Little Story

161 39 5
                                    

Tiffany Hwang dengan piyama totoronya menatap malas pria di hadapannya kini. Stroller coklat dengan seorang bocah laki-laki di sampingnya menambah dengusan gadis itu. Ia tahu apa yang akan terjadi setelah ini.


"Kau 'kan sudah berpengalaman dengan anak-anak, jadi aku titip Joon ya padamu?"


Sangat tepat sasaran! Tiffany Hwang sudah mengira akan permintaan sahabatnya itu. Menjaga anaknya yang baru berusia sepuluh bulan.


Tiffany menghela napas berat mendengarnya. Padahal ia ingin bermalas-malasan saja hari ini.


"Istrimu kemana, sih?" Pria itu mengangkat bahu lantas mendorong stroller putranya ke dalam apartment Tiffany. Bocah yang belum ada satu tahun terlahir ke dunia itu tengah berceloteh riang kala Ayahnya memberinya mainan.


"Dia ada kerjaan mendadak, dan aku juga harus ke kantor sebentar lagi. Ayolah Tiff, hanya sampai siang. Kau 'kan bekerja di rumah sakit anak! Pasti sudah terbiasa mengurusnya."


Tiffany kembali menghela napas mendengarnya. Gadis itu menatap malas pada Kim Suho yang tengah membuka tas gendongnya. Menempatkan seluruh isinya pada meja ruang tamu di hadapannya. Membuat meja kaca milik Tiffany yang awalnya kosong, menjadi penuh dengan semua perlengkapan bayi.


"Kim, aku bahkan baru keluar dari pekerjaanku!" Tiffany merebahkan tubuhnya di sofa sembari menatap gerak gerik Kim Suho, sahabatnya yang tengah membuat susu formula.


"Kenapa? Bekerja di rumah sakit anak 'kan impianmu!" Kim Suho dengan segera menatap Tiffany penuh tanda tanya. Bukan apa-apa sebenarnya, namun yang pria itu tahu, Tiffany sangat ingin bekerja di sana. Gajinya besar, katanya.


Gadis itu menatap malas pada pria di hadapannya. Tangannya terlipat di depan dada lantas mendengus kasar.


"Oh ayolah, aku tak tahan Kim! Mendengar rengekannya, tangisan mereka, suara tawanya pun begitu berisik. Ugh, sangat mengganggu!"


Kim Suho lantas tertawa terbahak mendengar penuturan Tiffany. Diletakkan botol susu anaknya lantas ia pun meraih tisu basah dari dalam tasnya.


Pria itu membersihkan mulut Joon dari susu yang tersisa.


"Ayolah Tiff, itu sudah resiko. Memangnya apa yang kau harapkan dari bekerja di rumah sakit anak? Itu wajar jika kau mendengar suara-suara yang menurutmu mengganggu. Namanya juga anak-anak!"


Pemuda yang telah menjadi Ayah diusianya yang terbilang muda itu hanya menggelengkan kepala pelan. Tangannya terulur mengelus lembut kepala putranya sembari merapikan kerah baju yang anak itu kenakan.


Sedangkan Tiffany, gadis itu kembali memutar matanya malas lalu bangun dan mendudukkan dirinya. Tubuhnya ia posisikan untuk menatap Suho intens.


"Kim!" Pria itu menoleh pada Tiffany. Ikut menatap mata indah gadis itu lantas mengangkat alisnya.


"Apa?"


Tiffany mengambil napasnya sebentar seraya mendekatkan wajahnya pada pria itu.



"Kau tak tahu ya kalau aku bekerja di bagian kamar mayat?"


Pertanyaan yang lebih mirip sebagai pernyataan di telinganya itu mendadak membungkam Kim Suho. Pria itu dengan segera terdiam lantas menelan ludahnya susah payah.


Suho seketika juga menahan napas dengan mata yang segera menatap tajam Tiffany. Oh baiklah! Ia segera memahami alasan Tiffany saat ini!


FIN


Apadah 😒

Ini cerita udah lama banget sebenernya tapi lupa aku up hehehe

Akhirnya work ini terisi lagi yaa :')

Pengen balik ke 'dunia' ini tapi apalah daya otak lagi gak bisa dapet ide buat bikin short story gini2 hehe

Btw, agak aneh gak sih sama bahasanya? Udah biasa gak pake bahasa baku terus aku ngerevisi ini rasanya kok aneh yaa hngg...

NorepinephrineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang