Sebuah Fase Untuk Menjadi Dewasa (1)

14 1 0
                                    

Hanya kisah fiktif belaka. Maafkan jika memiliki kesamaan cerita, alur dan tokoh.

🌱🌱🌱

Brakk!

Faza menghempaskan diri ke kasur dengan wajah ditekuk. Kekesalannya berlipat - lipat hingga gadis itu menendang bantal dan guling tak berdosa ke lantai.

"Udah tau ribet masih ngotot aja sendiri. Itu orang kok nyebelin bener sih, pas keteteran baru nyariin orang. Gimana nggak kesel coba."

"Arghhhh!!!! Frustasi dehh kalau begini... Yazid Sialan!!" Makinya.

Suara panggilan telpon membuat ia berhenti melakukan aktifitas mengacak kamar yang memang berantakan karena frustasi. Faza ogah - ogahan mengangkat telpon tanpa melihat siapa yang menelfonnya.

"Assalamua'laikum Faza, Woi! Kamu dimana?" Tanya Dewi ditelpon.

Suaranya memang lembut tapi berkebalikan dengan bicaranya. Yang selalu saja tepat sasaran dan menusuk.

"Wa'alaikumusalam, dirumah. Baru pulang, ngapain?" Tanya Faza.

"Ini buat acara besok surat undangan gimana? Sabar ya za, jangan emosi.. ntar biar aku yang ngegas ke ketua itu."

Bodo amat! Urus aja sama dia sendiri. Gue capek, pergi aja sono, ngilang ke pluto. Jadi orang nyebelin banget!!

Astaghfirullah, tarik napas.. tahan emosi za..

"Iya, ntar aku bikin, atau besok kita rapat lagi ya." Ujar Faza.

"Oke za."

Faza menghela napas. Menatap kosong jadwal di dinding kamarnya. Jadwal sekolah dan organisasi yang selalu berbenturan. Belum lagi ia yang emosian dan sialnya selalu berhadapan dengan orang - orang yang menguras emosinya.

Gadis itu menggeleng tegas. Tanggung jawab tetap tanggung jawab pastinya. Ia tidak bisa juga tidak bekerja dan membantu. Ia harus profesional. Kemudian gadis itu membuka laptop dan mulai mengurus surat menyurat itu. Serta membuat list perlengkapan keperluan acara lainnya.

Itulah Mafaza Nayara, gadis kurang pergaulan yang mencoba merubah dan mendobrak zona nyaman dengan bergabung di organisasi rohani islam sekolahnya. Dengan alasan kuat ingin hijrah gadis setengah setengah ini mengikuti kegiatan tersebut. Meski diam - diam ia akan berhenti dari kegiatan tersebut. Karena, ia rasa tidak pantas dan cocok menjadi seorang muslimah yang lemah lembut dan lihatlah bagaimana seorang Faza, Naudzubillah.

Namun, Allah maha adil. Gadis petakilan itu masih diberi kesempatan. Ia malah dilantik menjadi sekretaris umum rohis sekolahnya, Rohis al - ghani Rohani islam SMA Tridharma. Disanalah juga ia mengenal teman - teman nya seperti Dewi Azzahra dan Hana Alliyah sebagai Bendahara umum. Tentunya juga Yazid Ali imran, Ketua Rohis yang selalu membuatnya naik darah.

Sebenarnya Yazid pria yang baik, tidak banyak tingkah dan bisa di andalkan. Mungkin karena itulah yang membuatnya menjadi ketua.

"Faza!"

Gadis berjilbab panjang itu menoleh dan mendapati seorang perempuan berkacamata menghampirinya. Faza mengenali perempuan itu adalah Raya, anak jurusan IPS yang menjabat sebagai sekretaris osis.

"Iya Raya, ada apa ya?" Tanya Faza.

"Nanti perlu rapat sebentar mengenai program kerja dari setiap ekstrakulikuler ya, aku dengar Al - ghani ada kegiatan dalam bulan ini." Tutur Raya.

Faza hanya tersenyum canggung dan menggaruk belakang kepalanya.

"Iya, insyallah dalam minggu ini mau adakan acara.. Oh ya Ray, rapatnya harus nanti ya? Kok mendadak?"

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang