"Nah, Statistika ya, sebelum kita mulai hitung menghitung ada baiknya kita kenalan dulu nih sama yang namanya Statistika." Om Calum memulai lesnya yang di adakan di ruang tengah. Kali ini, ruangan itu sudah bersih, wangi, dan berkilau berkilau berkat kerajinan arwah yang tinggal didalam tubuh Calum itu.
Karpet bulu lembut berwarna abu-abu yang mereka duduki cukup hangat untuk meredam rasa dingin dari lantai keramik. Namun, masih tidak dapat Ayu, Shere dan Keke pungkiri, hawa di rumah ini masih sangat berbeda. Mungkin karena jamur-jamur yang belum di bersihkan?
Om Calum menjelaskan materi tentang Statistika dan menuliskan rumus-rumusnya di sebuah whiteboard kecil yang belakangnya bergambar mobil McQueen. Tapi Ayu, sama sekali nggak memperhatikan whiteboard itu.
Ayu tanpa sengaja memerhatikan mata Om Calum yang cekung dan gelap, suaranya selalu serak seperti orang sakit dan tubuhnya terlihat semakin lesu. Padahal waktu pertama datang kesini, dia segar bugar.
"Gimana, apa yang kamu nggak paham?" tiba-tiba Om Calum menatap Ayu tajam, membuat posisi duduknya langsung nggak nyaman. Entah kenapa, tapi setiap kali Om Calum melihat Ayu, Ayu langsung merinding.
Apakah ini yang dinamakan cinta?
"Nggg...," Ayu menatap papan tulis yang di pegang Om Calum lekat-lekat, mencari bagian mana yang dia kurang paham. Tapi percuma, karena Ayu sudah menguasai materi ini.
"Dia sudah pinter Om. Tak perlu lah kau tanya dia." ucap Shere, terlihat kesal karena Om Calum malah memilih bertanya pada Ayu di banding dia.
"Nama kamu siapa tadi?" tanya Om Calum, masih menatap Ayu.
"Ayu, Om." jawab Ayu pelan.
"Oke Ayu. Kalau kamu sudah merasa pintar, kenapa kamu ikutan les segala? Bukannya malah buang-buang uang kan?!" kata-kata itu meluncur mulus dari mulut Calum.
Didepannya Ayu mengernyitkan dahi, mulut Keke dan Shere pun seketika menganga lebar. Dan di belakang tubuh Calum, arwah Calum yang asli langsung guling-guling sampai tembus tembok lalu keluar rumah dan terlindas elf. Tapi karena dia cuma arwah, jadi nggak mati.
Bukan apa-apa, si Ayu dan temannya yang berlogat Batak itu memang awalnya nggak bilang mau ikutan les juga ke Calum.
Tapi kalau mereka sudah sampai sini, dan mau bayar, ya, Calum mah siap saja. Apalagi kalau muridnya sudah pintar duluan, kan nggak perlu cape ngajarin.
Sayang, arwah yang merasuki tubuh Calum itu kelewat tolol sampai ngomong hal-hal nggak enak di dengar buat Ayu.
---
Satu setengah jam kemudian, les sudah selesai. Ayu, Keke, dan Shere sedang membereskan barang-barang mereka ketika Calum permisi ke dapur untuk membawakan mereka beberapa makanan manis sebagai pendingin otak setelah belajar.
Di dapur, Calum mondar-mandir memikirkan sikap Ayu yang terlihat sangat mencurigakan. Tatapannya sangat mengintimidasi dan membuat dia selalu kehilangan fokus untuk tetap menjadi Calum. Dia takut, Ayu benar-benar curiga kalau dia bukanlah Calum.
Posisi lo nggak aman! Hahahah.
Tiba-tiba terdengar bisikan di dekat telinga Calum. Dia langsung tahu kalau itu pasti ulah arwah pemilik tubuh yang dia rasuki. Calum menarik nafas dalam saat suara itu kembali terdengar.
Anak itu tahu kalau ada yang nggak beres dengan 'gue'.
