9. Siapa tuh?

166 23 54
                                    

Teng nong!

Calum langsung menyentakkan kepala ke jendela kamar seolah suara bel itu berasal dari sana. Padahal sudah jelas kalau suara itu berasal dari pintu depan. Calum menelengkan kepala di jendela agar bisa lebih jelas melihat siapa yang sedang berdiri didepan pintu rumahnya. Namun sial, kan diatas teras rumah ada atap, jadi jelas tak kelihatan.

Sudah 24 jam sejak Calum menyekap murid perempuannya yang bernama Keke di ruang bawah tanah. Sejak itu pula dia selalu was-was jika mendengar suara orang lewat yang sambil mengobrol. Dia takut kalau tiba-tiba orangtua Keke datang bersama pihak berwajib dan menangkapnya. Lalu Ayu dan Shere mengatakan kalau sebenarnya dia kerasukan, dan kesempatannya untuk hidup lagi akan sirna. Dia akui kalau langkahnya kali ini sangat salah.

Hantu Calum pun terus-terusan menerornya kalau dia sudah membunuh anak orang di hari ke 25 kehidupan keduanya. Bagaimana nanti kalau dia hidup lebih lama lagi? Padahal kenyataannya dia pun tahu kalau Keke belum mati. Segera setelah Ayu dan Shere pergi, dia memberi Keke sebuah penawar racun.

Sekarang, hantu Calum itu nggak tahu ada dimana. Terakhir dia mendengar suara hantu itu katanya mau menemani Keke dan menunggu anak itu bangun.

Dia, arwah yang merasuki tubuh Calum adalah seseorang dari masa lalu. Entah di abad dan tahun berapa dia hidup. Dia sendiri pun lupa. Dia tidak tahu identitasnya, atau bagaimana dia bisa mati.

Tapi ada beberapa hal yang samar-samar dia ingat, yaitu rambutnya yang berwarna pirang, dan kehidupannya yang di kelilingi banyak wanita cantik. Hal itu pula lah yang membuatnya mengingat hal lain; tak lama sebelum dia mati, ada seorang wanita yang menangis-nangis padanya sambil mengatakan kalau ia membuat wanita itu hamil.

Dia tak ingat apa yang dia katakan pada wanita itu, karena setelahnya semua menjadi buram. Dia berpikir... mungkin itulah kenapa arwahnya selama ini di segel dalam sebuah cincin, yaitu untuk membalas perbuatannya di masa lalu.

Teng nong!

Calum langsung berlari ke bawah saat suara bel rumah terdengar lagi. Dia mengintip sedikit dari balik gorden yang tertutup untuk melihat siapa yang datang. Calum benar-benar takut kalau itu adalah orangtua Keke.

Namun ternyata yang berdiri disana adalah seorang wanita dengan anting-anting bulu panjang mengintip dari balik rambutnya yang hitam panjang bergelombang dan di biarkan tergerai.

Calum terpesona oleh wajah wanita itu yang menawan, dan rupawan, kawan-kawan. Dia malah memandangi wanita itu sampai lupa untuk membukakan pintu. Sampai tiba-tiba wanita itu mengetuk-ngetuk kaca dimana salah satu pipi Calum menempel disana karena saking serius memperhatikannya.

Calum tersadar dan langsung membukakan pintu untuk si Cantik beranting bulu panjang itu.

"Babeeeee!" pekik wanita itu sambil memeluk Calum dengan erat. Calum--atau lebih tepatnya arwah didalam tubuh Calum--yang sebenarnya nggak tahu apa-apa menyeringai bahagia sambil membalas pelukan itu.

Lumayan kan di peluk cecan.

Wanita itu melepas pelukannya lalu melangkah kedalam sambil menyeret sebuah koper besar yang nggak Calum sadari sedari tadi.

"Kenapa nggak pernah angkat telepon aku? Kenapa handphonenya nggak aktif terus? Aku tanya ke kantor katanya kamu udah nggak masuk hampir sebulan. Kamu sebenernya kenapa sih, hah?" wanita itu memborbardirnya dengan pertanyaan lalu berbalik tepat saat meminta jawaban. Calum hanya bisa diam melongo.

"Halo? Calum? Kamu sehat?" tanya wanita itu lagi.

"Uh..., ya. Seperti kelihatannya." Calum menjawab dengan canggung.

Om CalumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang