Sempat terlintas,
I want give up..
tapi selalu saja, dia yang membuat
I won't give upSekarang danira dan teman satu angkatannya naik ke kelas sebelas. Seluruh kelas XI masuk siang. Jadi, danira bisa selalu melihat rathan.
11.30 ⛅
Seperti biasa, danira selalu berangkat ke sekolah bersama natia." assalamualaikum, natiaa " ucap danira yang berdiri di depan pagar rumah natia.
" waalaikumsalam, ayok kita berangkat " natia sudah siap ternyata. Dan langsung berangkat.
Sampai di sekolah, terlihat masih sepi. Belum banyak yang datang.
" pada dimana ya? " tanya natia ke danira.
" belum pada berangkat kali, mager juga masuk siang " jawabnya
" trus kemana ya? ke atas atau
ke kantin? " tanya natia memberikan pilihan." kantin aja yuk " danira menjawab dengan cepat.
Kantin juga masih sepi. Biasanya ramai.
" natiaaaaaa, kamu harus tau " bisik danira ke natia.
" apasih dan? " tanya natia.
" itu rathaaaaannnn, duh baru dateng udh liat dia aja " tentang rathan lagi, lagi, dan lagi.
" ciee, lagi sendirian tuh. Gamau nemenin dia duduk ? " natia malah meledek.
" yakali hahaha, ke atas aja yuk " ajak danira dan meninggalkan rathan.
Danira dan natia naik ke lantai dua dan berdiri di balcon depan ruang guru.
Kemudian...
" natiaa.. kenapa rathan ikut naik juga? kan jadi melting lagi kalo liat dia hahaha " ucap danira ke natia.
" sendirian kali dia di kantin, jadinya naik deh " jawab natia.
" kalo sendirian, kenapa nggak daritadi naik nya? " tanya danira lagi.
" yah nggak tau deh " natia bosan sepertinya. Sedaritadi membicarakan rathan tiada henti.
" dia nungguin aku kali ya? Hahaha " ucapnya penuh percaya diri.
" yeh, orang dia nungguin temennya hahaha " natia tak meng-iyakan perkataan danira kali ini.
Akhirnya teman sekelas danira ada yang datang selain natia. Siapa dia? Rania. Siapa dia? Rania. Hahaha.
" ayo ke lantai tiga " ajak rania.
" yes, bisa liat rathan terus
deh sekarang " ucapnya dalam hati." duduk di barisan meja guru
aja yuk " ucap danira seraya memasuki kelas.Natia setuju.
Belum ada 15 menit duduk di bangku yang sudah mereka pilih, Salah satu kepala program jurusan datang ke kelas mereka.
" nak, kelas kalian pindah di dekat uks lantai dua paling ujung ya "
" yah, pak.. tadi katanya disini " keluh nala.
" yah.. rusuh dah " natia juga mengeluh.
Pastinya keputusan ini, tidak bisa diganggu gugat. Semuanya hanya bisa pasrah.
" aku duduk belakang danira ah " ucap nala.
" aku duduk sama chika lagi " ucap dinta seraya duduk di bangku baris ketiga.
Natia dengan danira pastinya. Rania dengan nala. Saat itu, sebagian anak kelas AP tidak menerima keputusan, bahwa kelas mereka harus pindah.
" gak enak sih kelasnya, tapi mau gimana lagi " danira juga mengeluh.
" nanti juga, kalo udh terbiasa jadi nyaman kok " ucap natia yang mulai menerima kenyataan.
3 hari berlalu,
Harapan danira untuk melihat rathan tak kunjung tercapai..
Bagi danira, percuma saja sama-sama masuk siang tapi tidak bisa melihatnya.Agenda hari ini hanya menentukan siapa yang menjadi pengurus kelas. Seusai menentukan siapa saja kandidat nya, natia mengajak danira ke kamar mandi.
" ayo temenin aku ke kamar mandi " ucap natia ke danira
" iya ayo " jawabnya.
Saat berjalan menuju kamar mandi,
Danira melihat rathan. Akhirnya." itu rathan nat, eh ayo ayo dia mau lewat sini juga " danira malah ingin menghindari rathan. Mungkin takut salah tingkah.
" duh pake ada rathan segala, jadi ribet gini kan harus lari-lari " ucap natia.
" ya mau gimana lagi nat, mungkin emang udah takdirnya aku sama rathan ketemu, eaaakk " ucap danira sambil lari menuruni tangga.
" eh, eh dia lagi ditanya sama Miss Navia tuh, coba dengerin suaranya deh " natia memberhentikan langkah danira.
" iya iya, coba deh aku mau dengerin " ucap danira dan memasang pendengarannya baik-baik.
" yaudah aku ke kamar mandi ya, udah kebelet " natia lanjut menuruni tangga.
" pelajaran siapa sekarang nak? " tanya miss navia ke rathan.
" pelajaran bu nisa, miss " jawab rathan dengan suara serak basahnya.
Danira masih mendengarkan baik-baik suara rathan. Masih juga berdiri di tangga.
" oh, ada gurunya? " tanya miss navia lagi.
" ada miss " jawabnya lagi. Lalu langsung naik ke lantai tiga.
" aduh nat, suaranya itu loh bikin melting " ucap danira menunjukkan kekagumannya.
" ih iya, nggak nyangka aku juga.. kirain suaranya biasa aja " natia juga suka suaranya sepertinya.
" udah yuk ah, ke kelas lagi " ajak natia.
" yuk, senang deh nat.. bisa denger suara dia.. tau kan? dia jarang ngomong "
" ah nyesel nggak aku rekam "
Ucap danira.Mereka pun menyegerakan langkahnya. Karena sebentar lagi waktunya untuk pulang.
Mungkin ini bisa disebut takdir,
Karena takdir adalah pertemuan dalam waktu yang tak terduga.." Semoga besok bisa ketemu rathan lagi " harap danira.
Hey everyone!
Thanks ya yang udah baca
ceritaku dari awal sampai chapter ini😆Yang mau tau kelanjutannya,
Stay tune teruuss !!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
wrong person true love (End)
Cerita Pendek( #15 on fact ) 2018 Adakah mata yang lebih indah dari senja, selain matanya? Selain mata Rathan?