Sensei!

1.5K 105 33
                                    

Tiffany memijit perlahan pelipisnya. Tangannya lantas dengan terampil kembali menilai soal ujian Bahasa Jepang milik murid-muridnya.

Ingin sekali ia membawa pulang dan menilainya di rumah. Tapi apa boleh buat, peraturan utama bagi guru sepertinya adalah 'tidak boleh membawa soal maupun jawaban dalam bentuk apapun untuk dinilai di rumah'.

Wanita itu mendesah. Jam setengah sepuluh dan ia sangat terlambat untuk sekedar makan malam.

Tiffany beranjak dari kursinya lalu menghampiri loker. Membukanya dan menemukan sebuah sticky note berwarna biru tertempel di sana.


'Berkencanlah denganku, Sensei.'


Tiffany kembali mendesah. Hanya satu tersangka yang berada di pikirannya sekarang. Kim Namjoon. Muridnya yang kelewat extreme karna dengan beraninya menyatakan perasaan pada saat kelas berlangsung.

Tiffany mengambil sticky notenya lantas meremasnya membentuk bola. Ia melemparnya menuju tempat sampah di pojok ruangan.

Tiffany akan menjadi guru paling gila di dunia jika menerima ajakan itu!



...



'Aku serius, Sensei.'

Tiffany dengan malas mengambil note biru yang tertempel di lokernya. Kembali membuang ke tempat sampah lalu duduk di kursinya. Sudah dibilang kalau Namjoon itu extreme 'kan? Siapa murid gila yang diam-diam mengendap memasuki ruang guru padahal tertulis jelas bahwa yang tak berkepentingan dilarang masuk? Jawabannya sudah pasti Namjoon!



...


Tiffany yang baru saja menyelesaikan makan siangnya, harus terkejut akan note yang ia temukan.

Bukan lagi berada di loker dan berwarna biru. Melainkan tertempel di buku jurnalnya dan berwarna merah muda.


'Kau mengabaikanku!'


Tiffany terkejut bukan karna notenya telah terganti dengan warna kesukaannya. Ia hanya terkejut mengingat Namjoon tak masuk hari ini karna sakit.

Ia lantas mengambilnya dan bergidik ngeri.

"Kau mengerikan!"



...



'Berkencanlah denganku, Sensei. Aku memaksa!'

Mulut Tiffany terbuka. Ia sudah menahan kesal berapa kali dalam seharian ini?

Suara tawa Lee Sunny—guru matematika yang berada di sebelahnya lantas terdengar.

"Sudahlah, kau terima saja tawarannya. Tak akan rugi!"

Tiffany memberikan tatapan mematikan padanya lalu melempar note yang telah ia remukkan itu.

"Terima pantatmu!" lagi, suara tawa Lee Sunny memenuhi ruangan. Wanita itu memegang perutnya lalu menyeka air mata di ujung matanya.

"Namjoon 'kan tampan Tiff, dari segi manapun kau tak akan rugi!"

Tiffany terdiam lalu menggelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan ucapan yang keluar dari mulut Sunny.

"Kau sama mengerikannya Lee!"



...



"Iya, ini hanyalah bentuk indisipliner karna Yoongi terlibat perkelahian. Anda tak perlu merasa khawatir."

"Tidak, anda tak perlu meminta maaf karna hukuman sudah saya berikan pada Yoongi."

"Ya, baiklah. Terima kasih."

Tiffany menghembuskan napasnya pelan. Barusan adalah panggilan telfon dari orang tua Min Yoongi yang menanyakan kenapa anaknya itu mendapat surat dari sekolah.

Ia hanya perlu menjelaskan bahwa Yoongi terlibat perkelahian yang membuat Kim Taehyung, lawannya me—

Ohh, sticky note lagi.

Calm down, Hwang.

'Aku tak menerima penolakan!'


Masih berlanjut rupanya.

Wanita itu tersenyum lalu mengambil notenya pelan. Tiffany berdiri lantas beranjak dari sana. Meninggalkan ruangannya dan menuju kelas Namjoon.

Saat ini adalah jam istirahat. Beberapa kelas yang ia lewati sepi karna ditinggal penghuninya. Wanita itu berjalan pelan menghampiri kelas di ujung lorong. Melongok sebentar dan menemukan Namjoon di sana.

Tengah duduk sendirian dengan botol air minum berbentuk Minion serta kotak makan siang yang bergambar serupa.

Namjoon suka Minion rupanya.

"Sensei!"

Tiffany tersenyum dan mendekat.

"Ini milikmu?" Namjoon mengangguk semangat.

"Apa itu artinya Sensei menerima tawaranku?"

Tiffany tersenyum geli kala melihat lesung di pipi muridnya itu.

"Kau harus fokus pada belajarmu Joon. Ini belum waktunya kau memikirkan hal seperti ini." Namjoon menatap langit seolah berpikir. Mata jernihnya lalu menatap lekat Tiffany.

"Apa Sensei mau menungguku sampai dewasa?" Tiffany mengangguk ragu kemudian.

Namjoon lantas berdiri dari kursinya dan keluar dari lingkup mejanya. Tubuhnya membungkuk sembilan puluh derajat sempurna.

"Arigatou Sensei!"

Tiffany tersenyum lalu mengacak pelan rambut Namjoon. Wanita itu beranjak dari sana setelah mengembalikan notenya pada murid extremenya.

Ayolah, Tiffany tak akan pernah mengencani murid kelas satu sekolah dasar. Ia bukanlah pedophilia. Tiffany masih memiliki pikiran waras saat ini.

Yah, meskipun harus diakui bahwa Namjoon adalah muridnya yang tampan juga manis.


FIN


Dibuka dengan mas Namjoon 😅
Vfany, Kookfany, Jimfany udah terlalu mainstream okeyy, sekali2 kasih mas rapper ganteng ini 'space' boleh yee kan 😁

Ya walaupun endingnya absurd + unfaedah sih 😂

Adakah yang galau gara2 Got7? Yakinlah bahwa kalian gak sendiri 😅

Aku kuat kok gak ketemu sama mas Bambang 😧😧

NorepinephrineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang