Agustus, 2016
Hujan turun membasahi bumi. Aku berjalan di deras hujan. Aku baru saja pulang dari sekolah. Tak peduli dengan pakaianku sudah basah kuyup. Sejujurnya Aku suka hujan. Entah kenapa rasanya saat hujan itu menyenangkan. Bukan karena aku bisa menangis dibawah hujan. Karena saat hujan tidak ada yang tahu kalau aku pipis di celana. Tidak, terakhir kali aku pipis di celana adalah waktu SD.
Absurd sekali memang, tapi itulah aku, Fayra Allika. Aku tidak tau kenapa Ibuku bisa mempunyai seorang anak gadis petakilan sepertiku. Mungkin karena aku satu-satunya perempuan dirumah dan memiliki tiga abang dengan bermacam-macam sifat. Jacket ku yang tadinya berwarna abu-abu sekarang sudah berubah warna menjadi lebih pekat karena basah oleh air. Tapi, aku tak peduli. Aku selalu suka berada di bawah hujan.
Karena hujan itu rezeki, anugerah. Dan hujan juga menyenangkan.
Dan untuk satu hal lagi, karena hujan mengingatkanku akan seseorang. Kenangan itu mengalir saja seperti air tanpa bisa kuhentikan.
♡♡♡
Agustus, 2014
Bel sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Aku baru datang saat yang lain sedang berdo'a. Aku duduk dikursi ku dan geleng-geleng kepala melihat bangku kosong disebelahku. Aruna pasti terlambat lagi.
Setelah selesai berdo'a Runa baru muncul. Setelah dia duduk aku mulai bercerita pada Runa, kejadian tentang kakakku Fakhri. Aku baru mengetahui kebenarannya dari Runa belum lama, yang ku ingat waktu itu saat jam olahraga dia tersenyum manis (yang membuatku jijik) 'Kayaknya gue udah nemuin cinta kedua gue deh..' tapi, dia tidak mengatakan itu siapa. Baru-baru semester dua ini lah dia mengatakannya padaku.
"Yah.. gitu deh" Ujarku menyudahi ceritanya.
Aruna sudah senyum-senyum sendiri.
Aku menunjukan akun sosial seseorang dan mengatakan pada Aruna dia ini seorang Faker. Orang yang mengaku artis dan pasang foto artis, biasanya foto artis yang belum debut kalau dikorea namanya trainee.
"Ooh terus mau diapain?" Tanya Aruna.
Aku tersenyum licik, tidak cuman tersenyum miring menatap Aruna, punya rencana.
"Kita bakal buat akun untuk pemberantas Faker" Ucapku mengangguk takzim.
"Jenius! Dan kita akan membasmi para Faker!" Sahut Aruna tak kalah semangat.
"Terus nama akunnya apa?" Tambahnya.
"Hm... gue tau kayaknya, Sebut saja melati" Aku mengangguk takzim.
"Ide bagus!" Lalu kami cekikikan geli sendiri.
"Fayra! Aruna! Apa yang kalian tertawakan?! Lucu saya di depan?" Bu Raya yang sedang menulis soal menegur kami.
"Nggak bu" Jawab kami serentak semua mata menatap kami heran, aku dan Aruna pura-pura menulis.
Setelah Bu Raya menghadap ke depan kembali, kami tertawa lagi, sepelan mungkin, Tidak peduli dengan semua orang menatap aneh kami.
Anak-Anak dikelas mungkin tidak suka pada kami, lantaran kami sering memisah dari mereka dan tak ikut berbaur, alasanya sederhana, anak kelas itu khususnya perempuan semuanya sama saja, sama-sama busuk. Bagiku lebih baik berteman dengan Anak laki-laki daripada perempuan, karena mereka itu terlalu suka bergosip.
"Besok kita ekskul kan?" Tanyaku pada Aruna yang sedang menyalin latihan Matematika.
"Iya" Jawabnya masih menulis.
"Lo jangan telat"
"Iyaa, kalau gue nggak pergi gimana?"
"Gimana sih lo? Gue kan mau ketemu sama matahari gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
About You
Short StorySebatas kumpulan kisah Beberapa memberi duka Beberapa memberi suka Beberapa bahkan juga meninggalkan luka Sebatas kisah, ya sebuah kisah.