Dia mulai berpikir, kalau Ayu memang sudah curiga padanya pasti anak itu akan mengatakan sesuatu pada kedua temannya, dan lebih parah pada para orang tua. Dan mereka semua akan curiga. Posisinya semakin tidak aman untuk berada didalam tubuh ini.
Dia harus melakukan sesuatu untuk mencegah semua itu terjadi tapi bagaimana?
Lo setan pecundang. Yang bisanya maling badan orang. Hahahaha.
---
"Om Calum mana sih lama amat," kata Keke sambil bolak-balik melirik arloji di tangannya.
"Lagi berak kali, tunggu aja." timpal Shere yang sedang menulis sesuatu di buku tulisnya.
"Biar gue cek?" Ayu langsung menyesali apa yang sedetik lalu keluar dari mulutnya itu. Kenapa juga dia harus bilang begitu? Dan sekarang Ayu cuma bisa berharap salah satu dari mereka akan mencegahnya untuk pergi ke dapur. Tapi nggak heran, keduanya malah bilang. "Yaudah gih," secara bersamaan.
Ayu bangkit perlahan dari karpet. Telapak tangannya berkeringat dingin, dan gemetar. Walaupun begitu, Ayu tetap lanjut jalan ke dapur untuk menghampiri Calum. Sekalian Ayu ingin meminta maaf karena kurang fokus saat belajar tadi, dan membuat Om Calum marah.
Saat Ayu hampir sampai, sayup-sayup dia mendengar seseorang berbicara dari arah dapur. Suaranya pun terdengar seperti Om Calum.
Ayu mendekat dan bersembunyi di balik tembok. Didalam ruangan itu, Om Calum sedang berdiri dengan tangan mencengkram pinggiran wastafel dengan kuat, dan terdengar sedang berbicara pada seseorang. Tapi Ayu melihat dengan jelas kalau disana Om Calum sendirian.
"Diem lo setan!"
"Gue nggak akan biarin anak itu merusak semuanya. Lo lihat aja nanti, anak itu bakal gue musnahin sebelum dia mengatakan apapun ke temen-temennya."
"Orangtua? Ah iya, gue bakal bilang kalau anak mereka kejebur sumur di belakang rumah, karena mereka nggak mau dengerin apa kata gue."
Lutut Ayu gemetar mendengar perkataan Om Calum. Berbagai pemikiran negatif mulai bermunculan didalam kepala Ayu. Apa yang Om Calum maksud 'anak itu' adalah Ayu?
Gila! Gue mau di musnahin.
Gue mau di jeburin ke sumur.
Segitu marahnya kah Om Calum?
Pelan-pelan Ayu mundur dan kembali ke ruang tengah. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, dan nafasnya pendek-pendek. Dari atas kepala sampai ujung kaki Ayu gemetar karena rasa takut. Ayu harus segera pergi sebelum Om Calum keluar dari dapur membawa tali tambang, dan selotip agar Ayu nggak ngelawan saat di jeburin ke sumur nanti.
Tanpa mempedulikan tatapan Keke dan Shere yang bingung dengan kedatangan Ayu yang seperti habis lihat hantu. Ayu langsung membereskan buku-bukunya, dan baru saja akan memberitahu kedua temannya kalau mereka sebaiknya pergi dan nggak kembali lagi. Tiba-tiba Calum keluar dari dapur membawa semangkuk besar es krim cokelat.
"Loh Ayu mau kemana?" tanya Om Calum.
"Iya nih, buru-buru banget lo Yu." timpal Shere.
Ayu memandang bergantian antara Om Calum dan Shere dengan gelisah. Ayu memandang Keke yang juga melihatnya kebingungan, berusaha menelepati apa yang ada di pikirannya. Tapi ekspresi Keke malah menunjukkan kalau dia berpikir Ayu sedang menahan berak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Calum
Фанфик[Misteri] [Horor] [Komedi] Di rumah barunya, Calum nggak sengaja menemukan benda yang membuat dia kerasukan arwah yang ngebet ingin hidup kembali. Tiga remaja labil yang awalnya akan menjadi murid Calum ini, mau nggak mau harus membantu Calum mengel...