Lima Menit

1 0 0
                                    

Semua wajah tersenyum, tapi mengapa?

Aku tak mengerti apa yang membuat mereka tersenyum dan tertawa sebahagia itu. Apakah aku terlihat lucu?

Mungkin aku adalah lelucon membahagiakan untuk mereka.

Tapi, tidak. Seseorang malah menghampiriku dan tersenyum menyapaku. Mengajak ku mengobrol tentang banyak hal. Kemudian kerumunan itu ramai oleh orang - orang yang ikut serta.

Lima menit pertama aku seperti orang bodoh dan kebingungan. Namun, aku bahagia. Ternyata masih banyak yang mendengar dan memahamiku. Masih banyak yang akan mengajaku berbicara dan bertanya padaku.

Hei, dimana dunia dingin yang selalu ku lihat?

Kenapa semua orang seakan berbagi kehangatan dan ketulusan disini. Tak ada julid benci ataupun manis di depan. Kenapa disini terasa begitu murni.

Aku menghapus air mata yang tiada henti turun. Tiada henti memberitahu bahwa di dunia ini masih baik - baik saja. Masih ada seribu alasan dan lainnya untuk berbahagia dan mengerti.

Bahwa kita tidak sendiri.

Kemudian kurasakan mataku basah. Aku terduduk dalam ruangan atmosfir berbeda. Mana orang - orang yang saling menguatkan dan memeluk ku tadi? Kemana pergi dunia hangat yang tadi ku temui?

Kini aku tengah terduduk di atas kasur dengan kebingungan dan sisa tangis diwajahku. Kemudian aku mendengus geli dan segera mengerti.

Lima menit aku berada di atmosfir berbeda kemudian, lima menit berikutnya kenyataan kembali menamparku.

Ternyata hanya mimpi.

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang