7. Mood Meter

94 21 13
                                    

Rathan tuh benar-benar seperti mood meter ya..

kadang bikin mood jadi naik.
kadang juga bikin mood jadi turun.

Pukul duabelas siang, danira sudah berada disekolah. Sepertinya danira tak sabar untuk menceritakan kejadian semalam.

" natiaaa, u must know something " teriaknya sambil berlari menghampiri natia.

" apasih daniraaaa " jawab natia.

" rathan..rathan.." ucapnya terengah-engah lalu duduk disamping natia.

" kenapa sih rathan? ada masalah? " tanya natia dengan wajah sok excited.

" bukan, tunggu dulu capek nih abis lari larian hahaha " ucap danira.

" lagian, kayaknya penting banget sih " natia menggerutu tiba-tiba.

" jadi gini, a-k-u udah di acc sama rathan. Senang. Senang. Senang " danira pun menjelaskan.

Natia ikut senang sepertinya. Atau pura-pura ikut senang. Haha.

" woy, ada apa nih rame-rame " ucap rania yang baru saja datang.

" itu tuh, ada yang lagi senang. gara-gara bbm nya udah di accept sama rathan " jelas natia.

" oh udaah, eh dia ganti foto profil ya? cakep yakkkk " ucap rania ke danira.

Danira meng-iyakan perkataan rania. Sangat setuju dengan rania.

" tapi kayaknya, dia udh punya pacar deh " ucap rania lagi.

" liat aja di instagramnya, kayak foto sama cewek gitu, trus caption nya juga mendukung " ucapnya lagi.

Kali ini danira sangat amat tidak setuju. Wajahnya langsung berubah. Mood nya juga. Tapi tetap saja rasa sukanya pada rathan tidak berubah.

'Siapapun yang ada dihatinya, aku tetap saja menyukainya' dalam hatinya.

" dinta, pinjem hp loe dong buat liat instagram " ucap rania ke dinta.

" instagram siapa ran? " tanya dinta

" buat apa ran? " tanya nya lagi.

" ada apa emangnya? " dan lagi.

" nanya terus nih " rania kesal akhirnya.

Dinta tertawa, dan langsung memberikan gadgetnya.

" eh danira, mau liat pacarnya rathan gak? " tanya rania seraya membuka instagram.

" mau, coba mana? " jawabnya datar.

" mau liat juga dong " natia juga mau tau sepertinya.

" nih, liat sampe baper hahaha " ucap rania dan menunjukan foto rathan dengan kekasihnya.

" hmm, biasa aja sih.. tapi putih, hijab ,alisnya tebel lagi, udah deh almost perfect " ucap natia memberi komentar.

" itu mah bukan biasa aja namanya, adohhh " ucap danira.

Tak mau berlama-lama melihatnya. Sakit. Lama sembuhnya. Jadi biarkan saja.

Jam pelajaran dimulai. Kembali belajar seperti biasa. Hingga pukul setengah enam sore. Lalu pulang kerumah.

Seperti biasa,
danira selalu menulis curhatannya
di buku diary handmade nya..

" Dear diary,

sedih rasanya setelah tau, sepasang sepatu yang harusnya bisa saja menemani sepasang sepatuku, ternyata telah menemani sepasang sepatu lainnya..

wrong person true love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang