Memulai Misi

6.3K 679 47
                                    

Aku terduduk di akar pohon yang besarnya dua kali lipat dari tubuhku dengan lesu. Aku terus menatap danau gelap yang tak jauh dariku. Satu hal dalam pikiranku adalah aku ingin terjun kedalam air itu dengan harapan aku bisa menemukan peri Floss yang hilang. Tanpa pikir panjang aku langsung melesat kedalam air gelap dengan cahaya seadanya yang menguar dari tubuhku. Aku melesat di dalam air ke sembarang arah dan sejujurnya aku memang tidak tahu di mana lokasi saat peri Floss menghilang. Aku terus menyusuri air danau yang gelap dengan harapan bisa menemukan puing-puing tubuhnya jika ia memang telah lenyap.

Aku melesat lebih dalam lagi hingga aku bisa melihat dasar air yang ternyata adalah tanah pasir luas yang di tumbuhi rumput liar setinggi dua meter dari permukaan tanah. Aku mengamati salah satu batang rumput yang ternyata berwarna hijau. Mereka tumbuh subur di dalam air. Aku berharap tubuh peri Floss tidak tenggelam di antara rerumputan karena itu akan membuatnya sukar di cari.

Tak lama kemudian apa yang aku cari akhirnya ketemu, aku melihat seonggok sayap yang telah rusak melayang terombang ambing oleh air. Aku segera melesat untuk meraih sayap itu. Sayap itu terasa sepeti kain basah di dalam air, begitu lentur dan rapuh.

Aku melesat kesana kemari, berharap bisa menemukan jejak tubuhnya yang lain. Dan aku melihat pendaran cahaya berwarna biru keunguan yang redup di antara batang-batang rumput panjang. Aku langsung melesat menuju kearah sumber cahaya dengan harapan ia masih bisa di selamatkan.

Aku melesak masuk sambil menyingkirkan batang-batang berserakan yang menghalangi jalanku dengan kekuatanku. Betapa leganya aku saat aku melihat seonggok tubuh peri tergeletak dalam posisi tengkurap dengan sayap satu di punggungnya yang compang camping.

Aku menghampiri tubuhnya yang terkulai. Aku bersyukur ia masih bertahan dengan kondisinya sekarang. Aku meraih tubuh itu dan memeluknya untuk kubawa melesat. Aku menggunakan sedikit kekuatanku untuk mengangkat tubuhnya yang terasa berat di tanganku. Aku melesat ke permukaan air lalu terbang menembus udara.

Tuan Za' dan Felix menatapku tercengang saat aku memasuki ruangan. Aku meletakan tubuh peri Floss yang hampir hancur di atas meja tepat di hadapan Tuan Za'.

"Aku mohon selamatkan dia," kataku dengan harapan Tuan Za' bisa membaca ekspresiku. Dan—sialnya ia tidak paham dengan ucapan maupun ekspresiku.

Tapi aku merasa lega karena ia langsung mengambil tindakan untuk mengamati peri Floss yang terluka. Ia menyegel peri Floss dan memasukkannya kedalam bunga tulip raksasa lalu menyimpannya.

"Ini peri Floss yang ku cari," gumam Tuan Za' pada Felix. "Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Ah ya, waktu aku menyelamatkan Karin aku pernah berdebat dengannya tentang peri Floss," tutur Felix. "Ia bilang peri Floss dalam bahaya. Kupikir ia berbohong ternyata—kemungkinan yang di katakannya benar. Peri Floss ada disana."

"Bagaimana bisa kau berpikir aku berbohong dalam situasi seperti itu!" teriaku yang tak bisa di dengar.

"Maafkan aku Tuan Za', waktu itu aku hanya memikirkan keselamatan Karin. Maafkan aku yang tidak sempat menyelamatkan peri Flossmu," ucap Felix dengan nada menyesal yang tulus.

Meskipun begitu aku jadi merasa kesal karenannya. "Kita masih sempat menyelamatkannya kalau kau tidak menyeretku dari dalam air," kataku lagi.

Tuan Za' mengangguk mengerti pada Felix. "Dengan situasi ini aku jadi semakin bingung. Kenapa peri Floss melanggar segelnya dan melarikan diri? Apa dia memiliki Tuan yang baru?" tanyannya pada diri sendiri lalu menatapku. "Dan bagaimana peri ini bisa menemukan peri Flossku?"

"Karena waktu penyerangan itu ia sedang bersamaku. Aku melihatnya melawan Qlue itu untuk menyelamatkanku dan aku mencarinya," jawabku.

Tuan Za' mengerutkan kening pertanda bingung dengan apa yang kuucapkan barusan begitupun dengan Felix yang menyipitkan matanya saat aku berbicara.

Loizh III : ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang