Ya, danira siap! namun akhirnya gagal dalam pertarungan pertama untuk masuk ke PTN bersama siswa/siswi satu indonesia. Yaitu jalur SNMPTN. Mungkin danira belum beruntung, dan bukan jalannya. Sedih yang mendalam juga tentunya.
" ibu, maafin danira ya belum bisa bahagia-in ibu sepenuhnya " ucap danira pada ibunya, dan juga ayahnya.
Ibunya, tentu saja selalu mendukung dia. Terus memberi semangat dalam menggapai semua cita-cita nya.
Ayahnya, juga begitu. Tak pernah lelah memberi apapun yang danira mau.
Kembali bertarung, untuk masuk PTN ( Perguruan Tinggi Negeri ) yang di dambakan. Sekarang melalui jalur mandiri. Dimana calon mahasiswa baru ikut tes yang diadakan oleh masing- masing perguruan tinggi. Danira memilih ikut ujian mandiri di universitas negeri jakarta. Universitas inilah yang danira inginkan. Selain masih berada disekitar jakarta, jurusan yang dia mau juga ada disana.
" ayah, nanti antar danira ujian mandiri di daerah kebon jeruk ya..." ucap danira pada ayahnya.
" iya, nanti ayah antar " jawab ayahnya.
Tak lupa, danira meminta doa pada teman-temannya, keluarga, sanak saudara, dan guru-guru.
Kabar mengenai natia, rania, dinta, chika, dan nala. Rata- rata ingin melanjutkan kuliah juga, kecuali natia dan rania.yang ingin mencari kerja terlebih dahulu. Mereka juga meminta doa, agar dilancarkan.
Hari demi hari terlewati, saatnya memulai pertarungan. Dan melewatinya dengan tenang, penuh percaya diri, untuk hasil yang maksimal.
" nanti kamu kerjain soal yang mudah dulu ya, teliti " ucap ibu danira.
Danira meng-iyakan dan pamit untuk pergi ke universitas yang sudah ditentukan. Sesampainya di universitas itu, danira langsung masuk ke ruangan tes dan ayahnya menunggu di kantin universitas.
" kerjain nya teliti ya, jangan buru buru " teriak ayahnya agak keras.
" iya, dahhhh ayah " ucapnya seraya melambaikan tangan ke ayahnya.
Ruangan terasa sangat mencekam. Sunyi. Tak percaya diri. Takut kegagalan menimpanya lagi. Namun, danira tetap harus menjalani. 3 jam waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal tes. Dan akhirnya selesai. Hanya tinggal menunggu hasil selama satu minggu kedepan.
" ayah, danira udah selesai.. Ayo pulang " ketiknya dalam layar ponsel.
" iya, ayah udah di depan gerbang " balas ayahnya.
Danira dan ayahnya pun pulang menggunakan bus transjakarta, dan ini kali pertama danira pergi berdua dengan ayahnya menelusuri kota jakarta. Danira sangat berterimakasih untuk hari ini.
Masih belum sepenuhnya meninggalkan sekolah. Hari dimana pengumuman ujian mandiri diumumkan, danira mengambil ijazah ke sekolahnya. Dan ini juga hari terakhir danira mendatangi sekolah untuk keperluan kelulusan. Setelahnya tak ada keperluan lagi. Kecuali kalau rindu.
Hari itu danira benar-benar diselimuti rasa ketakutan. Untuk menekan tombol laptop saja gemetaran. Tapi mau tak mau, danira harus mengetahui hasilnya.
Dan....
Air mata jatuh sebagai luapan kesedihannya. Sebagai luapan kegagalan nya. Danira gagal lagi. Sudah tak ada harapan lagi untuk masuk PTN. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri" kenapa ini semua harus terjadi?
kenapa? kenapa? "Lalu danira meminta maaf lagi kepada kedua orang tuanya. Dan dimaafkan. Terus diberi semangat. Namun tetap saja, danira merasa seperti anak yang tidak berguna, anak yang selalu membuat orang tuanya kecewa. Dia kembali mengingat, bagaimana ayahnya yang sudah mengantar ke tempat tes dibawah teriknya matahari saat itu, panasnya udara, jauhnya jarak yang ditempuh, biaya untuk tes yang sudah dikeluarkan. Danira merasa, dia menyianyiakan semua yang telah orang tuanya berikan. Danira terus menangis sesenggukan.
Dan jalan terakhir agar tetap bisa berkuliah adalah PTS ( Perguruan Tinggi Swasta ). Ya, masuk ke PTS adalah jalan satu-satunya.
Danira harus siap menjalani kenyataan yang tidak pernah ia harapkan sebelumnya. Masih di hari yang sama. Teman-teman danira yang lain, membuat snap instagram tentang diterimanya di PTN yang mereka inginkan. Walaupun tak semua temannya. Satu-persatu halaman snap, dia buka. Salah satunya ada snap rathan yang juga diterima di PTN yang ia inginkan. Ya rathan diterima di universitas yang dia mau selama ini. Damn!
" kamu beruntung rathan " ucap danira seraya terus memandangi halaman snap rathan.
" Sebentar lagi jadi anak rantau, aku nggak akan bisa ketemu kamu lagi than " ucapnya lagi dalam hati.
Tak lama, danira langsung menutup halaman snap instagram. Dia tak mau berlarut-larut dengan kesedihannya yang gagal masuk PTN, dan rathan yang akan merantau. Danira harus bangkit kembali. Demi masa depan yang sukses.
1 bulan kemudian, rathan memberi kabar bahwa dia siap pergi untuk kuliah di luar kota, tepatnya di semarang. Dengan menggendong tas di bahu, jaket coklat dengan tutup kepala, dan berlatar belakang stasiun kereta terlihat di halaman snap instagram yang dia buat.
" Selamat tinggal rathan, jaga dirimu baik-baik ya. Rindu akan selalu ada untukmu " Danira mengetiknya pada kolom balasan snap seraya mengucapnya, namun dia mengurungkan niat konyol nya itu. Mau cari mati? Kalau sampai terkirim?! Hahaha.
Sekarang, rathan pergi meninggalkan jakarta dan seisinya. Termasuk kenangan saat SMK yang pernah dia buat untuk danira juga ia tinggalkan. Dan danira selalu siap menjaganya agar tetap ada, ya walaupun kenangan itu hanya berlaku untuk diri danira sendiri. Hanya satu yang sepertinya terbawa oleh rathan. Apa? Hati danira? ya sepertinya ikut terbawa tas ranselnya itu. Semoga si hati bisa pulang sendiri ya ke tempat asalnya. Atau malah dikembalikan oleh si pemilik tas ranselnya. Jujur tak apa, hehe.
Mulai hari ini, hingga hari berikutnya. Suara-suara rindu juga akan terdengar setiap harinya. Tapi rathan nggak akan dengar. Jauh soalnya.
" nanti ada yang bisa gantiin rathan nggak ya? " tanya danira pada dirinya sendiri, seraya memandangi foto rathan pada ponselnya.
Kepergian rathan terus-terusan membuat danira bertanya- tanya, apakah ini akhirnya? Akhir yang harus berakhir.
Kepergian rathan sepertinya telah menunjukkan kejelasan bahwa sudah tidak ada yang bisa diharapkan lagi. Dan selama ini, juga tidak ada kejelasan diantara aku dan rathan. Aku yang mainnya rahasia tapi berharap rathan peka. Apa yang ingin dipertahankan?
Perihal harapan yang pernah terkabulkan, adalah salah satu alasan bertahan? dan berharap harapan lain juga bisa terkabulkan? Sepertinya harapan yang akan terkabulkan tidak bisa dijadikan alasan, dan belum tentu diizinkan oleh sang pencipta untuk kali kedua.
Jadi, sebaiknya diakhiri saja. Semoga pilihanku kali ini tepat. Agar ada kejelasan dan tidak muncul harapan baru yang jika tidak terkabulkan akan lebih menyakitkan. Perihal hati yang masih terbawa pada tas ranselnya itu, tidak akan kupaksa kembali padaku. Karena, hati itu sendiri akan tau saatnya kapan dia harus kembali.
Wahai rindu, semoga tak lagi hadir terus-terusan..
Kutinggalkan juga hatiku di semarang bersamamu, rathan..
Wahai hati, semoga lekas pulang. Agar sakit ini tak berkepanjangan..
Danira, 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
wrong person true love (End)
Conto( #15 on fact ) 2018 Adakah mata yang lebih indah dari senja, selain matanya? Selain mata Rathan?