Broken

4.2K 246 9
                                    

"Rafa? Apa yang kamu katakan padanya? Kenapa kamu bilang kamu menyukai aku?"

"Dia tau kok, itu sebabnya dia marah"

"Dia marah karena kamu suka sama aku?" aku sedikit tertawa
"Ga mungkin rafa"

"Huh? Ga mungkin? Maksudnya?"

"A a amaksud aku gaa munggkkiiin kalau dia ga marah, nah itu, hm hm" sekarang aku ga bisa mencerikan semuanya pada rafa seperti dulu, ini masalah rumah tangga ku, bagaimanapun aku harus bisa ngejaga citra suamiku. Duuuh Alina, sekarang hidup mu berubah 180°.

"Tadi pelayan itu bilang adli kemana?, Aku harus pulang ni"

"Pulang? A iya tamunya udah pada pulang ya?
Kamar 294 bukan? Mungkin dia juga udah selesai sama tamunya"

"Kita susul?"

"Ayo"
***

"Abang, apa pertemuannya udah selesai?"(message)

" ga di balas rafa"

"Coba di ketok"

'Tok tok tok' karena ga ada jawaban aku coba membuka pintunya pelan, tapi

"Ga ada orang rafa" tapi tunggu, aku melihat ponselnya bang Adli di atas meja, mungkin dia ke kamar mandi.

"Rafa, itu ponselnya bang Adli, mungkin dia masih di dalam, biar aku cek dulu ya!" rafa mengangguk.

Tidak ada orang di ruangan ini, tapi aku mendapati sebuah pintu yang tidak tertutup rapat di sisi lain, aku mendekat dan membuka pintu itu__

"Astagfirulllahal'azim---" aku menutup mulutku, air mataku jatuh dengan sendiri nya, lututku rasanya lemas, aku tidak sanggup berjalan, jantungku benar-benar hancur, ya Allah aku tidak kuat, sungguh aku tidak kuat. Itu adalah suamiku, dia bersama seorang wanita, mereka sedang bercumbu?

"Alina" dia menyebut namaku saat dia sadar aku menatap mereka.

"Lepaskan carolin!" dia berteriak pada wanita itu.

" Adli, honey, relaks" wanita jalang itu terus meraba2 dada bidang suamiku, siapa namanya? Carolin? Dia yang tertangkap basah di kelas waktu itu? Aku hancur, tapi harga diriku masih ada.

#parrr. Aku mendorong dan menampar wanita jalang itu sekuat tenaga ku.

"Awh, honey, dia menamparku" wanita itu merengek pada suamiku,

suami? Apakah hanya aku yang menganggap nya suamiku? Sudahlah, aku tidak kuat. Tiba-tiba rafa masuk dan__

'Bruk'
Sebuah tinju mendarat di pipi bang adli, aku terkejut

"Stop, rafa, sudahlah, dia tidak akan peduli, tolong rafa! Hentikan, bawa aku pergi dari sini, aku tidak kuat tolong! Aku mohon rafa! Tolong!" aku tidak kuat, seketika itu aku terduduk di lantai.

"Karlina, bangun,  ayo! Kita pergi, jangan menangis, air matamu terlalu berharga untuknya" rafa menuntunku keluar dari ruangan itu.

***

"Alina" aku benar-benar merasa sakit saat melihat Alina seperti itu, dia terlihat begitu hancur.

"Alina, please! Dengarkan aku!"
Dia menepis tanganku yang meraih lengannya dari belakang.

"Rafa, tinggalkan aku sebentar" dia berkata pada rafa.

Rafa mengangguk

"Alina, ak--

" stop, kali ini dengarkan alina. Apa yang sebenarnya mau abang buktikan? Huh? Apapun itu, abang berhasil menghancurkan aku, abang berhasil! Alina tidak menyangka abang bisa sebejat ini, abang ingin membuat aku yang menceraikan abang kan? Abang ingin posisi abang tidak bersalah kan? Inikah cara abang? Hmm? Aku jijik, sungguh, aku merasa hina, kamu telah menginjak2 marwah aku, aku menyesal harus menjadi umpan buat kamu mendapatkan semua harta ini. Kamu tau? Kamu telah jauh, kamu jauh meninggalkan Tuhan, kamu lupa kamu telah menghadiahkan kado terbesar untuk orang tua kamu. Orang tua yang memikirkan tentang kebahagiaan anaknya hingga mereka pulang kembali ke sang pencipta. Kamu tau kado apa? Siksaan api neraka, itu! Itu yang selalu kamu kirim untuk mereka." dia tidak menyebutku abang.

"Cukup, alina, kamu sudah melewati batas, kamu tidak tau bagaimana menjadi aku. Kam--

" stop, aku tidak mau mendengar apapun dari mulutmu itu. Aku pastikan kita akan bercerai dalam waktu dekat, inikan yang kamu inginkan? Pernikahan untuk mendapat jabatan CEO, dan kemudian perceraian, game over, congratulation Mr. CEO!"
Dia berkata sangat pelan, tapi kata-katanya begitu menyakiti aku. Dia berjalan meninggalkan aku sambil menghapus air matanya. Aku masih terpatung mencerna semua kata-katanya.

"Karlinaaaaa!!!" aku mendengar teriakan dari luar, itu suara rafa. Bergegas aku berlari ke arah suara itu.

"Carolin, Apa yang kamu lakukan? Alina! Alina!" aku terkejut melihat tubuh alina di lantai, aku langsung menuruni tangga.

"Carolin, kamu mendorong alina?" aku tidak percaya dengan apa yang kulihat.

"Tentu saja, dia akan selalu mengganggu hubungan kita honey" carolin tampak tidak merasa bersalah. 

"Crazy!!!"

"Minggir lo!" aku menarik rafa menjauh dari alina.aku sangat panik. Aku tidak siap kehilangan dia.

Dalam waktu 20 menit, kami sampai di rumah sakit.
"Alina, please! Bertahanlah, jangan tinggalkan aku" aku merasa sangat cemas, apa yang harus aku lakukan.




Engkau Jawaban Istikharahku√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang