“Bagaimana kabarmu, Tuan Putri? Sejak peperangan Raja Steve dan Dendez usai, aku tidak pernah melihatmu lagi.”
Aku yang duduk di bagian belakang perahu hanya menatap Tuan Za’, tidak ada perubahan pada penampilannya. “Aku baik-baik saja, Tuan. Kuharap kau juga sama.”
“Tentu.” Pandangan Tuan Za’ sedikit meredup meskipun dengan alis terangkat. “Aku senang bisa bertemu denganmu lagi. Kudengar Dendez akan melenyapkan semua keturunan Steve. Setelah melihatmu, aku jadi berpikir bahwa hidupmu saat ini dalam bahaya, sama seperti putri Roy yang sekarang.”
“Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, Tuan. Aku yang akan melindunginya,” tandas Kenzie yang masih sibuk mendayung.
Aku memejamkan mata sejenak dan kembali membuka lembaran ingatan Karin dalam kepala. Dalam ingatan itu, aku melihat Karin menemui Tuan Za’ bersama Alex. Mereka datang dengan maksud meminjam para peri untuk berperang. Karin memberikan sebuah bola besar sebening air. Kemudian Tuan Za’ memberi sosok peri yang lebih besar dari peri lainnya. Peri itu sangat penurut dengan cahaya biru yang terpancar dari tubuhnya. Tanpa aba-aba makhluk itu hinggap di bahu Karin.
Aku kembali membuka mata dengan perasaan sedikit heran. Kenapa Tuan Za’ tidak menanyakan soal Alex? Itu pertanyaan utama dalam pikiranku seolah-olah Tuan Za’ tidak mengingat tentangnya, tapi bagamana bisa ia mengingatku?
“Tuan, bisa kau ceritakan padaku apa yang terjadi akhir-akhir ini?”
“Ada banyak hal yang terjadi setelah Steve menurunkan tahtanya ke Roy. Aku mendengar kabar bahwa Roy telah lenyap dan sekarang putrinya menjadi buronan Dendez.” Tuan Za’ menarik napas dalam. “Putri yang malang.”
Bayangan Axcel berkelebat dalam pikiranku setelah mendengar penuturannya. Saat ini aku tidak tahu di mana ia sekarang. Apa ia masih di dunia Manusia dengan kedainya? Atau berada di tempat lain?
Saat terakhir kali kumelihatnya, aku begitu khawatir. Aku jadi penasaran dengan apa yang akan diucapkannya saat itu. Apa yang ingin dia katakan padaku?
“Karin.”
Aku menatap Kenzie yang memanggilku. “Ya?”
“Bagaimana kau bisa mengenal pria ini? Apa kau sebelumnya pernah ke Loizh?”
Aku diam sejenak lalu mengangguk.
Rahang Kenzie tampak mengencang dengan genggaman dayungnya yang semakin erat. Aku tahu dia kesal. “Jika aku bertemu dengannya lagi, aku akan memberinya pelajaran karena telah menyeretmu ke dunia yang tak seharusnya kau berada.”
“Sudahlah, Kenzie. Lagipula aku yang selalu melibatkan diri dalam masalahnya dan aku sudah terlanjur untuk tidak lepas.”
Kenzie terdiam mendengar sergahanku. Ia masih tak terima jika aku terlibat dalam masalah Una dan menganggap Alex lah penyebabnya. Sepertinya Kenzie memang tidak mengetahui apa-apa tentang Karin di Loizh karena selama ini ia mengenal Karin sebagai Manusia, begitu juga sebaliknya.
“Sebentar lagi sampai di dermaga,” ucap Tuan Za’, memecah kecanggungan di antara kami.
Tempat yang gelap membuatku tidak bisa melihat apa-apa. Namun, ada dua cahaya kecil berkilauan tak jauh dari kami.
“Kita hampir sampai.” Kenzie mempercepat dayungnya dengan semangat.
Aku berdiri dan Tuan Za’ menyusul. Ia sudah menjinjing lentera dan menjulurkannya ke depan untuk penerangan dalam proses penepian perahu ke dermaga. Kenzie melempar jangkar dan lemparannya tepat pada penggait di tepi dermaga, lalu menarik talinya agar perahu berjalan menepi. Tuan Za’ membimbingku untuk melangkah keluar dari perahu, sementara Kenzie mengikat tali perahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loizh III : Reinkarnasi
FantasySangat disarankan untuk membaca book 1 ( Loizh ) & book 2 ( Loizh II : Arey ) agar tidak menimbulkan kebingungan dalam seri ini.. ^_^ Ririn Allyson, selama hidupnya selalu dihantui bayangan seorang gadis yang sangat mirip dengannya. Ketika ia menco...