Bulan-bulan penuh aktivitas melelahkan di sekolah danira akhirnya usai. Saatnya pergi berlibur untuk menenangkan pikiran selama satu minggu ke depan.
" huh, akhirnya ujian nasional selesai jugaaaaa " ucap natia.
" ahh iya, semoga nilai nya memuaskan walaupun nggak sepenuhnya yakin kalo nilai matematika ku bagus haha " lanjut danira.
" aamiin " natia meng-amini ucapan danira.
Rania, nala, dan teman danira yang lainnya pun sudah tenang karena ujian nasional telah usai dan siap menyambut liburan bersama teman satu angkatan yang akan diadakan 2 hari lagi.
" eh, nih ada rincian perjalanan kita di malang sama bromo " ucap rania seraya melihat ponsel.
" wah iya, banyak tempat seru nih " danira pun juga melihat rincian itu di ponselnya.
" danira, udah yuk pulang. Kita siapin buat pergi besok " nala menghampiri danira dan mengajaknya pulang.
" iyadeh yuk, semuanya duluan ya " ucap danira pada teman-teman di dekatnya.
Malam harinya, danira menuliskan list barang yang harus ia bawa saat liburan nanti. Sementara teman sekelasnya sibuk menanyakan seberapa besar koper yang dibawa untuk pergi nanti. Ada yang kecil, sedang, sampai besar. Layaknya ingin pergi umroh hehe.
Malam itu juga, nomer bus diberitahukan di grup angkatan. Tentunya danira penasaran dengan nomer busnya.
" ah aku bis berapa ya? " ucapnya seraya menggeser satu per satu slide gambar pada ponselnya.
Danira pun mendapati bahwa dia akan masuk di bus tiga, dan yang ia harapkan selama ini terlaksana. Ya, rathan berada di bus yang sama. Itu yang danira harapkan selama tiga tahun ini.
Senang. Hanya itu.Perlengkapan yang akan dibawa sudah tertata rapi di dalam koper dan tas ransel.
Hari keberangkatan tiba. Pukul sebelas malam, bus akhirnya berangkat menelusuri dinginnya malam kota jakarta menuju kota malang.
Pukul satu dini hari.
Waktunya untuk tidur, karena mata danira sudah tak kuat lagi menahan kantuk. Dan percayalah, sebelumnya ia mengucapkan selamat tidur dari dekat pada rathan. Sepertinya danira sedang kecanduan film Dilan, namun bedanya Dilan mengucapkan selamat tidur dari jauh." Selamat tidur rathan, percayalah aku sedang mengucapkan selamat tidur dari dekat. Kamu nggak akan dengar " ucapnya dalam hati dan melihat sejenak ke arah tempat duduk rathan di sisi paling belakang, lalu mulai memejamkan mata.
Matahari pagi menyapa, danira dan teman satu angkatannya tiba di rest area untuk sholat subuh dan sarapan. Hari itu, pertama kalinya danira melihat muka bantal/ bareface rathan.
" Selamat pagi rathan" ucapnya dalam hati seraya turun dari bis untuk sarapan. Setengah jam kemudian lanjut lagi menelusuri jalan menuju kota malang, melewati sore, malam, hingga pagi lagi.
Genap sudah, dua hari di perjalanan menuju kota malang. Ada kejadian yang membuat danira dan seluruh teman-temannya panik.
Ya, saat tak sengaja melihat ke sisi kiri kaca bus, pintu untuk menaruh koper terbuka dan bus berhenti di pinggir jalan untuk memastikan bahwa tidak ada koper yang jatuh. Namun, setelah dipastikan. Ada satu koper yang jatuh entah dimana.
" pak koper saya nggak ada " teriak salah satu teman danira.
" Duh, ayo deh kita cari. Puter balik pak, puter balik " ucap pak guru pada supir bus.
Dan akhirnya koper berhasil di temukan. Lalu kembali melanjutkan perjalanan. Ini akan jadi kenangan tak terlupakan. Hehe.
Tepat pukul sepuluh pagi, Danira dan teman satu angkatannya tiba di kota malang, lebih tepatnya di Gunung Bromo.
KAMU SEDANG MEMBACA
wrong person true love (End)
Short Story( #15 on fact ) 2018 Adakah mata yang lebih indah dari senja, selain matanya? Selain mata Rathan?