Bersyukur

4K 214 1
                                    

Seharian ini aku menemani istriku di rumah sakit, aku bahagia bisa berada di dekatnya, melihat dia dari jarak sedekat ini membuatku merasa nyaman, inikah cinta yang sesungguhnya?

'Krek' suara pintu terbuka. Tampak Aida dan  dua orang ustazah datang menjenguk alina

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" ucapku, Alina yang sedang terlelap membuka matanya.

"Maaf, kedatangan kami mengganggu tidur ukhti" ustaz sarah membuka suara.

"Gak kok" jawab alina pelan

"Kak alina, maaf baru bisa datang, aida baru tau tadi pagi, Abang telat ngabarin nya"

"Gak pa pa, kakak ngerti, lagian kakak kan baik-baik aja"

"Baik-baik aja gimana kak? Kaki kakak di perban gitu"

Alina hanya tersenyum melihat tingkah adik iparnya. Aku membiarkan mereka ngobrol, aku memilih untuk keluar sebentar

"Adli" seseorang memanggil ku saat ku nerada di lorong rumah sakit. Ternyata Rafa pemilik suara itu. Aku berhenti menunggunya menghampiri ku.

"Carolin ga ketangkap, polisi telat sampai bandara, dia masih tercatat sebagai buronan"

Aku tidak mengucap apa-apa, aku hanya mendengar yang dikatakan Rafa.

"Apa lo bakal cerain Alina?" pertanyaannya berhasil membuat ku menghentikan langkahku

"Kenapa lo liat gie gitu?" tanya Rafa

"Kenapa? Lo mau ambil dia?"

"Sebenarnya gue ga mikir kesitu, tapi ide lo bagus juga, aku coba"

"Ga usah, cuma bakal buang-buang waktu lo aja, gue ga akan ninggalin Alina"

"Lo egois adli, gara-gara lo, alina hampir mati. Ga cukup lo nyakitin dia?"

Aku tidak menjawab, aku memutar badan dan melanjutkan jalan setapakku.

"Njir, lo ninggalin gue gitu aja? Wah kurang ajar lo, gue lagi ngomong oi!"

Aku dengar Rafa mengoceh tidak jelas, tapi aku pura-pura ga dengar. Bakal panjang urusannya kalau aku lama-lama sama dia.

"Kenapa lo ngikutin gue?" saat aku sadar kalau rafa dari tadi ngikutin aku.

"Siapa yang ngikutin lo, gue mau ke kamar Alina"

*****

"Assalamu'alaikum" ucapku

"Wa'alaikumsalam"

Engkau Jawaban Istikharahku√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang