A Regret That There Is No End To It

269 17 5
                                    

@Seoul

#Rumah Sakit

Disebuah ruang tunggu ada seorang Namja paruh baya tengah terduduk dengan menundukkan kepalanya, tubuhnya bergetar karena menahan beban derita yang ia buat sendiri, air matanya jatuh kepipi dan bibirnya selalu menyebutkan satu nama yang selama ini ia rindukan.

"Siwonie....." katanya dengan lirih dan penuh luka yang mendalam.

Saat namja paruh baya itu tengah meratapi nasibnya, tiba-tiba ada seorang namja paruh baya lainnya yang berdiri disampingnya dan kemudian menepuk pundak Namja paruh baya tersebut.

"Kanginnim, aku ingin sekali bertemu dengan Siwonie." Kata Namja Paruh baya itu kepada Kangin.

"Kangta, bukan kah kau tau konsekuensinya jika kau bertemu dengannya dan mengatakan yang sejujurnya kepadanya?" kata Kangin yang kini sudah duduk disamping Kangta.

"Kenapa Kangin, kenapa hal ini harus terjadi kepadaku, dulu aku harus rela kehilangan istriku, dan kini apa aku harus rela untuk kehilangan putraku."

"Bukankah kau sudah membuangnya?"

"Apa kau pikir aku sungguh-sungguh melakukan itu, apa kau pikir hatiku tidak sakit saat melakukan hal itu?" kata Kangta yang kini berdiri dan berjalan kedepan.

"Tapi bukankah....

"Aku tau kangin bahwa 99% Siwon akan mendapatkan penyakit seperti Ibunya, aku tau, hidupnya tidak akan lama lagi, itu kenapa aku bersikap seperti itu karena aku percaya jika Siwonie ku bersama denganmu dia akan bertahan lebih lama, tapi kau malah memberikan obat yang membuat dia lupa akan segalanya, apa kau sudah gila Kangin, betapa tersiksanya dia harus menanggung semua itu selama bertahun-tahun.!!!" Kata Kangta dengan memotong pembicaraan Kangin dan berbalik menghadap kangin dan menarik kerah baju kangin.

"Kau tidak tau apa-apa, kau tidak berhak memperlakukan diriku seperti ini Kangta ssi."

"WAE, WAE.....kenapa aku tidak boleh untuk melakukan ini kepada dirimu, Hah katakan kepadaku KENAPA?!"

"Kau mau tau kenapa, itu karena kau sudah menyia-nyiakan titipan Boa, lalu kau kini mengatakan jika aku melakukan ini semua hanya untuk membuat Siwon tersiksa, apa kau waras dalam berbicara seperti ini, kau tau jika aku tidak memberikan dia obat itu, Siwon akan cepat mati, dia tidak akan bisa bertahan sampai bertahun –tahun, apa kau tau itu HAH...." kata Kangin.

"Tapi akibat obat itu dia bisa bertanya-tanya pada dirinya sendiri, bukankah itu sama saja kau menjerumuskan dia dan membuatnya untuk mati secara perlahan-lahan?"

"kau bisa saja berkata seperti itu, karena kau tidak disini saat Siwon membutuhkanmu, kau juga tidak selalu ada saat Siwon merasakan kesakitan karena menahan emosi yang ada dalam dirinya, yang ada disana itu aku, yang mengetahui kondisi Siwon adalah aku, dan aku yang berjuang sendiri untuk mempertahankan Siwon agar tetap hidup, dan kini kau seenaknya saja menyalahkan diriku, tanpa kau tau bagaimana tersiksanya aku." Kata Kangin kepada Kangta.

"Jika memang kau keberatan untuk mengasuh dan merawat Siwon kenapa kau tidak katakan lebih awal, jika kau mengatakannya, aku akan membawa Siwon ikut bersamaku." Kata Kangta.

"Drama apa lagi yang ingin kau ciptakan Kangta, dengar sekarang yang terpenting adalah bagaimana caranya mempertahankan Siwon dengan kondisinya yang sampai saat ini tidak ada kemajuan, hentikan drama yang ingin kau buat Kangta, karena itu tidak lagi berpengaruh kepadaku." Kata Kangin

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak perlu berpura-pura tidak tau apa maksudku Kangta, ssi, dan lebih baik sekarang kau pergi, karena aku masih banyak pasien yang harus diurus." Kata Kangin dengan melepaskan cengkraman tangan Kangta di kerahnya lalu Ia kemudian pergi meninggalkan Kangta sendiri.

Run to you (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang