Di dedikasikan untuk seseorang yang selalu bertemankan novel. Jangan terus bersembunyi dalam imajinasi yang diberikan buku. Belajarlah untuk menyuarakan kata hatimu.
Dari, temanmu yang seringnya ingin menjahilimu tapi selalu gagal.
-Izza azizah-
***
Ternyata begitu.
Awalnya ku kira hanya perasaan tersasar yang bertahan sebentar. Namun, nyatanya itu adalah perasaan yang membuat hatiku bergetar.
Bukankah itu lucu?
Dengan kebohongan yang tertutup sempurna, aku mengagumimu. Dengan baik aku, menyembunyikan semua itu dibalik kekesalanku saat kau menggangguku, dan kau tanpa permisi, mengatakan padaku bahwa kau menyukaiku dengan wajah bodohmu.
Lalu..
Bukankah itu hanya masa lalu yang pernah terjadi?
Lantas kenapa semesta kembali membawa berita tentang dia yang membuatku tertawa geli. Namun, juga membuatku ingin menangis dan kembali saja ke masa-masa itu agar bisa memperbaiki hati.Karena aku pun baru tahu kebenaran yang tersimpan.
Tak peduli jika itu kebenaran sebenarnya atau bukan . Kini aku tahu ternyata waktu tidak pernah salah. Sesungguhnya hanya aku yang membuat kesalahan.
Kesalahan memahami perasaan hingga menghantuiku dengan rindu masa lalu.
***
"Jadi siapa yang bisa mengerjakan soal ini? "
Aku melihat semua krasak krusuk cemas. Hingga seseorang maju dan mengerjakan soal matematika di depan itu.
Vendi.
Dia terlihat mengerjakan soal matematika itu dengan tenang dan sebentar. Yang membuatku berdecak kagum karena kepintaraanya.
"Pertanyaan selanjutnya siapa yang mau jawab?" Tanya Bu Rena lagi.
Beberapa teman menyorakan namaku. Ya, aku akui aku juga suka matematika. Karena kejadian waktu smp yaitu saat aku masih sering dijodohkan dengan seorang anak laki-laki yang juara kelas dan hebat matematika.
"Ya, silahkan Kania."
Aku maju ke depan dan mengerjakan soal itu. Rasanya senang saja saat bisa menyelesaikan sebuah soal.
Namun, hari ini aku dibuat lagi kagum. Aku semakin menyukai 'matematika' yang katanya terlalu sulit untuk dimengerti.
Ya, semua cerita ini selalu terfokuskan antara waktu dan matematika. Yang membuat semua saling berhubungan.
***
Vendi yang duduk di belakangku dengan usil melempariku kertas. Aku menatapnya sebentar dan melanjutkan mengerjakan soalku. Tak ingin fokusku teralihkan.
Dia masih keukeuh mengangguku. "Apaan sih ndi, aku lagi nyalin catatan ini ndi..." Ujarku agak kesal.
"Bikinin punya aku juga dong Kania" Vendi tiba-tiba sudah duduk disampingku.
Dina teman sebangku ku sudah pindah tak tau kemana. Aku berpikir sebentar. Kalau aku menolak aku pun tak tega karena sepertinya dia juga kurang tidur.
"Oke deh, biar Kania buatin."
"Makasih kan, kamu emang benar-benar baik."
"Apaan sih ndi, biasa aja kali." Bantahku masih asyik menulis.
Vendi hanya tertawa sumbang dan kembali tidur.
Bel pulang sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu. Aku sibuk memasukan buku dan alat tulis ke dalam tas. Berhubung besok sabtu hari ekskul dan besoknya lagi minggu jadi, aku bisa saja bersantai besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You
Short StorySebatas kumpulan kisah Beberapa memberi duka Beberapa memberi suka Beberapa bahkan juga meninggalkan luka Sebatas kisah, ya sebuah kisah.