikejutkan dengan berita yang rasanya tak mungkin kejadian. Seorang lelaki datang menemui abi dan berhajat untuk meminang aku. Mungkin saja sih ada lelaki yang mau meminang aku, tapi yang membuat aku tidak percaya, lelaki itu adalah Adli Gifari. Dia adalah lelaki yang dihakimi oleh ustadz fakhrul beberapa minggu yang lalu karena tertangkap sedang berdua-duaan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Iya, dia abangnya aida.

Abi memutuskan untuk menerima pinangannya, entah apa yang aku pikirkan, tak ada bantahan dariku yang menunjukkan bahwa aku tidak setuju denga keputusan abi. Aku tau apa yang telah menjadi keputusan abi, pastilah yang terbaik untukku. Tapi mengingat bagaimana pertemuan kami pertama kali, rasanya tidak mungkin jika dia datang meminang aku. Atas dasar apa dia ingin melamar aku menjadi istrinya, dan apa yang dikatakannya pada abi sampai abi setuju untuk menerima dia.

"Abi, Alina masih tidak mengerti sama keputusan abi. Rasanya Alina sudah pernah bercerita pada abi tentang kejadian di sekolah beberapa minggu yang lalu, dialah orangnya abi."

"Abi tau. Abi juga sudah pernah bilang sama Alina kalau abi sudah memilih lelaki yang akan menjadi suami Alina. Dia adalah anak dari sahabat abi. Mengenai sikap dia, itu menjadi tanggung jawab alina unuk membawa dia kembali kepada Allah, dia anak yang baik Alina. Dulu dia sangat ceria, baik dan rajin salat. Tapi setelah ibu dan ayahnya meninggal, dia dan adiknya di asuh oleh pamannya dan dibawa ke New York. Saat itu dia berumur 11 tahun, dan adiknya masih bayi. Mereka kembali ke Indonesia 6 tahun yang lalu saat Aida masuk SMP. Setau abi, Adli punya usaha yang bagus di New York, abi rasa dia ingin yang terbaik untuk adiknya, sampai dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan memasukkan adiknya ke sekolah asrama. Alina, tapi bukannya kamu juga sudah setuju? Emm abi memberikan Alina waktu selama seminggu untuk berfikir dan Alina setuju dalam waktu 3 hari?"

"Hmm, Alina punya alasan sendiri abi, dan Alina yakin, setiap keputusan yang abi pilih pasti untuk kebaikan Alina."

"Alhamdulillah kalau seperti itu."

Semua resepsi berjalan lancar, acaranya dihadiri oleh banyak tamu-tamu besar. Sungguh melelahkan. Adli sudah mita izin pada abi untuk membawaku pulang ke rumahnya. Sebelum ini aku tidak pernah dekat dengan lelaki kecuali dengan Rafa sahabatku. Itupun karena kami sudah kenal lama dari kecil. Dan sekarang aku harus tinggal dengannya hanya berdua dalam satu rumah. Ya ampun, bisa gila aku. Bismillahirrahmanirrahim, cerita sesungguhnya baru dimulai sekarang.

Engkau Jawaban Istikharahku√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang