13 - anak sekolahan

4.1K 183 3
                                    

Hari ini hari Rabu, bukan hari Senin.

Dara duduk di depan kelasnya, karna kebetulan Vera, Devan maupun Rafif belum datang.

"Dar tumbenan lu berangkat gak bareng Apip" Kata Rizky yang duduk disebelah Dara.

"Lagi pengen dianterin bokap aja, lagian Apip bukan ojek gue kan"

"Kantin gak?" Ajak Rizky

"Up dulu deh, makasih"

Dara melihat orang orang berlalu lalang.

"Dara masih sama Rafif?" Tanya seorang kakak kelas, itu Kansa yang notabend nya primadona sekolah.

"Masih kak? Kenapa?"

"Gapapa nanya aja," Kemudian Kansa pergi entah kemana.

*****

Jam pertama sudah dimulai, Vera, Devan, Rafif belum juga datang. Ini membuat Dara khawatir.

Untungnya tidak berselang lima menit, mereka bertiga sudah datang.

"Assalamuaikum!" Ucap Rafif, Devan dan Vera bersamaan.

"Kalian bertiga ini dari mana?" Tanya Bu Sri selaku wali kelas.

"Aduh si ibu, kalo ada salam itu dijawab dulu atuh" Elak Devan

"Waalaikum-" Baru Bu Sri ingin menjawab, Rafif sudah memotongnya.
"Ah si ibu, ulang ah gak afdol"

Mereka bertiga kembali keluar kelas kemudian masuk kembali.

"Assalamualaikum" Teriak Rafif dengan satu tangan yang diangkat ke udara

"

Waalaikumsalam. Kalian bertiga kenapa telat?" Tanya bu Sri dengan sesantai mungkin.

"Maaf bu saya kesini mau ngajak Dara bolos-" belum sempat Rafif meneruskannya, sudah di potong oleh bu sri.

"Apa apaan kamu? Dateng dateng ngajak Dara bolos? Udah pinter gak mau belajar?!" Bentak Bu Sri sedangkan siswa lain menatap ke arah Dara

"Ish si ibu, maksud Apip, kita mau ngajak Dara bolosnya ntar istirahat. Makanya kalo orang ngomong jangan di potong potong" Nasihat Devan justru membuat Bu Sri semakin kesal

"Kok kalian jadi nasihatin saya? Situ oke?" Ucap Bu Sri wah gaul juga ni guru.

"Begini bu, kata nenek saya, kita sebagai umat manusia harus saling menasihati. Jadi kita gak salah dong?" Elak Devan sedangkan Vera disampingnya hanya menutup muka menahan malu akibat ulah Rafif dan Devan

"Ah sudah sudah, gak kelar kelar ibu ngomong sama kalian berdua! Terus ini Vera kenapa?" Tanya Bu Sri

"Vera lagi kurang enak badan bu, kalo ibu mau nanya nanya atau ngomelin Vera ke saya aja bu, sebagai pacar yang baik" Ucap Devan membanggakan diri

"Duh mati gue, makin ribet ni urusan" Batin Vera

"Ahsudah pusing ibu ngomong sama kamu! Vera, kamu khilaf kan pacaran sama Devan?" Tanya Bu Sri

"Ah? Hm i-iya bu hehehe" Jawab Vera

"Yasudah kalian bertiga boleh duduk"

*****

Pelajaran Sejarah masih berjalan dengan lancar, karena biang biang dari kerusuhan-Rafif&Devan-sedang tertidur. Mereka berdua duduk dipojok belakang, karna Vera dan Dara ingin duduk bersama.

Bu Sri masih menerangkan sejarah, tiba tiba matanya tertuju pada Rafif dan Devan sedang menenggelamkan kepalanya di atas meja.

"Rafif! Devan!" Panggil Bu Sri

"Hoaam.. duh si sri ganggu aja orang lagi tidur" Ucap pelan Devan tetapi masih didengar murid lain, "Pip! pip! Bangun ego kita dipanggil" Panggil Devan dengan posisi yang masih menenggelamkan wajahnya.

"Hoam.. lu aja gih yang matiin ps nya, gue masih ngantuk gila" Ucap Rafif setengah berteriak membuat semua murid tertawa.

"Rafif! Devan!" Panggil Bu Sri lagi

"I-iya bu hormat!" Teriak Rafif membuat Devan ikut hormat

"Kalian ini! Coba kalian jawab!" Suruh Bu Sri

"Jawab apaan? Ibu kaga ngasih pertanyaan" Elak Devan

"Sebentar dulu, ibu lagi mikir" Ucap Bu sri sambil membolak balikkan buku sejarah, "ini aja nih, kenapa Sultan Hasanuddin ditangkap oleh Belanda?"

"Lu ae yang jawab Pip, otak lu kan mendingan dari gua" Bisik Devan

"Maaf bu, tidak baik membicarakan orang yang sudah meninggal, begitu kata bapak saya" Jawab Rafif santai dengan jari telunjuk yang dimain mainkan diudara seakan sedang menasihati anak kecil.

Semua murid tertawa sambil menatap ke arah meja Dara dan Vera. Situasi seperti ini sudah biasa

"Tadi nenek kamu, sekarang bapak kamu, gak sekalian cicitnya cicit kakek kamu?!" Sebenarnya Bu Sri ini guru yang paling baik menurut kelas lain

"Tadi mah neneknya Devan bu, sekarang kan bapak saya jadi beda" Elak Rafif

"Ibu bisa naik haji nih kalo terus terusan ngomong sama kalian"

"Ya bagus dong bu, ayo deh ngomong lagi" Ucap Devan

"Maju kalian berdua! Jelaskan materi bab empat'" Suruh Bu Guru

Dengan berjalan santai, Rafif dan Devan maju kedepan

"Oke teman teman, karena sekarang gurunya kita, kalian semua boleh pulang!" Teriak Rafif sedangkan Devan berdiri dengan santai.

"Eits apa apaan kalian?! Sini ibu je-" Bu sri berjalan kearah mereka berdua.

Teet tett.. sekarang jam istirahat

"Kabuurr!!" Teriak keduanya sambil berlari keluar kelas.

*****

A/N

Mulmed: Devan

Darafif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang