8. Maafin Kita ya, Ke

122 24 32
                                    

"Om, ambil jus dulu." Om Calum mengedipkan sebelah mata pada Ayu lalu kembali ke dapur.

"Ayu, please, apapun itu yang ada di pikiran lo, cuma prasangka." bisik Keke sambil menarik sendok es krim yang hampir masuk ke mulut Sherepia. "Sorry Sher, tapi untuk masalah ini gue harus jadi yang pertama."

Ayu memutar mata kesal karena apa yang ada didalam pikirannya sama sekali bukan cuma prasangka. Itu benar. Dan Ayu kecewa karena nggak satu pun dari kedua sahabatnya yang percaya kalau ada sesuatu yang salah dengan guru les mereka itu. Ayu mulai mempertanyakan apakah mereka benar-benar sahabatnya.

Keke melahap sesendok Es Krim cokelat dari tangan Shere. Shere yang tak terima langsung merebut kembali sendok itu bahkan sebelum keluar dari mulut Keke. Akibatnya pertubrukan antara gigi Keke dan sendok es krim pun tak terhindarkan. Menimbulkan suara denting menyakitkan.

Baru saja Shere akan melahap Es Krim yang sudah dia sendok kembali, tiba-tiba Keke tumbang. Keke terguling ke karpet bulu dan tubuhnya kejang-kejang seperti orang ayan. Mulutnya memang nggak mengeluarkan busa seperti orang overdosis, tapi matanya berputar kedalam hingga hanya putihnya saja yang terlihat. Kaca matanya pun miring.

Shere, masih dengan mulut mangap dan sendok Es Krim tepat didepan mulutnya, langsung melempar sendok itu ke sembarang arah. Badan Ayu kembali gemetar dan bahkan semakin tak terkendali. Pikirannya hanya terfokus pada Keke yang sepertinya baru saja memakan Es Krim Cokelat Sianida.

"O-om Ca-Ca-Ca... lum!" gagap Ayu pada Shere yang masih melongo melihat Keke kejang-kejang. "Dia ma-mau ng-ngerac-cuni k-k-k-"

"Halah, lagi kayak gini juga sempet-sempetnya lo gagap!" kata Shere sambil menepuk-nepuk badan Keke. "Ke, Ke, bangun dong elah. Jangan bilang lo keracunan!"

"Dia memang keracunan bego!" Ayu membentak Shere dalam bisikan. Ayu menatap pintu dapur panik. Suara mesin blender masih terdengar yang artinya Om Calum masih membuat jus. "Udah yuk, mendingan kita pergi sebelum Om Calum selesai."

Ayu dan Shere menyeret tubuh Keke menuju pintu keluar rumah Om Calum dengan hati berdebar-debar. Setiap beberapa detik sekali mata mereka melirik ke dapur, takut kalau tiba-tiba Om Calum keluar dan memergoki mereka.

"Eh, buset dah, si Keke kebanyakan dosa kali ya. Berat banget!" rengek Shere yang masih menyeret tubuh temannya itu. Jadi secara tidak langsung baju Keke mengepel lantai rumah Om Calum.

Keke sendiri sekarang sudah tidak kejang-kejang. Kepalanya miring ke satu arah, sama seperti kacamatanya. Mulutnya mangap dan matanya masih berputar kedalam. Kalau Keke tahu dia di perlakukan seperti ini--bukannya di bopong--oleh Ayu dan Shere, mungkin Keke akan murka.

Dan murkanya Keke itu lebih dahsyat dari induk ayam yang baru bertelor.

Oke, ini garing.

"Ser, gue takut deh." Ayu bolak-balik menengok ke belakang dimana suara mesin blender nggak lagi terdengar. "Gue nggak percaya Om Calum mau ngeracunin kita!"

"Gue juga!"

"Loh, kalian mau kemana?" tiba-tiba terdengar suara serak Om Calum dari belakang. Seketika keduanya menoleh dan melihat Om Calum berdiri di ambang pintu dapur. Nampan di tangannya yang seharusnya membawa gelas-gelas jus, malah berisi tali tambang dan gulungan selotip yang tampak masih baru.

"Ser, d-d-dia bakal m-m-masukin kita ke su-su-sumur di be-be-la-kang rumahnya!" kata Ayu tergagap sambil melepas pegangan tangannya pada Keke. "S-s-"

"Udah dong gagapnya!" bentak Shere sambil melihat Om Calum yang berjalan mendekat dengan senyum psiko di wajahnya. "Darimana lo tahu dia bakal masukin kita ke sumur?"

"T-t-tadi g-"

"Halah, udah nggak penting. Sekarang... LARI!" teriak Shere lalu melesat ke pintu keluar meninggalkan Ayu yang tiba-tiba kakinya seolah di paku di lantai sampai nggak bisa bergerak dan Keke yang entah sudah mati atau hanya pingsan.

Shere hampir saja berada diluar kalau nggak tiba-tiba menyadari kalau Ayu masih didalam. Berlutut di sebelah tubuh Keke sambil gemetar. Sedangkan Om Calum tinggal beberapa langkah dari Ayu.

Ah elah, ngerepotin aja ini bocah. Pikir Shere yang masih mengalami gegana antara harus lanjut keluar atau menyelamatkan kedua temannya dulu. Tapi, kalau dia menyelamatkan Ayu dan Keke dulu, bisa-bisa malah mereka bertiga mati semua. Dan Shere belum mau mati.

"Ayu, ayo!" teriak Shere nggak sabaran dari ambang pintu depan. Tapi Ayu seolah tiba-tiba tuli. Akhirnya setelah perang batin yang melibatkan kubu Suku Air Selatan dan Negara Api, Shere memutuskan untuk menyelamatkan Ayu saja. Karena paling tidak ada Ayu yang bisa membantunya menceritakan kejadian yang sebenarnya pada orangtua Keke dan Polisi.

Shere melesat kembali kedalam secepat Spongebob saat mengenakan pakaian Superhero Flash lalu menyambar tangan Ayu. Ayu pasrah saja saat Shere tarik keluar rumah. Namun nyatanya usaha Shere nggak semulus jalan tol bebas hambatan, karena Om Calum pun langsung melempar tali tambang dan selotip di tangannya lalu mengejar Shere dan Ayu yang hampir sampai ke pintu.

"Aaaaaaaaa!" teriak Ayu saat tangan Om Calum hampir menggapai tangannya. Kilat jahat terpancar dari kedua mata cokelat gelap Om Calum, senyum psiko pun belum menghilang dari wajah Cina-nya.

"Aaaaaaaaaa!" Shere ikut-ikutan teriak saat menyadari betapa dekatnya jarak Om Calum dengan mereka. "Pintunya kok jauh banget sih ah. Perasaan tadi deket!"

"Sher, cepet, Sher!" Ayu semakin panik.

Shere melihat pintu keluar rumah Om Calum yang sejak tadi terasa hanya berjarak lima meter. Tidak bertambah atau pun berkurang. Jangan-jangan kita masuk kedalam Genjutsu! Pikir Shere saat tak juga mencapai pintu.

Ayu yang sudah ketakutan setengah mati membaca Ayat Kursi agar mereka segera terbebas dari marabahaya. Tepat saat tangan Om Calum yang bertato dan berotot hampir menyambar tangan Ayu, Om Calum tiba-tiba terpental ke belakang seolah baru saja menabrak tembok besar. Shere dan Ayu pun akhirnya dapat keluar dari rumah itu. Namun tanpa Keke yang dengan berat hati mereka tinggalkan.

Maafkan kita Ke.

***

Maafin Author yang mirip Kendall Jenner juga ya, Ke. 😘

Nggak lupa juga buat Lashtonhemwinaf yang sangat membantu bikin plot cerita ini disaat aku mengalami kebuntuan, waktu itu.

You're the moonlight of my life, every night.
Sending all my love to you.

Om CalumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang