Terpaksa

3.5K 197 2
                                    

Sejak pulang dari klinik, hatiku benar-benar gelisah. Aku takut untuk mengambil keputusan, aku bimbang ya Allah. Bang Adli belum juga pulang dari kantor, aku juga tidak bisa menceritakan semuanya pada bang Adli.

'Kring' ponselku berdering, sebuah nomor tak dikenal tertera di sana.

'Hallo Alina' seseorang diseberang sana.

'Carolin?' aku merasa mengenali suaranya

'Baguslah, kamu tau. Gimana? Sudah ada keputusannya?' tanyanya membuat seluruh tubuhku bergetar. Sejenak aku terdiam.

'Alina?' dia memanggilku kembali.

'Alina, aku bisa saja ngepost foto suami kamu sekarang juga--'

'Okey2, aku a aku setuju, aku akan minta bang Adli nikahin kamu' hatiku rasanya hancur ketika aku harus mengucapkan kata-kata ini. Aku terpaksa, ya Allah sungguh aku terpaksa. Maafkan aku bang, maafkan aku.

'Bagus, kamu memang istri yang baik. Aku senang kamu mengambil keputusan yang tepat calon madu' . aku hanya terdiam, aku gak yakin kalau aku akan sanggup bermadu kasih.

'Apa rencanamu?' tanyanya

'Rencana? Rencana apa?'

'Oh god, bagaimana kamu akan meminta bang Adli untuk nikah sama aku? Apa dia akan menurut begitu saja? Hmm? Aku beri kamu waktu 2 hari. Aku mau besok lusa aku menikah dengan Adli.'

'2 hari? Carolin aku ga bisa--'

'Aku tidak ingin menerima alasan apapun Alina, pikirkan apa yang harus kamu lakukan' wanita ini benar-benar tidak punya hati ya Allah, bagaimana bisa aku melakukan ini semua.

'Tut tut tu' telpon terputAlina Krek' suara pintu terbuka. Itu pasti bang Adli. Aku segera menghapus air mata dan menghampirinya.

"Duuh, capek banget Alina" dia mengeluh sambil melonggarkan dasi di lehernya, dan aku mencium punggung tangannya kemudian mengambil tas si tangannya sepeeti biasa kumelayaninya.

"Alina baik2 saja?"

"Alina baik" sambil menunjukkan senyum ku.

"Tapi wajah Alina nampak pucat"

"Hmm, mungkin karena kecapean bang, tapi Alina udah istirahat kok tadi"

"Kalau lagi kurang sehat, istirahat aja" nasehatnya.

"Iya abang, yuk kita naik dulu". Aku tidak bisa menunjukkan kesedihanku, hanya pada-Mu aku berserah ya Allah.

*****

Pagi ini adalah hari libur, jadi bang Adli cuma di rumah aja.
" Ting tong" Suara bel. Bang Adli langsung membukakan pintu karena pada saat itu aku sedang beres-beres di dapur.

Engkau Jawaban Istikharahku√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang