11. Love u more

68 15 0
                                    

Sempat terlintas,
I want give up..
tapi selalu saja, dia yang membuat
I won't give up

Sekarang danira dan teman satu angkatannya naik ke kelas sebelas. Seluruh kelas XI masuk siang. Jadi, danira bisa selalu melihat rathan.

11.30 ⛅
Seperti biasa, danira selalu berangkat ke sekolah bersama natia.

" assalamualaikum, natiaa " ucap danira yang berdiri di depan pagar rumah natia.

" waalaikumsalam, ayok kita berangkat " natia sudah siap ternyata. Dan langsung berangkat.

Sampai di sekolah, terlihat masih sepi. Belum banyak yang datang.

" pada dimana ya? " tanya natia ke danira.

" belum pada berangkat kali, mager juga masuk siang " jawabnya

" trus kemana ya? ke atas atau
ke kantin? " tanya natia memberikan pilihan.

" kantin aja yuk " danira menjawab dengan cepat.

Kantin juga masih sepi. Biasanya ramai.

" natiaaaaaa, kamu harus tau " bisik danira ke natia.

" apasih dan? " tanya natia.

" itu rathaaaaannnn, duh baru dateng udh liat dia aja " tentang rathan lagi, lagi, dan lagi.

" ciee, lagi sendirian tuh. Gamau nemenin dia duduk ? " natia malah meledek.

" yakali hahaha, ke atas aja yuk " ajak danira dan meninggalkan rathan.

Danira dan natia naik ke lantai dua dan berdiri di balcon depan ruang guru.

Kemudian...

" natiaa.. kenapa rathan ikut naik juga? kan jadi melting lagi kalo liat dia hahaha " ucap danira ke natia.

" sendirian kali dia di kantin, jadinya naik deh " jawab natia.

" kalo sendirian, kenapa nggak daritadi naik nya? " tanya danira lagi.

" yah nggak tau deh " natia bosan sepertinya. Sedaritadi membicarakan rathan tiada henti.

" dia nungguin aku kali ya? Hahaha " ucapnya penuh percaya diri.

" yeh, orang dia nungguin temennya hahaha " natia tak meng-iyakan perkataan danira kali ini.

Akhirnya teman sekelas danira ada yang datang selain natia. Siapa dia? Rania. Siapa dia? Rania. Hahaha.

" ayo ke lantai tiga " ajak rania.

" yes, bisa liat rathan terus
deh sekarang " ucapnya dalam hati.

" duduk di barisan meja guru
aja yuk " ucap danira seraya memasuki kelas.

Natia setuju.

Belum ada 15 menit duduk di bangku yang sudah mereka pilih, Salah satu kepala program jurusan datang ke kelas mereka.

" nak, kelas kalian pindah di dekat uks lantai dua paling ujung ya "

" yah, pak.. tadi katanya disini " keluh nala.

" yah.. rusuh dah " natia juga mengeluh.

Pastinya keputusan ini, tidak bisa diganggu gugat. Semuanya hanya bisa pasrah.

" aku duduk belakang danira ah " ucap nala.

" aku duduk sama chika lagi " ucap dinta seraya duduk di bangku baris ketiga.

Natia dengan danira pastinya. Rania dengan nala. Saat itu, sebagian anak kelas AP tidak menerima keputusan, bahwa kelas mereka harus pindah.

" gak enak sih kelasnya, tapi mau gimana lagi " danira juga mengeluh.

" nanti juga, kalo udh terbiasa jadi nyaman kok " ucap natia yang mulai menerima kenyataan.

3 hari berlalu,
Harapan danira untuk melihat rathan tak kunjung tercapai..
Bagi danira, percuma saja sama-sama masuk siang tapi tidak bisa melihatnya.

Agenda hari ini hanya menentukan siapa yang menjadi pengurus kelas. Seusai menentukan siapa saja kandidat nya, natia mengajak danira ke kamar mandi.

" ayo temenin aku ke kamar mandi " ucap natia ke danira

" iya ayo " jawabnya.

Saat berjalan menuju kamar mandi,
Danira melihat rathan. Akhirnya.

" itu rathan nat, eh ayo ayo dia mau lewat sini juga " danira malah ingin menghindari rathan. Mungkin takut salah tingkah.

" duh pake ada rathan segala, jadi ribet gini kan harus lari-lari " ucap natia.

" ya mau gimana lagi nat, mungkin emang udah takdirnya aku sama rathan ketemu, eaaakk " ucap danira sambil lari menuruni tangga.

" eh, eh dia lagi ditanya sama Miss Navia tuh, coba dengerin suaranya deh " natia memberhentikan langkah danira.

" iya iya, coba deh aku mau dengerin " ucap danira dan memasang pendengarannya baik-baik.

" yaudah aku ke kamar mandi ya, udah kebelet " natia lanjut menuruni tangga.

" pelajaran siapa sekarang nak? " tanya miss navia ke rathan.

" pelajaran bu nisa, miss " jawab rathan dengan suara serak basahnya.

Danira masih mendengarkan baik-baik suara rathan. Masih juga berdiri di tangga.

" oh, ada gurunya? " tanya miss navia lagi.

" ada miss " jawabnya lagi. Lalu langsung naik ke lantai tiga.

" aduh nat, suaranya itu loh bikin melting " ucap danira menunjukkan kekagumannya.

" ih iya, nggak nyangka aku juga.. kirain suaranya biasa aja " natia juga suka suaranya sepertinya.

" udah yuk ah, ke kelas lagi " ajak natia.

" yuk, senang deh nat.. bisa denger suara dia.. tau kan? dia jarang ngomong "

" ah nyesel nggak aku rekam "
Ucap danira.

Mereka pun menyegerakan langkahnya. Karena sebentar lagi waktunya untuk pulang.

Mungkin ini bisa disebut takdir,
Karena takdir adalah pertemuan dalam waktu yang tak terduga..

" Semoga besok bisa ketemu rathan lagi " harap danira.

Hey everyone!
Thanks ya yang udah baca
ceritaku dari awal sampai chapter ini😆

Yang mau tau kelanjutannya,
Stay tune teruuss !!!!


wrong person true love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang