12. Selamat Datang!

97 18 29
                                    

"Ayu!" Shere berteriak sambil berlari menyusul Ayu ke dapur rumah Om Calum. Shere dapat merasakan kalau Tante Gila - ya, Shere memutuskan masih akan terus memanggil perempuan itu dengan sebutan Tante Gila walaupun sudah tahu namanya adalah Lidya - ikut berlari di belakang Shere.

Hal pertama yang muncul di otak Shere saat melihat dapur di rumah Om Calum adalah luar biasa. Tempat yang di maksudkan untuk memasak dan seharusnya ada beberapa noda percikan minyak atau sebagainya ternyata super bersih. Perabotan yang menggantung, atau segalanya yang berbahan stainless memantulkan cahaya putih dari tembok yang tampak baru di cat.

Tapi ngomong-ngomong, keadaan dapur rumah Om Calum sama sekali nggak penting karena sekarang Shere kehilangan jejak Ayu. Shere melihat kanan dan kiri mencari tempat yang kira-kira Ayu lalui, tapi hanya ada pintu di ujung ruangan yang mengarah ke halaman belakang. Pasti Ayu kesana, pikir Shere.

Tante Gila yang langkahnya sangat lebar dengan mudah menangkap tangan Shere lalu memitingnya bahkan sebelum Shere dapat mengambil langkah selanjutnya. "Kamu nggak bisa kemana-mana sekarang!" kata Tante Gila sambil berusaha menarik Shere keluar dari dapur.

"Tak bisa Tante, aku harus menyelamatkan Ayu yang sedang berusaha menyelamatkan Keke. Aku tak bisa membiarkan mereka berdua di jahatin sama Om Calum!" oceh Shere yang sama sekali nggak di pedulikan sama Tante Gila.

Untuk sesaat Shere sadar kalau mungkin saja Tante Gila bekerjasama dengan Om Calum untuk menyekap mereka lalu mengambil organ-organ vital mereka lalu di jual dengan harga tinggi seperti di berita yang belakangan ini booming.

Shere mulai merutuki dirinya sendiri yang telat menyadari hal itu. Dari awal Shere sudah tahu ada yang salah dengan perempuan ini.

"Kalian kali yang bakal jahatin Calum, makanya dia nggak mau kasih kalian les lagi!" kata Tante Gila.

"Haduh, Tante, aku kasih tahu kau ya. Kita kesini bukan untuk les lagi, tapi untuk menyelamatkan Keke yang Om Calum sekap!" Shere dapat mendengar dengusan nafas dari Tante Gila.

"Kamu itu ngarang aja," kata Tante Gila sambil mendorong Shere keluar dari rumah. "Kamu tunggu sini, biar saya tarik temen kamu yang kurang ajar itu. Saya nggak akan lapor polisi kalau kalian janji nggak akan menginjakkan kaki di rumah ini lagi!"

Baru saja Tante Gila akan membanting pintu menutup Shere langsung menahan dengan kakinya. Shere menatap Tante Gila dengan tajam, begitupun sebaliknya. Shere merasa dia bisa bertahan dalam posisi itu untuk waktu yang sangat sangat lama kalau saja Tante Gila tidak memutuskan kontak mata mereka. Shere menyunggingkan seringai kemenangan saat Tante Gila menghembuskan nafas lelah. Lidya bertanya-tanya sendiri mimpi buruk apa ia tadi malam sampai harus bertemu bocah sialan macam Sherepia.

"Mau kamu apa sih?!" pekik Tante Gila, terlihat sangat gusar.

"Saya mau selamatin Keke sama Ayu, Tante!" Shere melipat tangannya didepan dada. Kesal karena Tante-tante itu malah berpura-pura bego di saat seperti ini, padahal Shere sudah mengatakannya tadi.

"Oke, oke, sebelumnya, Keke sama Ayu itu siapa?!"

Terdengar suara plak keras saat Shere mendaratkan tangannya di jidat, "Ayu itu yang tadi bareng sama saya, dan baru aja nerobos masuk ke dapur rumah Om Calum buat menyelamatkan Keke, temen kami juga, yang sudah dua hari ini Om Calum sekap!"

Tante Gila mengernyitkan dahi sangat dalam. Mulutnya membuka lalu menutup lagi seperti ikan yang kehabisan nafas didalam air. Bingung kan gimana bisa ikan kehabisan nafas didalam air? Nggak usah di pikirin karena itu bukan masalah besar sekarang.

Ngomong-ngomong akhirnya Tante Gila bersuara, "Berapa kali saya bilang kalau Calum nggak menyekap siapapun di rumah ini?!"

"Situ baru ngomong sekali tuh!"

Om CalumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang